Memahami meme dari kacamata budaya
Merdeka.com - Pengamat budaya digital ITB, Yasraf Amir Piliang, mengatakan meme berkembang dalam masyarakat informasi atau information society di era digital. Era ini dicirikan dengan maraknya penggunaan komputer dan internet berikut produk turunannya seperti media sosial; Facebook, Twitter, Instagram dan lainnya.
Penulis buku Bayang-bayang Tuhan: Agama dan Imajinasi, ini mengartikan meme sebagai informasi budaya, sejenis ide, gagasan atau konsep. Sebagai informasi budaya, meme cepat sekali menyebar dan berkembang biak dalam bentuk gambar, kalimat, grafik dan simbol lainnya.
"Satu meme bisa berkembang ratusan ribu bahkan mungkin jutaan dengan makna atau konteks yang sudah berbeda dari turunan awalnya. Meme cepat pindah dari satu orang atau medium ke orang atau medium lain," ujarnya.
-
Apa dampak memutarbalikkan fakta? Merusak Kepercayaan: Kebiasaan memutar balikan fakta akan membuat orang lain sulit mempercayai pelaku. Ketika kebenaran akhirnya terungkap, orang-orang di sekitarnya akan merasa dikhianati, sehingga kepercayaan mereka terhadap pelaku hilang.
-
Kenapa orang suka memutarbalikkan fakta? Orang yang sering memutar balikan fakta adalah salah satu ciri utama dari perilaku manipulatif. Mereka menggunakan taktik ini untuk mengendalikan persepsi orang lain, agar situasi terlihat sesuai dengan keinginan mereka.
-
Mengapa klaim gambar hoax ini keliru? Melansir dari reuters, The Economist tidak menerbitkan sampul yang menggambarkan Presiden AS Joe Biden bermain catur dengan Vladimir Putin, dengan judul yang memperingatkan tentang perang nuklir yang 'tak terelakkan' antara keduanya.
-
Kenapa informasi yang salah berbahaya? 'Sering kali orang terdekat justru memberikan informasi yang tidak terbukti kebenarannya sehingga menghalangi para pejuang kanker payudara mendapatkan pengobatan lanjutan,' jelasnya.
-
Bagaimana cara membedakan hoaks dengan berita asli? Jika dilihat lebih detail, ada sejumlah kejanggalan yang terlihat pada layout unggahan tersebut dengan tampilan pada situs asli Liputan6.com. Satu di antaranya yaitu perbedaan font tulisan, struktur tanda baca, serta tata letak penulisan, nama penulis, dan tanggal unggahan artikel.
-
Siapa saja yang bisa melakukan kebohongan? Individu yang cenderung berbohong akan menunjukkan ciri-ciri kebohongan yang jelas.
Perkembangbiakan meme tak terhingga. Wajah Presiden Jokowi yang tersenyum bisa diubah dengan berbagai ekspresi mulai dari menyeringai, marah, sedih dan seterusnya. "Meme merupakan satu bentuk ide yang beranak pinak menjadi ribuan bahkan jutaan ide," katanya.
Dampak positif dan negatif meme, menurut dia tergantung tujuan pengguna dan pembuat meme sendiri. Bagi orang-orang kreatif, meme bisa menjadi bisa positif. Contohnya, kata dia, banyak orang-orang kreatif yang terinspirasi dengan hadirnya internet, misalnya membuat tas-tas unik atau memperdalam hobi.
"Sebagai gagasan, meme bisa dikembangkan ke arah positif, misalnya ke arah fungsional. Contohnya untuk mengembangkan gagasan yang melahirkan ide-ide kreatif hingga menjadi produk atau komoditi," terangnya.
Meme bisa bersifat distortif atau memalsukan, membuat informasi yang awalnya asli menjadi palsu atau sebaliknya yang konsekuensinya sulit membedakan informasi mana yang benar dan tidak benar. Dalam konteks politik, hukum, keagamaan, kondisi tersebut berbahaya. "Karena orang akan sulit membuat hirarki kebenaran, mana paling benar, sedang, kurang benar."
Hal itu dapat dilihat pada Pilpres lalu di mana meme banyak digunakan tim sukses untuk menjatuhkan lawan. Seorang pembohong dimanipulasi sebagai orang jujur lewat meme yang penuh dengan tokoh dengan citra jujur, misalnya tokoh-tokoh yang dianggap baik atau agamawan.
Cara ini membuat citra si pembohong tertutupi dengan citra para tokoh jujur tersebut. "Sebaliknya orang jujur bisa di-bully lewat meme yang menggambarkan dia sebagai sosok yang jahat dan penipu," ungkapnya.
Jumlah pengguna internet di Indonesia memang cukup besar. Sehingga efek meme menjadi besar pula. Berbeda dengan di negara yang kurang memiliki akses internet. Kendati demikian, kata dia, perkembangan meme tergantung dari pembuat atau pengguna. "Tapi kecenderungannya di kita meme dipakai untuk mem-bully, menghina, melecehkan, menggunjing, dan kegiatan tidak produktif lainnya," katanya. (mdk/mtf)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masyarakat harus memiliki pemikiran kritis dalam membaca berita.
Baca SelengkapnyaDengan memahami fakta, kita dapat lebih kritis dalam menilai informasi yang kita terima dan membedakan antara informasi yang dapat diandalkan dan yang tidak.
Baca SelengkapnyaBerikut penjelasan lengkap mengenai teknologi DeepFake AI yang sedang viral.
Baca SelengkapnyaTerdapat beragam tanda yang perlu diperhatikan dari orang yang sering memutar balikan fakta.
Baca SelengkapnyaTeori Konspirasi dan Kebencian di Seputar Penembakan Donald Trump, Dari Rekayasa Sampai Salah Nama Pelaku
Baca SelengkapnyaMenurut Bery, hoaks menggunakan kecerdasan buatan memang sudah cukup meresahkan.
Baca SelengkapnyaMemiliki pendidikan lebih baik dan kepintaran tidak membuat seseorang dijamin kebal dari penipuan. Kenali mengapa mereka tetap rentan menjadi korban tipuan ini:
Baca SelengkapnyaBeberapa jam setelah serangan Hamas ke Israel, X atau Twitter dibanjiri video dan foto hoaks serta informasi menyesatkan tentang perang di Gaza.
Baca SelengkapnyaDengan mengikuti tips ini, diharapkan masyarakat akan semakin waspada terhadap konten hoaks di media sosial yang berpotensi menyesatkan jelang Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaSejarah dan mitos merupakan dua konsep yang memiliki perbedaan jelas.
Baca SelengkapnyaPeningkatan akses informasi lebih mudah, memilih sumber informasi yang kredibel, hingga menganalisis data dari berbagai sudut pandang dirasa sangat penting.
Baca SelengkapnyaHoaks dapat memecah belah persatuan bangsa, mengganggu stabilitas politik.
Baca Selengkapnya