Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Memanfaatkan jejaring sosial untuk promosi bisnis

Memanfaatkan jejaring sosial untuk promosi bisnis Tim Maskoolin. ©2014 Merdeka.com

Merdeka.com - Suara klik kerap terdengar di komputer seorang kawan bernama Jaka. Sembari jemarinya terus bermain di atas keyboard, dua bola matanya memperlihatkan pandangan menyelidik ke arah layar monitor.

Jari-jari itu hanya berhenti saat tangannya menuju mouse untuk menimbulkan lagi bunyi klik dan kemudian kembali mata itu fokus ke layar monitor.

"Gue lagi mau beli sepatu nih. Banyak pilihan kalau dicari di internet. Tadi ada link-nya di facebook," ujar Jaka antusias.

Ya, Facebook dan beberapa media sosial lainnya telah menjelma menjadi media promosi online yang efektif bagi sebuah bisnis. Mengapa? Sebab, efisiensi membuat layanan internet menjadi pilihan khalayak dalam mendapatkan informasi.

Internet, menurut sebuah survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), memiliki jumlah pengguna di Indonesia tahun 2013 mencapai sekitar 80 juta orang, atau sekitar 30 persen dari total penduduk Indonesia. Tahun ini, diprediksi akan mencapai angka 107 juta pengguna, atau meningkat sekitar 31 persen. Dan mencapai 139 juta pengguna di tahun 2015, atau sekitar 50 persen dari keseluruhan penduduk Indonesia. Data ini menunjukkan potensi bisnis online di Indonesia masih sangat besar.

Direktur Pelayanan Informasi Internasional Kominfo, Selamatta Sembiring, menilai, masyarakat di Tanah Air sangat tergila-gila buat eksis di dunia maya. Alhasil fungsi lain Internet di negara ini agak terpinggirkan.

"Kemajuan teknologi internet ini digunakan untuk sekadar update status atau juga saling menimpali komentar atau foto yang diunggah ke Facebook dan Twitter," ungkapnya.

Data Global Web Index Survei turut menegaskan bahwa Indonesia merupakan negara yang warganya tergila-gila dengan media sosial.

Persentase aktivitas jejaring sosial Indonesia mencapai 79,72 persen, tertinggi di Asia, mengalahkan Filipina (78 persen), Malaysia (72 persen), China (67 persen). Bahkan, negara Asia dengan teknologi Internet maju pemanfaatan media sosialnya rendah, contohnya Korea Selatan (49 persen) atau Jepang (30 persen).

Secara khusus, lembaga survei Brand24 bahkan menahbiskan Jakarta sebagai ibu kota media sosial di dunia. Beberapa media sosial yang menjadi 'raja' di Indonesia di antaranya Facebook dan Twitter.

Facebook memiliki rata-rata pengaksesnya mencapai 65 juta orang warga Indonesia per bulan. Twitter, menurut data brand24, dari 10,6 miliar twit saban detik, 2,4 persen disumbangkan oleh pengguna asal Jakarta saja.

Potensi ini tentu tidak disia-siakan oleh para wirausahawan Indonesia meraup untung. Salah satunya, Ilham Syafrialdi co-founder dari situs belanja www.maskool.in.

Situs yang mulai menggunakan media sosial sejak 2012 ini, sudah mencatatkan pertumbuhan omzet mencapai 21 persen per bulan. "Pengaruh media sosial bagi kami cukup besar, karena untuk start-up branding paling efektif dan efisien adalah melalui media sosial," jelasnya pada merdeka.com di Jakarta, Jumat (17/1).

Maskool.in, lanjutnya, sejauh ini telah menggunakan lima media sosial sebagai alat promosi yakni facebook, twitter, instagram, tumblr, dan blog. Facebook menjadi pemberi andil terbesar dari pemasukan situs yang bernaung di bawah PT Rocktokom Ritel Busana ini.

"Melalui facebook kita bisa setting untuk promosi yang tepat sasaran, sehingga opportunity-nya jauh lebih besar," tuturnya.

Ilham menambahkan maskool.in mengusung aspek nasionalisme dalam menarik minat calon pembeli. Dengan tagline 'Kami mengumpulkan produk brand lokal terbaik dan mengirimkannya ke tempat anda kapan saja', dia berharap dapat menyelamatkan karya anak bangsa dari gempuran barang impor.

"Brand lokal dengan kualitas yang tidak kalah dari produk impor, dengan harga yang terjangkau dan hampir semua produknya diskon, itulah strategi dari maskoolin," ungkap dia.

Ke depan, dia justru berencana melakukan 'serangan balik' dengan ekspansi produk di pasar internasional dengan tujuan beberapa negara dunia. Rencana bisnis ini akan dijalankan pada triwulan II tahun ini.

