Mayoritas warga khawatir dengan intoleransi di sepanjang Pilgub DKI
Merdeka.com - Populi Center mencatat sebanyak 71 persen warga DKI Jakarta merasa khawatir dengan sikap intoleransi yang terjadi sepanjang Pilgub DKI. Bahkan, perpanjangan masa kampanye bagi para calon Gubernur tidak banyak berkontribusi dalam pendidikan politik masyarakat.
"Yang ada malah masyarakat makin intoleran dengan memainkan isu SARA yang mengkhawatirkan," kata Peneliti Populi Center, Usep S Ahyar dalam sebuah diskusi di Kantor Setara Institute, Jakarta, Kamis (23/3).
Bukan hanya itu, Usep mengatakan sepanjang masa kampanye berita bohong atau hoax banyak dimunculkan ke media sosial. Termasuk, munculnya sebuah opini yang dimainkan oleh pihak-pihak tertentu untuk menarik kepercayaan masyarakat.
-
Mengapa Pilkada DKI 2017 menarik perhatian? Pilkada DKI 2017 menjadi salah satu pemilihan kepala daerah yang menarik perhatian. Saat itu, pemilihan diisi oleh calon-calon kuat seperti Basuki Tjahaja Purnama, Anies Baswedan, dan Agus Harimurti Yudhoyono.
-
Siapa yang menyebarkan informasi hoaks itu? Yayuk memastikan akun Instagram bernama BP2MI dengan centang hijau yang menyebarkan informasi tersebut bukan akun resmi milik BP2MI.
-
Siapa yang menyebarkan hoaks ini? 'Berita yang menyebar itu adalah hoaks yang sengaja dihembuskan oleh OPM dan simpatisannya. Justru saat ini aparat TNI dari Yonif 527 membantu melaksanakan pengamanan RSUD Madi Paniai karena adanya pengaduan dari masyarakat bahwa gerombolan OPM akan membakar RSUD tersebut,' katanya dalam keterangan tertulisnya, Minggu (26/5).
-
Bagaimana cara Pilkada DKI 2017? Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (disingkat Pilgub DKI 2017) dilaksanakan pada dua tahap, yaitu tahap pertama di tanggal 15 Februari 2017 dan tahap kedua tanggal 19 April 2017 dengan tujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.
-
Siapa yang menyebarkan hoaks tentang Partai Perubahan? Usai pernyataan Anies yang ingin mendirikan partai baru, di media sosial beredar Anies membentuk Partai Perubahan dan mengimbau masyarakat untuk ikut bergabung bersama partai barunya.
-
Apa yang membuat netizen salah paham? Netizen heboh, awalnya mereka mengira suami Ria Ricis sedang dibaptis.
"Makanya saya pernah bilang memperpanjang kampanye, sama dengan memperpanjang tawuran," ujarnya.
Usep menambahkan, jelang putaran dua Pilgub DKI politik identitas pun semakin menguat. Hal itu terbukti dari adanya imbauan-imbauan kepada warga untuk memilih pemimpin berdasarkan identitas agama.
"Padahal kan dalam bernegara agama tertentu tidak ada hirarki, datanya nominal kalau dalam bahasa statistik," ucap dia.
Sementara itu, peneliti Setara Institute Bonar Tigor Naipospos mengatakan bila semua temuan itu menunjukkan adanya pergeseran sosial di Jakarta. Menurut dia, warga DKI mulai tutup mata soal keberagaman di Indonesia.
"Warga mestinya sadar keberagaman adalah keniscayaan. Makanya kenapa ada Bhinneka Tunggal Ika," pungkas Bonar.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berita hoaks didominasi oleh isu kesehatan, pemerintahan, penipuan dan politik di luar pada isu-isu lain
Baca SelengkapnyaPersoalan politik uang menempati posisi pertama di angka 37,2 persen.
Baca SelengkapnyaHoaks masih menjadi ancaman nyata jelang pemilu. Masyarakat pun masih banyak yang "terjangkit" hoaks.
Baca SelengkapnyaMengajak masyarakat khususnya para pemilih pemula untuk tidak mudah percaya dengan informasi hoaks
Baca SelengkapnyaFenomena ini dikhawatirkan akan berdampak buruk pada kualitas proses demokrasi hingga berpotensi menimbulkan konflik antar pendukung calon kepala daerah.
Baca SelengkapnyaMasyarakat harus memiliki pemikiran kritis dalam membaca berita.
Baca SelengkapnyaKerawanan tinggi potensial terjadi pada tahapan kampanye dan proses pemungutan suara.
Baca SelengkapnyaBawaslu Bali fokus memantau penyebaran isu-isu yang muncul di Pulau Dewata.
Baca SelengkapnyaPolisi memantau dan mendeteksi konten-konten hoaks yang dapat mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat.
Baca SelengkapnyaSituasi panas yang terjadi di ruang publik berpotensi disusupi agenda politik tertentu
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menyebut masih banyak media online yang tidak memiliki dewan redaksi.
Baca SelengkapnyaTanpa hoaks politik, tanpa isu sara dan politik identitas merupakan salah kunci suksesnya Pilkada yang aman, damai dan sejuk.
Baca Selengkapnya