Mayat wanita berkaos 'Papa+Mama=Aku' ditemukan tak pakai celana
Merdeka.com - Sesosok mayat perempuan ditemukan warga di lahan perkebunan, Kampung Blendung, Desa Blendung, Kecamatan Purwadadi, Kabupaten Subang, Jawa Barat pada Sabtu (25/10) lalu. Diduga mayat berkaos 'Papa+Mama=Aku' adalah korban pembunuhan.
Kasatreskrim Polres Subang AKP Indra Saputra mengatakan, terdapat luka tusuk senjata tajam yang bersarang di tubuh perempuan paruh baya tersebut. "Terdapat tanda-tanda kekerasan atau penganiayaan. Korban kemungkinan dibunuh," ucap Kasatreskrim Polres Subang AKP Indra Maulana saat dihubungi wartawan, Senin (27/10).
Penemuan jasad perempuan di area kebun milik Adul (55) itu diketahui pertama kali oleh seorang pemburu hewan liar, Gantang (32) sekitar pukul 17.30 WIB. Warga yang menemukan sesosok mayat langsung melaporkan kepada aparat berwajib. "Kami tidak menemukan tanda pengenal atau kartu identitasnya," terangnya.
-
Bagaimana mayat itu ditemukan? 'Awalnya saksi melintas di jalan tersebut, saksi menemukan bungkusan kasur yang menghalangi jalan,' kata Kapolresta Tangerang Kombes Pol Baktiar Joko Mujiono di Tangerang.
-
Bagaimana mayat tersebut ditemukan? Awalnya pekerja bangunan yang sedang membongkar taman kosong di sebuah ruko menemukan karung goni yang sebagian tertanam di dalam tanah. Tetapi saat ditarik dari posisinya ternyata berisi tulang belulang diduga kepala manusia.
-
Mayat yang ditemukan itu siapa? 'Terhadap jenazah sudah teridentifikasi dan pengecekan formil oleh penyidik dan diketahui korban inisial N jenis kelamin perempuan dan tinggal di Kecamatan Cikupa,' kata Kasat Reskrim Polres Kota Tangerang Kompol Arief Nazarudin dikonfirmasi, Selasa (12/11).
-
Siapa yang menemukan mayat itu? 'Awalnya saksi melintas di jalan tersebut, saksi menemukan bungkusan kasur yang menghalangi jalan,' kata Kapolresta Tangerang Kombes Pol Baktiar Joko Mujiono di Tangerang.
-
Di mana mayat tersebut ditemukan? Kerangka mayat terbungkus karung goni ditemukan oleh para pekerja bangunan di Kawasan Jalan Simpang Galunggung Kota Malang.
-
Siapa yang menemukan mayat? Mayat tersebut diduga merupakan korban pembunuhan lantaran terdapat luka-luka di tubuhnya. Mayat pertama kali ditemukan oleh petugas kehutanan, Suyitono.
Dijelaskannya, mayat saat ditemukan tidak memakai celana. Wajahnya pun sudah sulit dikenali karena membusuk. "Perkiraan sudah seminggu meninggal dengan keadaan membusuk."
Hingga kini polisi terus menelusuri identitas perempuan tersebut. Ciri-ciri lainnya rambut hitam lurus, tinggi sekitar 150 centimeter. Saat ini lanjut dia, korban berada di RSUD Karawang.
Dia melanjutkan, bagi warga merasa kehilangan anggota keluarganya agar segera menghubungi ke Polsek Purwadadi atau Polres Subang.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat ditemukan tubuh korban kulitnya sudah terkelupas, kepala membusuk dan kedua tangannya terlihat daging.
Baca SelengkapnyaSeorang wanita tanpa identitas ditemukan tewas membusuk dalam peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Selasa (16/1). Kasus ini masih diselidiki polisi.
Baca SelengkapnyaPolisi menyelidiki asal muasal mayat ditemukan dalam peti kemas berukuran 20 kaki tersebut.
Baca SelengkapnyaPenyebab kematian kedua korban masih diselidiki dengan autopsi dan olah TKP.
Baca SelengkapnyaMayat wanita paruh baya itu pertama kali ditemukan warga sekitar yang mencium aroma tidak sedap di sekitar lokasi penemuan.
Baca SelengkapnyaMayat perempuan muda ditemukan sudah dalam keadaan membusuk pada Rabu (25/9) malam.
Baca SelengkapnyaPetugas ekspedisi tidak melaporkan kepada satpam perumahan karena menduga aroma busuk itu bau bangkai binatang.
Baca SelengkapnyaKabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi mengatakan, mayat wanita tanpa kepala itu ditemukan pada 29 Oktober 2024.
Baca SelengkapnyaTetangga Grace, Toto menuturkan, ibu dan anak tewas tinggal tulang itu tidak pernah berkomunikasi dengan tetangga sekitar.
Baca SelengkapnyaNamun polisi belum dapat menyebutkan mengenai penyebab kematian ibu dan anak tersebut.
Baca SelengkapnyaDengan kondisi waktu kematian yang diperkirakan sekitar 2 sampai 10 minggu, tanpa tanda-tanda kekerasan.
Baca SelengkapnyaMenurut dia, pemeriksaan organ dalam juga untuk melihat indikasi korban tewas akibat diracun.
Baca Selengkapnya