Ingin mati, Mbah Gotho sudah siapkan batu nisan sejak 30 tahun lalu

Merdeka.com - Mempunyai usia panjang, sudah lumrah menjadi doa dan harapan setiap umat manusia. Namun jika dikaruniai usia yang terlalu panjang, terkadang membuat manusia jenuh dan ingin mati.

Hal itulah yang saat ini dirasakan manusia tertua di dunia, Sodimejo alias Saparman alias Mbah Gotho, warga Desa Cemeng, Kecamatan Sambungmacan, Sragen sejak lama. Saat ini Mbah Gotho tak mempunyai keinginan apapun kecuali mati.

Keinginan untuk mati Mbah Gotho sudah dirasakan puluhan tahun lalu. Dia merasa sudah tidak memiliki teman lagi di dunia ini.

"Rencang kulo pun mboten wonten kabeh, pingine mung mati kula niki (teman saya sudah tidak ada semua, inginnya mati saja)," ujar Mbah Gotho, saat ditemui merdeka.com, Kamis (1/9).

Batu Nisan Mbah Gotho ©2016 merdeka.com/arie sunaryo

Keinginan untuk mati tersebut dia buktikan dengan menyiapkan sebuah batu nisan berwarna krem bertuliskan Sodimejo. Batu nisan itu dia beli dan ditaruh di teras rumah sejak 30 tahun lalu. Kemudian papan kayu sebagai bahan peti mati juga sudah Mbah Gotho beli. Demikian juga sebuah kapling tanah di pemakaman desa sudah disiapkan sejak lama.

Sodimejo mengaku menyiapkan semuanya sendiri. Dia tak ingin merepotkan anak cucunya, saat dipanggil Yang Kuasa nanti.

"Empun kula siapke kabeh candi niku, kayu terbelo, kalih nggen ten kuburan mrika. (Sudah saya siapkan semua batu nisan, kayu peti mati, dan tempat di kuburan sana)," tuturnya.

Mbah Gotho ©2016 merdeka.com/arie sunaryo

Suwarti, salah satu cucu Sodimejo membenarkan hal tersebut. Kakek kesayangannya tersebut sudah berulang kali berkata ingin mati. Semua sudah disiapkan sendiri.

"Simbah itu sudah bosen hidup, pinginnya mati. Tapi beliau itu tidak pernah merepotkan anak cucunya. Semua bisa dilakukan sendiri," pungkasnya.

Mbah Gotho ©2016 merdeka.com/arie sunaryo