Melihat aksi personel Brimob jinakkan ular berbisa
Merdeka.com - Tidak hanya handal dalam urusan teror bom, pasukan Brigade Mobil (Brimob) Polri juga memiliki kemampuan dalam urusan penanganan ular berbisa. Para personelnya sebagian sejak dini dibekali pemahaman dan penanganan reptil melata berbisa itu selama di lapangan.
"Tim Search and rescue (SAR) diberikan materi penanganan ular, salah satu pembekalan untuk survival," kata Ipda Slamet Subagio di Markas Komando Brimob Apeldento, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, Rabu (2/9).
Slamet sendiri adalah salah satu personel yang memiliki kemampuan tersebut. Dia memamerkan kelihaiannya dalam penanganan ular berbisa di Lapangan Tembak Mako Brimob. Kemampuanya sudah tidak diragukan lagi, bahkan sangat fasih dalam urusan penanganan ular berbisa.
-
Gimana cara mengusir ular? 'Maka sunnah Nabi SAW untuk mengusirnya tiga kali. 'Katakan 'Keluarlah', tiga kali diusir,' ungkap Ustadz Khalid.
-
Apa yang dilakukan warga saat menangkap ular? Warga hanya menggunakan tali tambang dan kain lap untuk menangkap ular yang bertenaga besar itu dan agar tidak lepas dari pegangan.
-
Bagaimana prajurit TNI menangkap biawak tersebut? Saat berada digenggaman tangan sang prajurit, biawak itu nampak brutal dan mencoba untuk melarikan diri.
-
Hewan apa saja yang berbisa selain ular? Hewan berbisa yang umum kita ketahui adalah ular. Faktanya, masih banyak hewan-hewan lain yang juga sangat berbisa. Dalam kategori hewan paling berbisa di dunia, kita akan menemui laba-laba, semut, ubur-ubur, hingga siput.
-
Dimana ular ditemukan? Brooke Bonilla, wanita asal Texas ini kebelet untuk ke kamar mandi pada tengah malam. Tetapi, alangkah kagetnya Brooke saat membuka penutup WCnya, ada ular sedang mengawasinya.
-
Bagaimana ular kobra itu ditangkap? Video yang diunggah oleh Stellenbosch Snake Removals menunjukkan momen ketika penangkap ular Emile Rossouw datang untuk menangkap ular tersebut. Rossouw berhasil mengeluarkan ular kobra berbisa itu dari bawah bantal.
Aksinya sangat berani hingga membuat deg-degan yang melihatnya. Betapa seekor ular king kobra dengan mulutnya yang mendesis menjadi mainannya, bahkan dicium di kepalanya. Aksinya tanpa pelindung, kecuali topi dan kain yang digunakan sebagai pembungkus salah satu ular.
"Sebagian jenis ular menjadi konsumsi teman-teman saat di hutan," katanya.
Kini, Slamet menjadi bagian dalam sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat seputar tentang ular. Materinya diberikan kepada masyarakat umum dan sekolah-sekolah yang ditunjuk.
"Edukasi itu untuk mengenalkan kalau binatang juga punya hak hidup. Karena seperti diketahui, selama ini kalau ketemu ular pasti dibunuh," katanya.
Materi yang diberikan di antaranya upaya keselamatan dan keamanan, serta penyadaran. Saat bertemu dengan ular, baik berbisa maupun tidak harus dilakukan tindakan-tindakan yang tepat.
"Kalau tidak berkenan memelihara bisa diserahkan ke kebun binatang atau para pecinta ular," katanya.
Selama pemeliharaan harus juga diperhatikan perlakuannya, di antaranya harus dipinggirkan dari hewan ternak. Karena saat lapar, apapun yang ada di depan ular akan dimakan. Karena itu harus benar perlakuannya agar tidak membahayakan manusia dan juga ularnya.
"Kalau ular dibunuh secara terus-menerus akan merusak ekosistem. Akhirnya tikus merajalela memakan padi di sawah, karena adanya ketidakseimbangan populasi," tegasnya.
Slamet sudah 2 tahun mendalami seputar tentang ular, diawali ketika bertugas di Kompi Kediri. Saat itu masyarakat risau karena hewan piaraannya kerap hilang, akhirnya ditemukan ular sepanjang 4 meter.
Sejak saat itu, Slamet memiliki keberanian menangkap ular dan membagikan tips saat menjadi korban gigitan atau lilitan ular. Penanganan antara lilitan ular berbisa dan tidak berbisa sangat berbeda.
"Ular punya kemampuan untuk memastikan korbannya mati atau hidup. Sampai detak jantung korbannya tidak berdetak," katanya.
Selain itu seekor ular juga memiliki bentuk gigi menghadap ke dalam. Sehingga saat digigit tidak boleh panik apalagi ditarik, karena justru akan membuat otot atau kulit rusak.
"Ambil dan cari bagian ekor, dan berusaha lepas dari ekornya," tegasnya.
Sementara Febrian, seorang Keeper Venom yang menjadi partner Slamet, meminta masyarakat menghindar jika menemui ular berbisa, terutama jenis king cobra.
"Tidak dianjurkan dibuat permainan. Mencari tongkat kayu untuk mengusirnya atau memanggil orang yang ahli. Kalau sudah tergigit, segera diberikan pertolongan pertama dan dibawa ke dokter," katanya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Begini suasana latihan ala anggota Brimob yang dikenal keras sampai ditembaki laras panjang.
Baca SelengkapnyaBegini aksi kompak emak-emak menangkap ular piton besar di kebun. Banjir pujian warganet seketika.
Baca SelengkapnyaMomen kocak terekam memperlihatkan prajurit TNI berwajah sangar lari terbirit-birit karena merasa ketakutan.
Baca SelengkapnyaKemunculan ular tersebut sontak menghebohkan warga sekitar.
Baca SelengkapnyaSebuah video yang diunggah oleh akun Tiktok @pujiprayitno_21 memperlihatkan seorang jenderal polisi bintang 1 melatih bela diri anggota berpangkat bintara
Baca SelengkapnyaSeekor ular piton besar muncul dan menggegerkan warga Jalan Krakatau, Kelurahan Jatirasa, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi.
Baca SelengkapnyaTim penyelamat juga berjalan di atas dua papan yang menghubungkan jalan perumahan warga.
Baca SelengkapnyaMomen para sniper Indonesia dan Jerman latihan bersama di hutan selama 10 hari.
Baca SelengkapnyaDua orang petugas menggunakan tongkat penjepit untuk menangkap ular kobra
Baca SelengkapnyaAksi ini seakan mencerminkan betapa pentingnya peran petugas pemadam kebakaran yang berhasil memberikan rasa aman dan mengatasi berbagai tantangan sehari-hari.
Baca SelengkapnyaPetugas pemadam kebakaran nampak 'bertarung' dengan ular tersebut di atas atap.
Baca SelengkapnyaKapolda dan Wakapolda Banten melakukan aksi penyamaran di hutan dengan pakaian lengkap dan berhasil melepaskan tembakan beberapa kali.
Baca Selengkapnya