Mbah Gotho manusia tertua asal Sragen senang bisa mendengar lagi
Merdeka.com - Manusia tertua asal Sragen Indonesia, Suparman (145) alias Sodimejo atau akrab disapa Mbah Gotho menerima alat bantu pendengaran dari program 'So Indonesia May Hear'. Penyerahan alat bantu dengar dari Starkey Foundation tersebut secara simbolis dilakukan oleh Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo usai upacara Hari Kesehatan Nasional di balai kota setempat, Senin (14/11).
Panitia acara yang juga Sekretaris PMI Solo Sumartono Hadinoto mengatakan, penyerahan alat bantu dengar untuk Mbah Gotho dilakukan secara bersamaan dengan 1426 penerima lainnya.
"Bantuan 1426 alat bantu dengar untuk masyarakat Solo ini tanpa syarat usia, atau pun penyebab gangguan pendengaranya, baik bawaan lahir maupun karena sakit. Pembagian alat dengar ini melalui tiga fase. Pada fase pertama sudah dilakukan screening dan pemeriksaan telinga pada tanggal 7 Agustus hingga 9 Agustus di Pendapi Gede Balai Kota. Untuk fase kedua, pembagian alat bantu dengar sesuai dengan hasil pengukuran di fase pertama. Sedangkan fase ketiga berupa monitoring atau pengecekan," ujar Sumartono saat ditemui di lokasi.
-
Apa yang Mbah Sugiyarno pakai selama 40 tahun? Mbah Sugiyarno (76) merupakan warga Desa Semanggi, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora. Pria paruh baya itu sudah menggunakan topi laken antik berbahan tunggak kayu jati Blora sejak tahun 1983. Terhitung sejak saat itu hingga kini, Mbah Sugiyarno sudah memakai topi laken selama 40 tahun.
-
Siapa kakek yang jago bahasa? Thanh mulai belajar bahasa asing sejak kecil, dia belajar bahasa Inggris yang kemudian dilanjutkan dengan bahasa Prancis, sebelum akhirnya belajar bahasa Mandarin saat dewasa.
-
Siapa yang menemani Mbah Soyo di gubuknya? Saat Jejak Richard mengunjungi gubuk itu, kebetulan istrinya juga datang. Sang istri datang dengan membawa nasi beserta makanan yang disimpan di dalam panci.'Ini makanan saya bawa dari bawah. Ada terong dan sayur lodeh. Ini juga ada keripik tempe,' kata Ibu Karsi, istri Mbah Soyo.
-
Bagaimana Mbah Sugiyarno mendapatkan ilmunya? Banyak ilmu hidup yang diperoleh Mbah Sugiyarno sejak memakai topi antik itu.
-
Kenapa Agung bisa jawab pertanyaan Bu Guru? Agung : Ma, tadi di sekolah Agung bisa jawab pertanyaan Bu Guru loh.Mama : Oh ya? Hebat dong kamu. Itu baru anak mama. Memangnya Bu Guru tanya apa?
-
Apa yang membuat Mbah Soyo tetap semangat? Usia Mbah Soyo sendiri sudah lanjut. Namun ia masih terlihat bersemangat dalam menjalani kesehariannya di gubuk itu.
Usai dipasangkan alat, Mbah Gotho mengaku senang karena bisa berkomunikasi dengan lancar.
"Seneng mas, krungu iki," ucap Mbah Gotho singkat.
Suryono (46), cucu Mbah Gotho pun merasa bahagia, karena tak perlu lagi berteriak saat berbicara dengan kakeknya. "Seneng banget mas, simbah sudah bisa denger. Dulu paling susah komunikasi. Sekarang lumayan normal," katanya.
Kegiatan pemasangan alat bantu dengar merupakan program Starkey Foundation melalui PT ABDI kerja sama dengan Kemensos RI, Pemkot Solo, PMI Solo, PMS, Lions Club Solo Bengawan, Lions Club Mustika. Lions Club Solo Putri, Lions Club Solo Centenial, Persatuan Dokter THT dan Komunitas HORE Solo.
Juru bicara Komunitas HORE, Veronica Lahji mengatakan ide awal pemasangan alat bantu dengar berasal dari sejumlah anggota komunitas yang di antaranya merupakan jurnalis. Dengan pemasangan alat bantu dengar diharapkan bisa memperlancar komunikasi antara Mbah Gotho dengan keluarga, lingkungan maupun media.
"Ide ini disetujui oleh keluarga dan langsung kita konsultasikan dengan Pak Martono (Sumartono Hadinoto) dari PMI. Dan beliau setuju untuk menyampaikan ke PT ABDI. Kami juga akan menyerahkan sedikit donasi untuk Mbah Gotho," pungkas Veronica.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tak banyak yang tahu, Mbah Harjo Mislan Jemaah haji tertua se-Indonesia pernah ikut perang melawan Belanda.
Baca SelengkapnyaSosoknya mulai menjadi sorotan usai tetangganya mengabadikan tindakan terpuji sekaligus profesi mulianya ini.
Baca SelengkapnyaSudah banyak pelajaran hidup yang ia peroleh sejak memakai topi antiknya.
Baca SelengkapnyaBagi Mbah Suparni, menjaga pikiran adalah kunci agar kondisi jiwa raga tetap sehat.
Baca SelengkapnyaKondisi terkini pria dulu ODGJ yang sempat dirayu Ganjar Pranowo untuk melepaskan kalung rantai seberat 0.5 kwintal di lehernya.
Baca SelengkapnyaSampai saat ini di usianya yang senja, ia masih gigih untuk mengasah kemampuannya melengkingkan suara dalam melantunkan beluk.
Baca SelengkapnyaIa berangkat haji didampingi anak, menantu, dan besannya.
Baca SelengkapnyaKeterbatasan tak menghalangi semangat pria paruh baya ini untuk berbagi ilmu.
Baca SelengkapnyaMbah Soyo sudah 35 tahun tinggal menyendiri di puncak bukit. Dia tinggal di sana untuk menjaga lahan pertaniannya dari serangan kera
Baca SelengkapnyaMbah Tukiran berusia sekitar 30 tahun saat Bung Karno pidato di Alun-Alun Trenggalek. Kakek yang kini berusia 100 tahun itu ungkap isi pidato Bung Karno.
Baca SelengkapnyaMomen jenderal TNI (Purn) Dudung Abdurachman bertemu dengan pengamen yang sudah dikenalnya dari Letkol.
Baca Selengkapnya