Mau demo tolak KAA, 3 pria diciduk polisi dekat Masjid Raya Bandung
Merdeka.com - Penyelenggaraan puncak peringatan Konferensi Asia Afrika (KAA) ke-60 di Bandung diwarnai insiden. Polisi mengamankan tiga pria yang diduga akan menyusup dengan membawa selebaran penolakan KAA.
Polisi mengamankan sejumlah lembaran propaganda menolak hajatan 10 tahun sekali tersebut. Tapi tidak ditemukan indikasi membahayakan.
"Ada tiga orang yang sempat diamankan tapi sudah dilepas," kata sumber merdeka.com di Polrestabes Bandung yang merupakan perwira ini, Jumat (24/4) di Jalan Braga.
-
Kapan KAA berlangsung? Konferensi Asia-Afrika yang berlangsung pada 18 sampai 24 April 1955 menghasilkan 10 kesepakatan yang tertuang dalam Dasasila Bandung.
-
Kapan Konferensi Asia Afrika di Bandung? Museum ini adalah memorabilia Konferensi Asia Afrika yang diselenggarakan di Bandung pada 18-24 April 1955.
-
Siapa yang ikut demo? Pada Minggu (17/3), warga di sepanjang Jalan Godean, tepatnya di Desa Sumberarum, Kecamatan Moyudan, Sleman, bersama satuan Jaga Warga mengadakan arak-arakan dengan membawa banner.
-
Siapa saja yang ikut demo? Aksi demo kali ini sangat besar, melibatkan tidak hanya mahasiswa tetapi juga para komika seperti Arie Kriting dan Mamat Alkatiri yang ikut turun berdemo.
-
Siapa yang jadi Sekretaris Jenderal KAA? Mengutip laman resmi Pemkot Bandung, sosok yang memegang peranan pening dalam lancarnya KAA adalah Roeslan Abdulgani.
-
Apa yang diminta oleh massa demo? Dalam aksinya, mereka mendesak DPR dan pemerintah untuk segera mengesahkan Revisi UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa.
Penangkapan berlangsung Kamis (23/4) kemarin. Ketiga pria yang diamankan itu berada di sekitar Masjid Raya Bandung. Polisi masih menginvestigasi maksud penolakan terhadap KAA tersebut.
Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Sulistyo Pudjo Hartono membenarkan adanya dugaan penyusup jelang konferensi tingkat tinggi. Tapi itu dianggap tidak membahayakan. "Sudah enggak ada apa-apa. Orang itu di masjid, ketika ditanya identitas enggak bisa jawab akhirnya kami amankan," jelasnya.
"Jangan petasan dibilang bom, ini masih kondusif," singkatnya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketiga terduga teroris ditangkap berinisial BI, ST dan SQ.
Baca SelengkapnyaReaksi polisi kabur diskak advokat karena debat keras soal halangi bantuan hukum untuk para demonstran yang ditangkap.
Baca SelengkapnyaDemo berlangsung ricuh hingga malam hari. Tembakan gas air mata membuat udara di sekitar lokasi demo membikin sesak dan perih di mata.
Baca SelengkapnyaPonpes Al-Zaytun kembali jadi sasaran demonstrasi warga. Kali ini datang dari Aliansi Santri dan Rakyat Indonesia (ASRI), Kamis (6/7/2023).
Baca SelengkapnyaDemo ini menuntut DPR agar tidak mengesahkan RUU Pilkada.
Baca SelengkapnyaKubu 01 dan 03 menggelar aksi salat dzuhur berjemaah d tengah jalan di depan Patung Kuda Gambir, Jakarta Pusat, Senin (22/4/2024).
Baca SelengkapnyaMereka meneriakkan yel-yel meminta Presiden Joko Widodo alias Jokowi untuk mundur dari jabatannya dan segera pulang ke kampung halaman Solo.
Baca SelengkapnyaTerduga teroris ini berencana melakukan bom bunuh diri di rumah ibadah.
Baca SelengkapnyaKabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indardi mengatakan, mereka yang ditangkap oleh polisi terkait kasus tersebut berjumlah empat orang.
Baca SelengkapnyaPolda Metro Jaya memulangkan 16 pendemo yang ditangkap saat demo berujung ricuh di depan KPU dan DPR/MPR RI
Baca SelengkapnyaPenangkapan tiga anggota polisi karena diduga terkait terorisme, menyusul pengembangan tersangka pegawai KAI.
Baca SelengkapnyaDalam aksinya mereka menuntut untuk menyikapi konflik lahan di Rempang.
Baca Selengkapnya