Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mayor Sabarudin dan noda hitam perjuangan kemerdekaan

Mayor Sabarudin dan noda hitam perjuangan kemerdekaan Pernak-pernik 17 Agustus mulai hiasi gedung-gedung bertingkat. ©2013 Merdeka.com/Dwi Narwoko

Merdeka.com - Perjuangan kemerdekaan Republik ini adalah proses tirakat panjang. Pilar-pilar negara bernama Indonesia, itu dibangun tertatih-tatih dengan darah orang banyak dari berbagai kelompok dan golongan. Perjuangan mereka itu tak pernah surut, ingin menjadikan republik ini sebagai negara berdaulat penuh di muka bumi ini.

Bicara kemerdekaan Indonesia, ingatan kita seolah kembali diketuk tentang kisah-kisah heroisme perjuangan anak-anak bangsa pada zaman malaise lama. Ada banyak kisah sudah dibukukan, atau sekadar menjadi kisah tutur generasi mendatang.

Anda tentu ingat kisah perjuangan Diponegoro, Cut Nyak Dien, Imam Bonjol, Jenderal Soedirman, atau epos perjuangan anak-anak muda Bandung dalam kisah Bandung Lautan Api dan kisah arek-arek Suroboyo dalam perang 10 November. Tentu masih banyak lagi kisah perjuangan lain, lengkap dengan riwayat tokoh-tokohnya.

Orang lain juga bertanya?

Namun demikian, tak sedikit kisah perjuangan itu meninggalkan noda hitam. Misalnya kisah Mayor Sabarudin. Nama mayor ini cukup ditakuti di Karesidenan Surabaya pada masa perang kemerdekaan. Dia takuti karena terkenal kejam dan bengis.

Sabarudin pernah mengeksekusi secara terbuka seorang bernama Suryo yang dituduh sebagai mata-mata Belanda. Padahal, Suryo merupakan sesama bekas anggota PETA. Eksekusi itu ternyata di latar belakangi dendam pribadi terkait asmara. Antara Sabarudin dan Suryo pernah terlibat persaingan memperebutkan putri Bupati Sidoarjo yang terkenal cantik.

Gadis itu ternyata memilih Suryo karena lulusan OSVIA dan punya pengalaman pergi ke Belanda. Sabarudin tidak terima dan menyimpan dendam kepada Suryo.

Sabarudin kemudian mendapat kesempatan melampiaskan dendam saat menjabat sebagai Komandan Polisi Tentara Keamanan Rakyat (PTKR) Karesidenan Surabaya. Kala itu, Suryo ditangkap oleh pemuda karena diduga mata-mata dan diserahkan ke PTKR. Tetapi, Suryo kemudian dibebaskan lantaran pernah membantu perjuangan Badan Keamanan Rakyat (BKR) pimpinan Moestopo mengambil mitraliur berat kaliber 12,7 mm dan mitraliur kaliber 7,7/303 LE.

Namun demikian, selang dua hari, Sabarudin kembali menangkap Suryo dan tanpa proses hukum ia mengeksekusi musuhnya di Alun-alun Sidoarjo. Anak buahnya kemudian memenggal Suryo.

Sabarudin juga dikenal sering mendatangi Markas BKR Jawa Timur untuk meminta dana perjuangan. Tidak ada yang tahu dana itu digunakan untuk apa.

Akhirnya, bendahara BKR Jawa Timur kala itu Mayor Jenderal Mohammad Mangundiprojo menolak untuk memberikan dana perjuangan kepada Sabarudin. Hal itu memicu Sabarudin menyebar fitnah yang menyebut Mohammad korupsi.

Muhammad kemudian melapor ke Markas Besar Tentara (MBT) di Yogyakarta. Ternyata, Sabarudin memiliki pasukan yang kompak di MBT, sehingga Muhammad justru dianiaya oleh pasukan Sabarudin dan dibawa kembali ke Jawa Timur, tanpa sepengetahuan Perwira MBT.

Kabar itu terdengar hingga ke Presiden, lantas memerintahkan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) Divisi VI pimpinan Soediro untuk menyelamatkan Mohammad. Soediro kemudian memerintahkan Resimen Madiun dan Resimen Kediri untuk mencegat konvoi Sabarudin.

Saat pencegatan di Madiun, konvoi Sabarudin berhasil lolos. Akhirnya, Resimen Kediri pimpinan Surachmad berhasil mencegat di jembatan Kertosono. Mohammad berhasil diselamatkan dan Sabarudin dibiarkan kembali ke markasnya.

Tidak hanya itu, Sabarudin ternyata juga menculik wanita-wanita Belanda untuk dinikahi secara paksa. Sabarudin menyukai wanita-wanita Belanda karena cantik, kemudian dijadikan budak pelampiasan seksnya.

Tingkah Sabarudin membuat Panglima Besar Jenderal Soedirman marah. Ia kemudian memerintahkan pasukan gabungan yang terdiri dari Pasukan Perjuangan Polisi (P3), Pesindo, Hizbullah dan Laskar Minyak menangkap Sabarudin.

Sabarudin berhasil ditangkap atas perintah Soedirman. Gabungan pasukan itu kemudian menjebloskan Sabarudin ke Penjara Wirogunan, Yogyakarta dan menunggu proses persidangan.

Malang tak dapat diduga, proses persidangan terhadap Sabarudin belum juga dijalankan, terjadi Agresi Militer Belanda I. Pada peristiwa itu, Sabarudin lolos dari penjara dan kembali ke Jawa Timur dan mengumpulkan kekuatan sebanyak satu kompi dan mendirikan Laskar Rencong.

