Membaca Strategi Anies Baswedan, Percaya Diri Bakal Unggul di Kandang Banteng
Merdeka.com - Bakal Calon Presiden (Bacapres) Koalisi Perubahan, Anies Baswedan percaya diri bakal unggul di Jawa Tengah, Jawa Timur hingga Yogyakarta.
"Ramadhan kemarin saya dapat kesempatan berkeliling Jatijaya. Saya menjalani tirakat mendengar. Bukan berbicara. Mendengar," kata Anies Baswedan saat perayaan Milad ke-21 PKS di Kota Yogyakarta, Kamis (18/5) kala itu.
Lantas, bagaimana strategi Anies Baswedan untuk mewujudkan hal itu?
-
Siapa yang disebut bakal jadi cawapres Anies? Nama Yenny sebelumnya disebut sebagai bakal calon wakil presiden untuk mendampingi Anies Baswedan.
-
Anies yakin apa yang akan terjadi di Jawa Tengah? 'Saya rasa nuansa perubahan itu semakin terasa. Menginkan perubahan. Dan itu kemudian menonjol,' kata Anies usai acara Istighosah Kubro Masyayich & Alumni Pondok Pesantren di Semarang, Jawa Tengah, Minggu (24/12).
-
Apa nama lengkap Anies Baswedan? Anies Baswedan, dengan nama lengkap Anies Rasyid Baswedan, merupakan salah satu kandidat presiden untuk tahun 2024, dilahirkan di Kuningan pada tanggal 7 Mei 1969.
-
Apa yang disinggung Anies Baswedan? Anies Baswedan menyinggung soal pemimpin yang tidak memenuhi janjinya.
-
Siapa yang diprediksi unggul dalam Pilkada Jateng? Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia Djayadi Hanan, mengungkapkan alasan Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep unggul karena adanya pengaruh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
-
Dimana Pilkada 2024 di Jawa Tengah? Pilkada 2024 akan diikuti oleh 37 provinsi dan 508 kabupaten/kota di Indonesia, kecuali Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), yang tidak mengadakan Pilkada karena penetapan kepala daerahnya dilakukan melalui bukan melalui Pilkada berdasarkan UU Nomor 13 Tahun 2022.
Peneliti Indikator Politik Indonesia Bawono Kumoro menilai Demokrat, PKS, NasDem sebagai partai politik yang mengusungnya memiliki pandangan berbeda terkait calon wakil presiden.
"Bagi Partai Demokrat bakal calon wakil presiden bisa menjaga bagi soliditas koalisi harus berasal dari partai-partai politik koalisi. Dalam konteks itu Partai Demokrat mengedepankan nama AHY," ungkap Bawono saat diwawancarai, Jumat (19/5).
Sedangkan, bagi PKS dan Partai NasDem justru solidaritas bisa dijaga jika cawapres berasal dari eksternal parpol koalisi.
"Bagi Partai NasDem dan juga PKS bakal calon wakil presiden bisa menjaga solidaritas koalisi harus berasal dari luar partai-partai politik koalisi karena apabila berasal dari salah satu partai politik koalisi maka dikhawatirkan dia akan bersikap cenderung kepada partai politik dia berasal maka soliditas koalisi pun akan rentan," lanjutnya.
Sehingga, kata Bawono, PKS dan NasDem mengusulkan sejumlah nama di luar parpol koalisi.
"Dalam konteks itu Partai NasDem dan PKS memunculkan sejumlah nama di luar partai-partai politik koalisi perubahan seperti Khofifah Indar Parawansa, Mahfud MD,dan Sandiaga Uno," kata Bawono.
Mencuatnya tiga nama tersebut bukan tanpa sebab karena menurut Bawono didasarkan pada representasi ketiga tokoh di sejumlah daerah.
"Selain itu, pertimbangan lain dalam memunculkan nama Khofifah, Sandiaga Uno dan juga Mahfud MD juga didasarkan pada pertimbangan representasi daerah di mana Anies Baswedan masih cukup lemah secara elektoral," katanya.
"Khofifah dan Mahfud MD dipandang bisa menutupi kekurangan elektoral Anies di Jawa Timur. Sementara itu nama Sandiaga Uno dianggap bisa merepresentasikan figur dr luar Jawa dimana saat ini hampir seluruh bakal capres dan cawapres berasal dari Jawa dan tentu saja ingin mengulang memori manis kemenangan pada pilkada DKI enam tahun lalu," sambung Bawono.
Pengamat politik Ujang Komarudin menuturkan cawapres Anies masih teka-teki dan bisa berasal dari internal ataupun eksternal koalisi.
"Kalau capresnya dari Nasdem, bakal cawapresnya kalau enggak dari PKS ya Demokrat. Kemungkinan yang punya peluang besar dari koalisi AHY. Tapi kan kalo mau menang harus cari tokoh di luar partai, tokoh NU misalnya," ungkap Ujang.
Untuk menyepakati cawapres, kata Ujang, maka diperlukan kompromi antara tiga partai itu.
"Soal bacawapres Anies masih teka-teki, bisa dari internal koalisi bisa juga dari eksternal dengan elektabilitas tinggi. Ya nanti tinggal kompromi saja PKS, Nasdem, Demokrat. Soal namanya kita tunggu saja nanti yang akan jadi cawapres kalo seandainya dari eksternal," tutupnya.
Reporter Magang: Alya Fathinah
Ikuti perkembangan terkini seputar berita Pemilu 2024 hanya di merdeka.com
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jawa Barat dinilai Anies penting dan menjadi salah satu penentu dalam memenangkan kontestasi Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaCapres nomor urut satu, Anies Baswedan kembali melanjutkan kampanye ke Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Sabtu (23/12).
Baca SelengkapnyaAnies tidak mau ambil pusing soal elektabilitasnya dari hasil survei belum mampu menyaingi Ganjar Pranowo dan Prabowo di Jatim.
Baca SelengkapnyaAnies dan Cak Imin kampanye di Jawa Tengah yang menjadi kandang banteng
Baca SelengkapnyaAnies yakin jejaring kekuatan partai pendukungnya, khususnya PKB dan NasDem akan menjangkau masyarakat lebih luas.
Baca SelengkapnyaAnies bertekad akan membawa perubahan dan tidak akan mengecewakan ulama yang telah mendukung AMIN
Baca SelengkapnyaSyaiful Huda pun memerintahkan, agar seluruh kader PKB di Jawa Barat bergerak menarik hati masyarakat.
Baca SelengkapnyaSaat Pilpres edisi sebelumnya, PKS yang saat itu menjadi koalisi pendukung Prabowo Subianto bisa menjadikan Jabar lumbung suara.
Baca SelengkapnyaKetua Timnas Pemenangan AMIN, Muhammad Syaugi Alaydrus percaya dengan kekuatan PKB bisa membantu pemenangan AMIN di Jateng.
Baca SelengkapnyaAgus Harimurti Yudhoyono (AHY) menegaskan cawapres pendamping Anies Baswedan harus bisa membantu pemenangan di seluruh Indonesia.
Baca Selengkapnya7 Februari merupakan kampanye hari terakhir jelang masa tenang pencoblosan pada 14 Februari mendatang
Baca SelengkapnyaCapres Anies Baswedan merespons santai pernyataan Ridwan Kamil yang optimistis Prabowo-Gibran meraih 60 persen suara pemilih Jawa Barat pada Pilpres 2024.
Baca Selengkapnya