Meliput di Balai Kota Tangsel, Jurnalis Lokal Diintimidasi Peserta Unjuk Rasa
Merdeka.com - Jurnalis kembali mendapat perlakuan tak menyenangkan. Kali menimpa Eka Huda Rizki, dari media online lokal Tangerang Selatan saat meliput unjuk rasa organisasi masa Forum Betawi Rempug (FBR) yang dilakukan di Balai Kota Tangsel, di Jalan Maruga, Ciputat, Selasa (3/12/2019) kemarin.
Saat itu, Eka yang baru saja meliput kegiatan di Balai Kota Tangsel, mendekati masa sambil mengarahkan kamera ponsel miliknya, untuk mengabadikan momen penggerudukan massa ormas ke Balaikota tersebut.
"Itu saya alami kemarin, awalnya saya lagi di masjid Pemkot, tiba-tiba ada puluhan anggota ormas FBR mendatangi pemkot Tangsel, saya dengan sejumlah wartawan lainnya langsung mendekat ke kerumunan mau meliput," ucap dia, Rabu (4/12/2019).
-
Siapa yang memberi klarifikasi ke Sekjen PDIP? Effendi Simbolon memberi klarifikasi ke Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto terkait ucapannya mendukung Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
-
Apa yang diminta Komnas HAM dari Polda Jabar? 'Sebagai salah satu upaya dalam memastikan penegakan hukum atas kasus tersebut, Komnas HAM kembali meminta keterangan Polda Jawa Barat,' kata Uli dalam keteranganya, Selasa (21/5).
-
Siapa yang melaporkan kasus ini? Pembeli dan korban pengeroyokan saat saat jual beli mobil, Ahmad Paisal Siregar melaporkan penjual R Acoka ke Polres Metro Jakarta Timur karena diduga telah melakukan penipuan sekaligus penganiayaan massal.
-
Apa yang terjadi di Polres Solok Selatan? Kabag Ops Polres Solok Selatan AKP Dadang Iskandar tega menembak mat temannya sendiri, Kasat Reskrim Solok Selatan AKP Ryanto Ulil Anshar.
-
Bagaimana Polresta Pekanbaru kawal surat suara? Personel Polresta Pekanbaru mengawal ketat pendistribusian logistik berupa surat suara Pemilu 2024. Logistik itu dipastikan aman hingga sampai ke gudang logistik KPU Pekanbaru, Jalan Kaharuddin Nasution.
-
Apa yang dikritik petugas damkar kepada Wakil Wali Kota Depok? 'Pak, ini lembaga masyarakat dan uang dari masyarakat ya, pak. Apa gunanya undang-undang transparansi anggaran, pak. Harus terbuka, dong untuk masyarakat. Uang masyarakat, pak,'
Eka yang kemudian berada pada posisi paling depan dari kerumunan ormas, kemudian mengarahkan kamera HP untuk memfoto situasi di Balaikota. Namun belum sempat mengambil gambar dengan kamera HP miliknya, Eka malah diteriaki oknum Ormas FBR.
"Saya berniat memfoto dengan HP, tapi kemudian ada yang teriak 'woi ngapain foto-foto' sambil deketin saya, padahal saya belum ambil foto mereka, saya juga dikejar beberapa anggota ormas FBR itu dan saya sudah bilang kalau saya dari media ingin meliput," katanya.
"Saya katakan berkali-kali belum ada foto yang terambil, tapi mereka tidak percaya, ya saya minta mereka periksa sendiri, tangan saya juga agak dipelintir waktu itu," terangnya.
Eka juga mengatakan bahwa sebelum dikerumuni beberapa anggota ormas FBR, ia dirangkul oleh dua anggota ormas FBR lainnya utuk diamankan dan dibawa menjauh dari puluhan anggota ormas tersebut.
"Saya di rangkul diamankan sama dua orang anggota ormas FBR lain dan di bawa ke masjid, saat dibawa ke masjid beberapa orang anggota ormas FBR masih mengejar saya dan tarik tangan saya sampai ada bekas luka cakar," imbuhnya.
Atas kejadian ini, Eka sudah melaporkan ke pihak kepolisian resor Tangerang Selatan agar bisa diusut hingga tuntas.
"Saya ditemani dari kantor membuat laporan Polisi, inginnya tidak ada lagi kejadian kasar dan intimidasi seperti ini kepada wartawan, ini agar menjadi pelajaran saya dan semua pihak," tukas dia.
Sementara itu, Wakapolres Tangerang Selatan, Kompol Didik Putro Kuncoro membenarkan ada laporan resmi dari saksi korban. Untuk itu, pihaknya berharap pekerja media di Tangsel, juga sama-sama mengawal kasus kekerasan tersebut.
"Kita akan transparan dalam melaksanakan proses penyelidikan dan penyidikan," katanya Rabu (4/12).
"Saya minta tolong kepada rekan-rekan untuk mengawal kasus ini. Kita sama-sama mengawal kasus ini, kita sama2 mengawal kasus ini," tegasnya.
Didik berharap kedepan dan seterusnya kemitraan polisi dengan jurnalis bisa terus terjalin.
"Besar harapan saya kepada rekan-rekan sekalian bisa mengerti tolong bantu kami juga," harapnya.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kericuhan terjadi usai sidang vonis SYL di PN Tipikor
Baca SelengkapnyaKompolnas sudah melayangkan surat klarifikasi kepada Kapolda Sulsel. Namun belum direspons.
Baca SelengkapnyaKorban dihalang-halangi saat melakuan peliputan. Telepon genggam dirampas dan di banting oleh orang tak dikenal (OTK).
Baca SelengkapnyaKetua AJI Jakarta, Afwan Purwanto mengatakan kasus kali ini merupakan kasus kekerasan terhadap jurnalis yang terus berulang menjelang tahun politik 2024.
Baca SelengkapnyaNinik pun meminta kepada siapapun agar memahami dan bisa menghormati kerja-kerja dari jurnalis.
Baca SelengkapnyaTerungkapnya dugaan keterlibatan wartawan dalam mengintervensi kasus ini bermula dari pengakuan seorang kerabat keluarga korban berinisial S.
Baca SelengkapnyaJurnalis televisi diduga menjadi korban penganiayaan saat meliput demo menolak revisi UU Pilkada di depan Gedung DPRD Jabar
Baca SelengkapnyaMenjadi jurnalis perempuan yang meliput sepak bola bak dua mata pisau berlawanan. Pada satu sisi bisa memperoleh kemudahan, tapi bisa juga jadi korban kekerasan
Baca SelengkapnyaAkibat kejadian itu, kaki dan bahu kiri wartawan tersebut sakit terlebih kakinya pernah cidera dan bagian paha kirinya masih terpasang pen.
Baca SelengkapnyaKabar terakhir, Koptu HB sudah diperiksa. Tetapi hingga kini status hukum terhadapnya masih mengambang.
Baca SelengkapnyaPerkara ini awalnya telah dilakukan upaya perdamaian antara kedua belah pihak. Hanya saja tidak menemui titik terang
Baca SelengkapnyaSatu dari tiga warga dikabarkan meregang nyawa diduga akibat tertembak polisi
Baca Selengkapnya