Megawati: Pancasila Bangsa Indonesia Hanya Satu, Tidak Dua dan Tiga

Merdeka.com - Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Megawati Soekarnoputri mengatakan, sejak Indonesia merdeka pada 1945, Pancasila ditetapkan sebagai sebuah dasar negara. Dalam sejarah terdapat tiga rumusan dasar negara yang disebutkan Pancasila.

Pertama, kata Mega, yaitu rumusan konsep dari Presiden pertama Negara Kesatuan Republik Indonesia, Soekarno atau Bung Karno yang disampaikan pada 1 Juni 1945 di sidang Dokuritsu Junbi Cosakai atau Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).

Setelah itu kedua, yaitu rumusan panitia sembilan yang juga diketuai Bung Karno pada 22 Juni 1945 pada piagam Jakarta.

Kemudian rumusan final pada pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang disahkan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada 18 Agustus 1945 yang juga diketuai Bung Karno.

"Namun Pancasila bangsa Indonesia hanya ada satu, tidak ada dua, juga tidak ada tiga, yaitu Pancasila," katanya dalam video yang diunggah Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dalam akun instagramnya, Selasa (1/6).

Sebagaimana, kata Mega, sila-silanya termaktub dalam alinea keempat pembukaan UUD 1945. Kemudian proses pembentukannya dimulai dari pidato Bung Karno pada tanggal 1 Juni 1945, dan berkembang dalam naskah piagam Jakarta tanggal 22 Juni 1945 oleh Panitia sembilan hingga tercapai konsensus nasional pada 18 Agustus 1945 oleh panitia persiapan kemerdekaan.

"Sehingga keseluruhan proses tersebut harusnya selalu kita maknai, sebagai satu kesatuan proses lahirnya pancasila sebagai dasar negara oleh para pendiri bangsa," ungkapnya.

Dengan adanya dokumen otentik sejarah tersebut, kata Mega pembentukan Pancasila sebagai dasar negara, Bung Karno memiliki peran yang strategis yang disebut sebagai causa prima lahirnya Pancasila dasar negara Indonesia merdeka.

"Sekali lagi, selamat hari lahir pancasila yang ke-76. Mari camkan dan amalkan pancasila dalam tindakan yang bersatu secara bersama-sama bergotong royong dalam sebuah kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara demi Indonesia yang tangguh," tutupnya.