Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Jomblo seumur hidup, Tan Malaka hanya 3 kali jatuh cinta

Jomblo seumur hidup, Tan Malaka hanya 3 kali jatuh cinta Tan Malaka. Buku Tan Malaka, Gerakan Kiri dan Revolusi Indonesia

Merdeka.com - 14 Februari dikenal sebagai hari kasih sayang atau Valentine. Pada hari itu, umat manusia biasanya menunjukkan rasa kasih dan cintanya kepada sang pasangan.

Ada kisah menarik dari pahlawan nasional Tan Malaka soal dunia percintaan. Tan Malaka dikenal sebagai seorang revolusioner yang kesepian. Sang revolusioner seumur hidupnya diketahui tak pernah menikah.

Meski demikian bukan berarti pria kelahiran Suliki, Sumatera Barat, itu tak pernah jatuh cinta kepada wanita. Tan Malaka pernah ditanya oleh salah seorang pengikutnya, Adam Malik, soal dunia percintaan.

"Apa Bung pernah jatuh cinta?," tanya Adam Malik yang di era Orde Baru pernah menjabat sebagai Wapres dalam buku 'Mengabdi Kepada Republik'.

Mendapat pertanyaan, Tan Malaka pun menjawabnya. Tan mengakui pernah jatuh cinta kepada wanita.

"Pernah. Tiga kali malahan. Sekali di Belanda. Sekali di Filipina dan sekali lagi di Indonesia. Tapi semuanya itu katakanlah hanya cinta yang tidak sampai, perhatian saya terlalu besar untuk perjuangan (Indonesia)," jawab Tan Malaka .

Pernyataan Tan yang lebih mementingkan perjuangan ketimbang percintaan itu diamini oleh SK Trimurti, istri dari Sajoeti Melik. Dalam buku 'Tan Malaka: Gerakan Kiri dan Revolusi Indonesia' Karya Harry A Poeze, menyebutkan alasan Tan Malaka tak menikah.

"Ia ( Tan Malaka ) tidak kawin karena perkawinan akan membelokannya dari perjuangan. Ia bersikap penuh hormat terhadap perempuan. Ia juga tak pernah berbicara tentang perempuan dalam makna seksual. Dari sudut ini ia seorang yang bersih," kata SK Trimurti yang menjalin hubungan baik saat Tan Malaka tinggal di rumah Soebardjo pasca proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945

Namun berdasarkan pengakuan Tan Malaka soal tiga kisah cintanya di tiga negara itu, kita bisa telusuri siapa saja wanita penakluk hati Tan itu. Dalam buku 'Tan Malaka: Pahlawan Besar yang Dilupakan Sejarah', di Indonesia, Tan pernah jatuh cinta kepada satu-satunya siswi perempuan di sekolahnya, yakni Syarifah Nawawi.

Namun cinta itu bertepuk sebelah tangan. Syarifah akhirnya menikah dengan R.A.A. Wiranatakoesoema, Bupati Cianjur yang saat itu sudah memiliki lima orang anak.

Tan Malaka juga pernah memiliki kedekatan dengan Paramitha 'Jo' Abdurrachman pasca Proklamasi Kemerdekaan RI. Paramitha berkenalan dengan Tan Malaka saat masih tinggal di rumah Soebardjo, Menteri Luar Negeri RI pertama, tahun 1945. Tan sangat menyukai kepintaran Pramitha bermain piano.

Setelah Tan Malaka tak lagi tinggal di rumah Soebardjo, Paramitha masih kerap bertemu dengannya. Paramitha memiliki rasa kasih dan cinta terhadap Tan Malaka . Ia kerap berbincang lama dan memberi perhatian lebih kepada Tan.

Kedekatan keduanya bahkan mengakibatkan teman-teman menduga Paramitha bertunangan dengan Tan Malaka . Namun, keduanya tak sampai menuju pernikahan.

Di Belanda, Tan Malaka juga dikabarkan pernah menjalin hubungan dengan gadis Belanda bernama Fenny Struyvenberg. Mahasiswa kedokteran itu bahkan kerap datang ke rumah sewa yang ditinggali Tan Malaka .

Sementara soal Filipina, Tan Malaka dalam biografinya "Dari Penjara ke Penjara Jilid I' sempat menyinggung kedekatannya dengan seorang gadis Filipina bernama Carmen. Saat itu Tan Malaka berada di Canton, China, dan ingin pindah ke Filipina untuk beristirahat dan memulihkan sakit yang dialaminya.

Namun, untuk masuk ke Filipina bukanlah hal yang mudah. Hukum keimigrasian Amerika Serikat di Filipina amat ketat. Hal itu membuat Tan Malaka memutar otaknya mencari akal untuk bisa masuk ke negara bekas wilayah Majapahit itu.

Tan Malaka lantas mendapat pengetahuan cara untuk masuk ke Filipina dan belajar bahasa Tagalog dari Nona Carmen di sebuah asrama Filipina yang terletak di Hong Kong. Tan Malaka mengambarkan letak Canton dan Hong Kong hanya dipisahkan oleh sungai.

Nona Carmen adalah anak dari bekas pemberontak di Filipina dan rektor Universitas Manila. Dia mengelola asrama itu bersama ibunya. Nona Carmen mengajarkan soal tata cara hidup sebagai orang Filipina dan sebagainya kepada Tan Malaka .

Alhasil, semua pelajaran dan informasi yang diberikan itu membawa Tan Malaka sukses melewati segala macam pemeriksaan untuk masuk ke Filipina. Namun sayang kedekatan antara Tan Malaka dan Nona Carmen tak gamblang dijelaskan.

Hingga akhir hayatnya, Tan Malaka tak pernah menikah. Sang Patjar Merah mencurahkan seluruh hidupnya untuk negara dan kaum proletar. (mdk/dan)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Komika Arafah Rianti Blak-blakan Lagi Sayang-sayangnya Ditinggal Nikah 'Sudah Beda Jalan'
Komika Arafah Rianti Blak-blakan Lagi Sayang-sayangnya Ditinggal Nikah 'Sudah Beda Jalan'

Beberapa kali menjalin kasih, komika berusia 26 tahun itu harus gigit jari lantaran hubungannya berujung kandas.

Baca Selengkapnya