Megawati: Jangan anggap sejarah rongsokan
Merdeka.com - Presiden Republik Indonesia ke 5, Megawati Soekarnoputri meminta kepada kaum muda, jangan sekali-kali menganggap sejarah sebagai barang rongsokan. Hal itu dia sampaikan saat dianugerahi gelar doktor honoris causa di Universitas Padjadjaran Bandung.
"Jangan anggap sejarah rongsokan. Tahun 2019 saya meyakini lahirnya generasi baru, termasuk dalam ranah politik. Tidak dapat saya bayangkan dampaknya, apabila generasi muda yang menjadi penentu masa depan bangsa adalah generasi muda yang historia," ujar Megawati dalam orasi ilmiahnya di Universitas Padjajaran, Rabu (25/5).
Bagi Megawati, sejarah merupakan harta karun yang begitu berharga. Menjadi pekerjaan rumah untuk terus melakukan penggalian kebenaran sejarah bangsa ini. Mempelajari sejarah bukan berarti sekadar mengingat peristiwa atau periodisasi dalam sejarah.
-
Mengapa harta karun ini penting? Penemuan tersebut diperkirakan bernilai lebih dari Rp 2 miliar rupiah.
-
Mengapa harta karun itu penting? 'Hubungan antara emas dan besi sangatlah penting, karena kedua elemen tersebut memiliki nilai simbolis dan sosial yang besar,' salah satu penulis senior studi tersebut, Ignacio Montero-Ruiz, mengatakan kepada Live Science.
-
Mengapa artefak ini penting? Dalam sebuah pernyataan pers, Universitas Innsbruck mengatakan relik ini memiliki makna luar biasa karena kelangkaannya di antara artefak Kristen awal.
-
Mengapa batangan perak dianggap sebagai harta karun? Artefak apa pun yang mengandung setidaknya 10 persen logam mulia dan tidak memiliki pemilik yang dapat dilacak dianggap sebagai harta karun, menurut undang-undang tersebut.
-
Mengapa artefak tersebut penting? 'Artefak ini adalah karya unik Bogazkoy. Untuk pertama kalinya, kita dihadapkan pada sebuah karya yang dihias dengan pemandangan yang dibuat dengan begitu rumit dan indah.
Tak hanya itu, mempelajari sejarah adalah memahami tentang pemikiran, nilai, keyakinan, dan keseluruhan dialektika yang terjadi di setiap peristiwa penting di masa lalu atas dasar kebenaran sejarah.
"Memahami kebenaran sejarah memerlukan pisau analisis yang disebut proses berpikir kritis yaitu tesis anti tesis yang kemudian menyatu dalam sintesis. Itulah dialektika dalam filsafat, filsafat dialektika," paparnya.
Megawati memaparkan, kunci dalam proses berpikir dialektis harus diawali dari pikiran dan perkataan yang jujur. Jujur sejak dalam pikiran. Sebab, ada bagi manusia, sesungguhnya dimulai sejak dalam pikiran.
"Cogito ergo sum, aku berpikir maka aku ada. Tanpa kejujuran dalam pikir dan kata, tidak akan ada dialektika, artinya tidak akan pernah bangsa ini menemukan kebenaran sejarah yang sejati. Dengan kata lain, bangsa ini tidak akan pernah menemukan jati dirinya," papar dia.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mulanya Megawati menceritakan dirinya yang tengah mengkhayal seandainya pada saat itu hidup seveteran dengan ayahnya Bung Karno.
Baca SelengkapnyaMegawati pernah bertanya kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) perihal kalimat Indonesia Maju yang digunakan sebagai tagline di pemerintahannya saat ini.
Baca SelengkapnyaPameran yang berjudul "Patung dan Aktivisme" ini menceritakan sejarah kelam bangsa yang terjadi di masa Orde Lama, Orde Baru, hingga Reformasi.
Baca Selengkapnya"Mereka banyak saksi-saksi hidup, yang sampai saat ini berdiam diri. Semua menjadi wajah gelap demokrasi," kata Megawat
Baca SelengkapnyaRocky menceritakan pengalamannya saat berkunjung ke Museum Louvre di Paris beberapa waktu lalu dan melihat lukisan asli Mona Lisa.
Baca SelengkapnyaKetua Dewan Pengarah BPIP Megawati Soekarnoputri mengungkapkan alasannya sering meneriakkan kata merdeka.
Baca SelengkapnyaMegawati minta generasi muda tidak terlena dengan adanya kemajuan teknologi yang ada saat ini.
Baca SelengkapnyaSudirman Said memuji Megawati sebagai seorang pencari bakat dalam pemerintahan.
Baca SelengkapnyaMegawati merasa jengkel dengan para penguasa yang bertindak seperti zaman orde baru.
Baca SelengkapnyaGanjar mengutarakan pelajaran yang dapat dipetik dari kunjungannya ke Rumah Sejarah Rengasdengklok di Karawang, Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaDia pun meminta kepada pihak-pihak yang ingin memurukkan nama Bung Karno agar kembali mempelajari sejarah.
Baca Selengkapnya"Bahwa berbagai manipulasi hukum kembali terjadi. Itu semua akibat praktik kekuasaan yang telah mengabaikan kebenaran," kata Megawati
Baca Selengkapnya