Pengorbanan sia-sia demi gabung Gafatar
Merdeka.com - Satu per satu masyarakat di sejumlah daerah hilang secara misterius. Belakangan diketahui mereka terbang ke Kalimantan untuk bergabung dalam ajaran aliran sesat Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar).
Namun sejak pekan lalu, pemerintah sudah mengendus tempat penampungan mereka selama mengikuti gerakan yang digagas pendiri aliran Al Qiyadah Al Islamiyah, Ahmad Musadeq. Ratusan warga yang hilang di berbagai daerah itu ternyata ada di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat.
Setelah keberadaan mereka terendus, ratusan orang eks anggota Gafatar dipulangkan ke sejumlah daerah. Mulai dari Jakarta, Semarang, Solo, sampai Jawa Timur.
-
Dari mana WNI dipulangkan? Empat di antaranya telah dipulangkan ke Indonesia.
-
Siapa yang dipulangkan ke Filipina? Mary Jane Veloso, yang merupakan terpidana mati dalam kasus penyelundupan narkoba, akhirnya dipulangkan ke Filipina setelah menjalani hukuman selama 14 tahun di Indonesia.
-
Dari mana orang Bekasi diberangkatkan? Pemberangkatan orang-orang Bekasi ini dilakukan melalui beberapa gelombang antara tahun 1897 hingga 1929. Seluruhnya diseberangkan menggunakan kapal laut dari Pelabuhan Tanjung Priok maupun Semarang.
-
Siapa saja yang melarikan diri dari Cilacap? Tak hanya orang Belanda, orang Inggris yang tinggal di Jawa juga berusaha melarikan diri ke Australia lewat Pelabuhan Cilacap.
-
Siapa yang direhabilitasi? Jadi proses asesmen, dan juga rekomendasi asesmen ini tidak datang dari penyidik Polres Metro Jakarta Barat. Tetapi berdasarkan dari rekomendasi asesmen terpadu BNNP DKI Jakarta,' kata Syahduddi saat jumpa pers, Selasa (25/6/2024).
-
Siapa yang datang ke Pelabuhan Karangantu? Saat itu dinasti-dinasti kekaisaran Tiongkok tercatat pernah meramaikan perekonomian Pelabuhan Karangantu, di antaranya Dinasti Tag, Dinasti Sung, Dinasti Yung sampai Dinasti Ming.
Banyak yang menolak dipulangkan ke kampung halaman dengan berbagai alasan. Selain itu, mereka merasa apa yang didapat selama mengikuti aktivitas gerakan itu cukup membuat mereka nyaman. Meski menolak, pemerintah tetap memulangkan mereka agar kembali ke kehidupan normal.
Saat ditemui merdeka.com, sejumlah eks anggota Gafatar bercerita perjuangan mereka sampai ke Kalimantan dan memutuskan mengabdikan diri sebagai anggota. Berikut pengakuan eks anggota Gafatar:
Keluar dari PNS hingga bercerai
Sejumlah mantan anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang dipulangkan dari Kalimantan Barat ke Jakarta sementara waktu tinggal di Panti Sosial Bina Insan II. Meski sudah berada di Jakarta, sebenarnya mereka banyak yang berat hati meninggalkan Kalimantan."Bahkan ada juga yang rela keluar dari pekerjaannya demi pindah ke sana," terang Kepala Panti Sosial Bina Insan II, Harjanto, saat ditemui merdeka.com, Senin (25/1).Banyak pengorbanan lain yang dilakukan para anggota untuk terbang ke Kalimantan dan mendalami gerakan itu. Termasuk rela rumah tangganya hingga pekerjaan hancur."Ada yang sebelum ke sana cerai sama suami, terus ke sana. Ada juga yang jual motor, mobil buat ke Kalimantan. Ada juga yang bela-belain keluar dari PNS kan," tuturnya.
Seorang arsitek pilih jadi petani karena Gafatar
Demi bergabung dengan Gerakan Fajar Nusantara dan terbang ke Kalimantan, banyak anggotanya sampai mengeluarkan dana habis-habisan. Tak cuma itu, anggota mereka juga rela meninggalkan kehidupannya yang terdahulu.Seperti yang dikisahkan ibu Rina Marliawati (38). Adik iparnya, Aras, yang dulunya bekerja sebagai arsitek memilih menjual seluruh asetnya demi hijrah ke Kalimantan dan menjadi petani. Aras juga memboyong keluarga setelah tiga tahun bergabung dalam kelompok Gafatar."Sekitar enam bulan lalu dia pindah ke Kalimantan. Rumah di Bekasi dijual buat ke Kalimantan. Beberapa asetnya dijual, ada juga yang dikasih ke rumah ibu," kata Rina Marliawati (38) saat menjenguk kakak iparnya di Panti Sosial Bina Insan II, Cigeger, Cipayung Jakarta Timur , Senin (25/1).Keluarga baru mengetahui rumah dan aset Aras dijual setelah ia memboyong keluarganya ke Kalimantan. Aras pun tak berpamitan kepada sang ibu kala itu.Dari pengakuan Rina, Aras sempat mengajak keluarga besarnya untuk menganut paham yang baru diyakininya itu. Beruntung tidak ada keluarga lain yang ikut bergabung dalam kelompok Gafatar selain istri dan anak-anaknya.