"Kami coba untuk membuktikan bahwa produk-produk lokal apakah bisa diterima di pasar internasional. Jika memang bisa, tentunya akan terbukti secara kualitas memang tidak kalah," tutupnya.

Seperti diketahui, kegemaran masyarakat Indonesia menggunakan produk impor telah memperkaya korporasi asing. Perusahaan asal China, Lenovo, jadi salah satunya.

Dikutip dari Hispanic Business, menurut President Lenovo untuk Asia-Pasific sekaligus Senior VP dari Lenovo GroupLenovo Milko Duijil, Indonesia memiliki andil dalam menjadikan perusahaan mereka sebagai penghasil komputer nomor satu dan menduduki urutan 4 sebagai produsen smartphone dunia.

"Thailand dan Indonesia adalah dua negara yang sangat potensial dan strategis di Asia Tenggara. Hal tersebut dibuktikan dengan suksesnya penjualan baik produk mobile atau juga komputer," jelas Milko.

Terhitung sejak kuartal ketiga tahun 2013, Lenovo berhasil menduduki peringkat keempat dunia mengungguli BlackBerry dan Nokia sebagai produsen smartphone.

Tidak hanya itu, menurut fakta analisis dari Gartner, sampai pertengahan tahun ini, Lenovo juga menasbihkan diri sebagai produsen penghasil PC nomor satu dunia.

Anomali produk dalam negeri ialah barang-barang dagangan milik anak bangsa justru menjadi primadona di luar negeri. Di negara tetangga Malaysia, produk Indonesia justru sudah merambah dari pedagang besar hingga eceran.

Tak hanya di Malaysia, produk nasional juga laku di negara lain. Seperti produk jamu Tolak Angin salah satunya. (mdk/hhw)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Pelaku Judi Online Lebih Sering Transaksi Pakai E-Wallet
Pelaku Judi Online Lebih Sering Transaksi Pakai E-Wallet

Transaksi pejudi online di e-wallet paling rendah Rp100.000.

Baca Selengkapnya
Telkom Tawarkan Kampanye Digital Dukung Pungutan Wisatawan Asing di Bali
Telkom Tawarkan Kampanye Digital Dukung Pungutan Wisatawan Asing di Bali

Telkom siap berkolaborasi mendukung langkah Pemprov Bali menerapkan pungutan bagi wisatawan asing.

Baca Selengkapnya
Platform Lokal S.id Dikunjungi 1 Miliar Visitor, Mampu Bersaing dengan Platform Global
Platform Lokal S.id Dikunjungi 1 Miliar Visitor, Mampu Bersaing dengan Platform Global

Platform karya anak bangsa S.id telah dikunjungi 1 miliar visitors dalam waktu 1,5 tahun. Pengguna aktif datang dari guru dan pelaku UMKM.

Baca Selengkapnya
Terungkap, Ini Alasan Masyarakat Indonesia Terjun ke Investasi Kripto
Terungkap, Ini Alasan Masyarakat Indonesia Terjun ke Investasi Kripto

Selain menggali alasan masyarakat masuk ke pasar kripto, survei Indodax juga mencari tahu preferensi masyarakat akan platform kripto yang mereka percaya.

Baca Selengkapnya
Kalodata Targetkan Kenaikan Pengguna 2 Kali Lipat pada 2025, Begini Strateginya
Kalodata Targetkan Kenaikan Pengguna 2 Kali Lipat pada 2025, Begini Strateginya

Perusahaan analisa data untuk social commerce pede bisa merengkuh pengguna dua kali lipat pada 2025.

Baca Selengkapnya
Ada Digitalisasi, TV Masih Jadi Pilihan Perusahaan untuk Pasarkan Iklan
Ada Digitalisasi, TV Masih Jadi Pilihan Perusahaan untuk Pasarkan Iklan

Banyak perusahaan yang masih mengandalkan TV sebagai media iklan.

Baca Selengkapnya
Menkominfo Budi Arie Akui Hoaks Makin Merajalela Jelang Pemilu
Menkominfo Budi Arie Akui Hoaks Makin Merajalela Jelang Pemilu

Daftar platform ini paling banyak sebar hoaks terlebih jelang pemilu.

Baca Selengkapnya
Warga Indonesia Sering Belanja Online di Enam Marketplace ini, Apa saja?
Warga Indonesia Sering Belanja Online di Enam Marketplace ini, Apa saja?

GMV adalah nilai pengukuran dari total penjualan barang dalam jangka waktu tertentu yang umumnya digunakan pada marketplace, ecommerce, atau online shop.

Baca Selengkapnya