Nama Sabarudin menjadi lebih baik berkat peristiwa Pemberontakan PKI Madiun, 18 September 1948. Pasukan Sabarudin mampu melumpuhkan Brigade 29 pimpinan Dachlan yang menjadi kekuatan PKI.

Nama Sabarudin kembali kotor lantaran terjadi insiden yang menewaskan tiga perwira TNI di Kediri. Atas hal itu, Kolonel Sungkono selaku pimpinan tentara di Jawa Timur memerintahkan Corps Polisi Militer (CPM) menangkap Sabarudin. Di tangan pasukan inilah, kisah keberingasan Sabarudin berakhir. (mdk/mtf)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Pria di Makassar Bacok dan Perkosa Selingkuhan, Ibu Korban Dibunuh dan Dibuang ke Sumur
Pria di Makassar Bacok dan Perkosa Selingkuhan, Ibu Korban Dibunuh dan Dibuang ke Sumur

Korban aksi bejat pelaku merupakan dua warga Jalan Muh Yamin Baru Lr 21, Kelurahan Bara-Baraya, Kecamatan Makassar bernama Sabbe (65) dan Tabita (45).

Baca Selengkapnya
Sisi Lain Abraham Samad Mantan Ketua KPK, Suka Berantem untuk Bela Teman yang Tidak Salah
Sisi Lain Abraham Samad Mantan Ketua KPK, Suka Berantem untuk Bela Teman yang Tidak Salah

Ia bak pahlawan bagi teman-temannya yang jadi korban perundungan.

Baca Selengkapnya
Kisah Cinta Tragis Raden Pabelan, Dihukum Mati Karena Nekat Mencintai Putri Raja Pajang, Makamnya Ada di Mal Solo
Kisah Cinta Tragis Raden Pabelan, Dihukum Mati Karena Nekat Mencintai Putri Raja Pajang, Makamnya Ada di Mal Solo

Kasus ini sempat menggegerkan di era kekuasaan Raja Pajang yang dipimpin Sultan Hadiwijaya atau biasa dikenal Mas Karebet.

Baca Selengkapnya
Megawati Jengkel Putusan Kasasi Ferdy Sambo: Hukuman Mati Masuk MA, Eh Kok Dikurangi?
Megawati Jengkel Putusan Kasasi Ferdy Sambo: Hukuman Mati Masuk MA, Eh Kok Dikurangi?

Megawati Soekarnoputri jengkel dengan putusan kasasi Mahkamah Agung (MA) yang membatalkan hukuman mati Ferdy Sambo.

Baca Selengkapnya
Ada di Mana Soeharto Saat  Momen Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945?
Ada di Mana Soeharto Saat Momen Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945?

Ini kesaksian Soeharto saat revolusi terjadi. Apa yang sedang dikerjakannya?

Baca Selengkapnya
VIDEO: Janji Satrio Casis Bintara Kepada Kapolri Usai Jadi Polisi: Ingin Berantas Begal!
VIDEO: Janji Satrio Casis Bintara Kepada Kapolri Usai Jadi Polisi: Ingin Berantas Begal!

Pemuda 19 tahun itu mengaku sangat mengidolakan Aipda Ambarita.

Baca Selengkapnya
Kisah Ratu Sakti, Raja Pajajaran yang Paling Dilaknat karena Bunuh Orang Tanpa Alasan
Kisah Ratu Sakti, Raja Pajajaran yang Paling Dilaknat karena Bunuh Orang Tanpa Alasan

Akibat tindakannya ini, kerajaan Pajajaran saat itu mulai mengalami kemunduran hingga memasuki zaman pralaya atau jahiliyah.

Baca Selengkapnya
Sosok Merari Siregar, Sastrawan Asal Tapanuli yang Hidup dalam Ketatnya Adat dan Kawin Paksa
Sosok Merari Siregar, Sastrawan Asal Tapanuli yang Hidup dalam Ketatnya Adat dan Kawin Paksa

Sastrawan satu ini menciptkan novel "Azab dan Sengsara" menceritakan ketatnya sistem adat di daerahnya yang ditulis dengan corak penulisan baru.

Baca Selengkapnya
Ibas Minta Panglima TNI Jamin Kasus Paspampres Aniaya Pemuda Aceh Transparan: Harus Berkeadilan
Ibas Minta Panglima TNI Jamin Kasus Paspampres Aniaya Pemuda Aceh Transparan: Harus Berkeadilan

Ibas mengutuk keras kasus penculikan dan penganiayaan Paspampres terhadap pemuda Aceh.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Ahli Militer Ungkap Pergerakan TNI Kucing-Kucingan dengan KKB Papua
VIDEO: Ahli Militer Ungkap Pergerakan TNI Kucing-Kucingan dengan KKB Papua

Peneliti dan Ahli Militer Made Tony Supriatna menjelaskan terkait daerah separatis KKB. Ia mengatakan pergerakan TNI dan KKB 'main kucing-kucingan'

Baca Selengkapnya
Pemberontakan PETA 14 Februari 1945, Berikut Sejarahnya
Pemberontakan PETA 14 Februari 1945, Berikut Sejarahnya

Tentara Pembela Tanah Air (PETA) merupakan pasukan militer yang aktif selama Perang Dunia II di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Sederet Pembunuhan Sadis Sepanjang Bulan Oktober 2024, Motif Pelaku Tak Segan-Segan Habisi Korban
Sederet Pembunuhan Sadis Sepanjang Bulan Oktober 2024, Motif Pelaku Tak Segan-Segan Habisi Korban

Dirangkum Merdeka.com, tercatat setidaknya ada 5 peristiwa pembunuhan sadis yang terjadi di sejumlah wilayah

Baca Selengkapnya