Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Megawati ingatkan Utut jadi pimpinan DPR tak arogan merasa PDIP mayoritas

Megawati ingatkan Utut jadi pimpinan DPR tak arogan merasa PDIP mayoritas Megawati buka pameran arsip Konferensi Asia Afrika. ©2018 Merdeka.com/Hari Ariyanti

Merdeka.com - Presiden kelima Megawati Soekarnoputri mengingatkan pimpinan DPR dari PDIP agar jangan sombong dan arogan. Saat ini PDIP memiliki perwakilan dalam kursi pimpinan DPR yaitu Utut Adianto yang belum lama ini dilantik.

Dalam kesempatan itu juga hadir Utut Adianto dan beberapa politisi PDIP lainnya seperti Masinton Pasaribu dan Rieke Diah Pitaloka. Megawati mengatakan dirinya sebagai ketua partai dengan suara mayoritas di parlemen bisa saja berlaku arogan. Tetapi sifat seperti itu tak patut dipelihara.

"Di sini ada Wakil Ketua DPR. Saya bilang pada Pak Utut jangan pernah mengatakan saya mayoritas. Kalau bisa bicara dengan pimpinan DPR lainnya secara musyawarah mufakat," kata Megawati saat menghadiri acara peringatan 63 tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) di Gedung LIPI, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Selasa (17/4).

Megawati mengatakan musyawarah mufakat menjadi esensial dan harus dilakukan para pemimpin dalam menyelesaikan persoalan bangsa. Ia pun mengatakan belakangan muncul pemikiran dari politisi bahwa Indonesia akan runtuh dalam beberapa tahun ke depan. Hal itu menurutnya sebuah gejala post truth atau hiperealitas yang hanya didasarkan pada asumsi.

"Saya sering berpikir kenapa orang bisa mengatakan seperti itu," kata dia.

Dalam kesempatan itu, Megawati juga menceritakan pengalamannya menjadi delegasi Indonesia termuda saat mengikuti konferensi tingkat tinggi (KTT) Gerakan Non Blok (GNB) pertama pada tahun 1961 di Beograd. Saat itu ia baru berusia 14 tahun dan duduk di dekat ayahnya Presiden pertama Soekarno dan PM India Jawaharlal Nehru.

"Saya dijadikan resmi sebagai delegasi termuda waktu itu. Waktu itu saya berperan, bayangkan saya duduk dekat Bung Karno dan Nehru dan saya merasa usia saya menjadi lebih tua dan saya masih berpikir tadi yang saya omongkan apa ya? Dan begitulah saya diberi pelajaran oleh ayah saya untuk mengetahui sejarah politik internasional," kenangnya.

Sebelum KTT pertama GNB, Megawati juga saksi sejarah saat berlangsung KAA di Bandung pada tahun 1955 dimana saat itu ia baru berusia delapan tahun. Kemudian saat Bung Karno berpidato di PBB yang menyuarakan secara lantang penentangannya terhadap imperialisme dan kolonialisme, Megawati berusia 13 tahun.

"Saya hadir hanya ketika KTT Non Blok. Kedua (peristiwa) lainnya saya dengar dari ayah saya," katanya.

Keterlibatannya dalam peristiwa sejarah penting dunia itu turut membentuk karakternya dalam berpolitik. Ia pun mengungkapkan kerinduannya pada perdebatan argumentatif para pemimpin bangsa.

"Seperti yang saya saksikan, ikuti, dan catat langsung ketika itu antara tokoh-tokoh GNB dimana perdebatan penuh martabat dan saling menghormati, rasional dan penuh bela rasa," jelasnya.

(mdk/eko)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Airlangga Mundur dari Ketum Golkar, Megawati Khawatirkan Kehidupan Demokrasi ke Depan
Airlangga Mundur dari Ketum Golkar, Megawati Khawatirkan Kehidupan Demokrasi ke Depan

Airlangga Hartarto resmi mengundurkan diri sebagai Ketua Umum Partai Golkar.

Baca Selengkapnya
Megawati: Jangan Rakyat Dipecah-pecah Hanya karena Ingin Langgengkan Kekuasaan
Megawati: Jangan Rakyat Dipecah-pecah Hanya karena Ingin Langgengkan Kekuasaan

Megawati meminta relawannya tidak takut menghadapi intimidasi dari lawan politik maupun aparat penegak hukum.

Baca Selengkapnya
Megawati Soal Sikap Politik PDIP: Pasti Ditunggu Iki, Gue Mainin Dulu Dong
Megawati Soal Sikap Politik PDIP: Pasti Ditunggu Iki, Gue Mainin Dulu Dong

Megawati tidak menyatakan secara gamblang menyatakan sikap politik dari PDIP

Baca Selengkapnya
Airlangga Balas Megawati: Orde Baru Chapter yang Sudah Lewat
Airlangga Balas Megawati: Orde Baru Chapter yang Sudah Lewat

Airlangga menyatakan bahwa saat ini sudah masuk orde reformasi.

Baca Selengkapnya
Pengamat Ungkap Alasan Jokowi Tak Mungkin Ambil Alih PDIP
Pengamat Ungkap Alasan Jokowi Tak Mungkin Ambil Alih PDIP

Pernyataan Megawati tersebut digaungkan berkaitan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Namun, Efriza menilai sulit jika Jokowi ingin mengambil alih PDIP.

Baca Selengkapnya
Puan Ingatkan Bicara Jangan Keras-Keras soal Intimidasi, Megawati: No!
Puan Ingatkan Bicara Jangan Keras-Keras soal Intimidasi, Megawati: No!

Megawati kesal melihat banyak rakyat mendapat intimidasi

Baca Selengkapnya
VIDEO: Megawati Tegas, Rakyat Jangan Diintimidasi Seperti Dulu Lagi!
VIDEO: Megawati Tegas, Rakyat Jangan Diintimidasi Seperti Dulu Lagi!

Megawati mengingatkan pemerintah agar rakyat jangan diintimidasi seperti zaman dulu.

Baca Selengkapnya
Megawati Prihatin Sindir Konflik Partai Sebelah
Megawati Prihatin Sindir Konflik Partai Sebelah

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyinggung keprihatinan konflik yang terjadi di tubuh partai politik.

Baca Selengkapnya
Beda dengan Megawati, Puan Sebut Tak Ada yang Mau Ambil Alih PDIP
Beda dengan Megawati, Puan Sebut Tak Ada yang Mau Ambil Alih PDIP

Pernyataan Puan berbeda dengan Megawati yang menyebut ada yang mau mengambil alih PDIP.

Baca Selengkapnya
PDIP Tunggu Keputusan Megawati, Jadi Oposisi Atau Koalisi di Pemerintahan Prabowo
PDIP Tunggu Keputusan Megawati, Jadi Oposisi Atau Koalisi di Pemerintahan Prabowo

"Itu akan diputuskan dalam ibu Megawati Soekarnoputri termasuk di dalam kongres yang akan datang," kata Hasto

Baca Selengkapnya
Megawati Tidak Panik Hadapi Koalisi Besar
Megawati Tidak Panik Hadapi Koalisi Besar

Megawati merasa tidak perlu melawan opini negatif kepada dirinya dan PDIP.

Baca Selengkapnya
PDIP Hormati PPP dan Perindo Gabung Koalisi Indonesia Maju
PDIP Hormati PPP dan Perindo Gabung Koalisi Indonesia Maju

PDIP menghargai setiap keputusan pimpinan partai politik (parpol) dalam memilih mitra koalisi

Baca Selengkapnya