Matinya Ribuan Burung Pipit Sudah Terjadi Dua Kali di Desa Pering Gianyar Bali
Merdeka.com - Fenomena matinya ribuan burung Pipit, di Desa Pering, Kecamatan Blabatuh, Kabupaten Gianyar, Bali, masih diteliti oleh Balai Besar Veteriner (BBvet), di Denpasar, Bali.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Gianyar, Made Santiarka, menerangkan, pihaknya masih menunggu hasil penelitian penyebab kematian ribuan burung Pipit itu belum keluar.
"Hasilnya belum diketahui kapan. Karena, teknisnya ada di sana. Tergantung pemeriksaan dianogsanya dengan pemeriksaan," kata Santiarka, saat dihubungi Senin (13/9).
-
Mengapa kepunahan burung meningkat? Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Science ini menekankan peran penting manusia dalam krisis kepunahan burung, yang semakin memburuk dalam beberapa dekade terakhir.
-
Apa yang terjadi pada ekosistem saat burung punah? Kepunahan mereka telah memengaruhi ekosistem, menghilangkan peran mereka dalam penyebaran biji dan regenerasi tanaman di lingkungan alami mereka.
-
Siapa yang bertanggung jawab atas kepunahan burung? Matthews juga menekankan berbagai faktor lain yang mempercepat proses kepunahan burung, termasuk perburuan oleh manusia dan penyakit yang dibawa ke lingkungan baru.
-
Di mana mumi burung ditemukan? Di dalamnya ada mumi seekor burung yang telah lama mati.
-
Kenapa hiu tutul mati di Purworejo? Diduga hiu bernasib malang itu terbawa air pasang. Namun ia tak bisa kembali ke laut karena terkena batu karang.
-
Apa yang terjadi pada burung bangau sebelum bencana? Pada saat bencana gempa dan tsunami Aceh dan Nias terjadi, sebelumnya sudah ada tanda dari burung bangau. Hewan yang biasanya hidup dengan normal di kawasan sekitar pantai ini, mendadak berbondong-bondong terbang menjauh dari area pantai. Padahal sebelumnya mereka tidak pernah melakukan hal itu sebelumnya.
Ia juga menyebutkan, bahwa fenomena matinya ribuan burung Pipit di Desa Pering juga pernah terjadi pada 3 tahun yang lalu, di tempat yang sama dibawa pohon asem tersebut.
"Menurut Kelian Dinas setempat itu, 3 tahun yang lalu perna terjadi peristiwa yang sama, di tempat yang sama. Itu menurut Kelian Dinas di sana," imbuhnya.
Ia juga menyampaikan, bahwa ribuan burung tersebut memang selalu bertengger di dua pohon asem kembar yang berada di kawasan kuburan tersebut.
"Pohon Asem ada berjejer dua, kayaknya kembar asemnya. Tingginya ada 10 meter. Dan (pohon asem itu,) sudah puluhan tahun dan burungnya juga sering sekali tidur di sana, kata warga di sana. Dan sudah dari dulu burungnya hinggap di sana," ungkapnya.
Ia juga menyebutkan, bahwa burung-burung tersebut hanya hingga di dua pohon asem itu. Sementara, di pohon lain tidak dihinggapi. Hal itu, menurutnya karena pohon asem kemungkinan lebih membuat hangat para koloni burung Pipit itu.
"Pohon lain tidak disinggahi. Kadung sudah di sana dan numplek gitu. Mungkin, dia lebih hangat tidur di asem. Katanya penjual burung di kios-kios kebanyakan (jual) tengger itu, berasal dari kayu asem. Mungkin, kayu asem yang disinggahi burung membuat hangat atau bagaimana," katanya.
Ia juga menyatakan, untuk saat ini pihaknya belum berani menyimpulkan atas kematian ribuan burung Pipit itu. Ia hanya menunggu hasil penelitian BBvet.
"Saya tidak mau bilang itu keracunan, karena saya belum ada jawabannya. Menunggu hasil lab (BBvet). Kalau hanya menebak-nebak kan nanti ada yang tersinggung," ujar Santiarka.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bangkai ikan besar ini masih berada di tepi pantai dan menanti tindakan lebih lanjut dari instansi yang berwenang.
Baca SelengkapnyaIni merupakan hiu paus kedua yang ditemukan mati di kawasan itu dalam sebulan terakhir.
Baca SelengkapnyaAhli menyebut kawanan paus tersebut menunjukkan perilaku yang jarang terjadi.
Baca SelengkapnyaBeredar video yang memperlihatkan gerombolan laba-laba bergelantungan di sepanjang kabel tiang listrik di jalanan.
Baca SelengkapnyaTerkait penyebab kematiannya, pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan di laboratorium.
Baca SelengkapnyaJenis paus yang mati terdampar di Alor diduga paus pilot (Globicephala macrorhynchus).
Baca SelengkapnyaBaru buaya titipan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) yang berukuran 3 sampai 5 meter setelah lepas dari penangkaran ditangkap.
Baca SelengkapnyaSeekor paus sperma viral terdampar di Pantai Semawang, Sanur, Denpasar, Bali, Senin (18/12). Mamalia itu sempat akan diobati, namun tidak mampu bertahan.
Baca SelengkapnyaKasus DBD tertinggi yakni Kabupaten Tabanan, Kabupaten Gianyar dan Kabupaten Badung
Baca SelengkapnyaUkuran hiu paus itu panjang total 8,27 meter dan lebar 4,1 meter.
Baca SelengkapnyaBKSDA Jawa Tengah melepasliarkan 25 ekor burung langka ke Papua dan Maluku. Satwa endemik itu umumnya diserahkan warga yang memeliharanya secara ilegal.
Baca SelengkapnyaKambing-kambing ini ditemukan sudah tak bernyawa dengan kondisi mata tercongkel dan kaki terpotong.
Baca Selengkapnya