Tidak mau pulang karena rumah dan aset lainnya sudah dijual
Mayoritas eks anggota Gafatar menolak dipulangkan dari Kalimantan. Salah satu alasan mereka susah meninggalkan Kalimantan karena sudah menjual seluruh asetnya untuk biaya ke Kalimantan."Mereka tidak mau dipulangkan ke kampungnya," terang Kepala Kesbangpol Barsel, Liharfin.Banyak warga yang mendadak menjual asetnya untuk biaya perjalanan ke Kalimantan. Setelah semua asetnya terjual, mendadak warga itu hilang.Kehilangan mereka diketahui bergabung dengan isis.
Sampai tinggalkan orangtua
Enam bulan sudah Sarah (66) tidak bisa menemui anak keduanya berserta menantu dan serta empat cucunya yang ikut dalam kelompok Gafatar. Wajahnya pucat pasi ketika tahu anaknya, Aris (nama samaran) tidak mau menemuinya di Panti Sosial Bina Insan II, Dinas Sosial DKI di Ceger, Cipayung, Jakarta Timur."Maaf yah Bu, orang yang ibu cari memang ada di sini, cuma dia bilang nggak mau ketemu. Katanya, dia dalam keadaan sehat dan baik-baik saja," kata seorang securiti Dinas Sosial kepada Sarah, Senin (25/1).Setelah petugas itu pergi, Sarah tak kuat menahan rasa sakit. Tangisnya pun pecah. Tak tega melihat ibunya menangis, anak ke empat Sarah, Rizal (39) yang menemani langsung memeluk sang ibu dan tersungkur di hadapannya.Tak lama, seorang petugas dinas sosial datang menghampiri Sarah. Dia berjanji akan membujuk Aris agar mau menemui Sarah."Ibu harus kuat yah, saya akan berusaha membujuk supaya ibu bisa ketemu dia," kata petugas itu sambil berusaha menenangkan Sarah.Setelah beberapa saat petugas itu kembali datang dan mengatakan Aris mau ditemui Sarah."Ibu kuat yah jangan pingsan, dia mau ketemu sama ibu sekarang. Siapa yang mau mendampingi?" kata petugas itu lagi.Ditemani Rizal, Sarah pun bergegas masuk menemui anak dan cucunya. Hanya 15 menit Sarah menemui anaknya yang berusia 45 tahun itu. Meski gagal mengajak Aris dan keluarganya pulang, tapi wajah Sarah tampak terlihat lega karena telah menemui anaknya. (mdk/lia)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kisah seorang anak perempuan yang ditolak keluarganya setelah diusir.
Baca SelengkapnyaKapal yang diperbantukan mengangkut pemudik ke Pulau Raas Madura, tidak ditarik tiket atau gratis
Baca Selengkapnya76 Warga binaan narapidana terorisme di Gunung Sindur mengucapkan ikrar setia kepada NKRI
Baca SelengkapnyaMomen Haru Eks Napi Teroris Bebas Bersyarat, Ikrarkan Janji Kembali ke 'Pangkuan Ibu Pertiwi'
Baca SelengkapnyaViral momen polwan kunjungi panti asuhan balita di Semarang, penuh haru.
Baca SelengkapnyaMereka mengaku terpaksa ikut bergabung dalam OPM wilayah Sorong Raya dikarenakan mereka kerap mendapat intimidasi dari pentolan-pentolan OPM.
Baca SelengkapnyaTiga pengungsi rohingya kabur dari gedung Balee Meuseuraya di Aceh saat salat subuh pada Selasa (22/1).
Baca SelengkapnyaKini, orang-orang menyebutnya Kampung Mati Vietnam.
Baca SelengkapnyaSaat musim hujan tiba, kampung itu benar-benar terisolir karena jalan ke sana terhalang aliran air sungai yang deras
Baca Selengkapnyaolisi mendapatkan lima Rohingya tersebut masih di kawasan Tanjung Pura dan langsung membawa ke penampungan kembali.
Baca SelengkapnyaRatusan Pengungsi Rohingya yang awalnya bakal ditampung sementara di Bumi Perkemahan Pramuka Seulawah, Pidie, ditolak warga setempat.
Baca SelengkapnyaTiga narapidana terorisme (napiter) mengucapkan ikrar setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Baca Selengkapnya