Membandingkan kelakuan penjual makanan di Anyer dan Bali
Merdeka.com - Penjual makanan di Anyer tengah jadi sorotan. Beberapa turis jadi korban getok harga. Sekali makan bisa mencapai Rp 1 juta. Harga nasi putih dibanderol Rp 45.000 satu bakul kecil.
Sejumlah pedagang juga berkomplot tak mencantumkan harga makanan di dalam menu.
Banyak pelanggan yang tertipu dan kena getok harga dua sampai tiga kali lipat. Mereka mengaku jera makan di Anyer.
-
Dimana lokasi Pantai Anyer? Pantai Anyer adalah salah satu destinasi favorit bagi pengunjung yang mencari keindahan pantai dengan pasir putih dan bersih.
-
Apa itu Pungutan Wisatawan Asing di Bali? Pungutan Wisatawan Asing (PWA) atau Tourism Levy telah mulai diberlakukan di Bali sejak bulan Februari 2024. Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bali memegang peranan penting sebagai bank penampung dana dari pungutan tersebut.
-
Dimana letak Pantai Anyer? Pantai Anyer terletak 38 km dari Kota Serang menghadap ke Barat, sehingga dari sini Anda bisa melihat pemandangan Gunung Rakata (anak Gunung Krakatau).
-
Mengapa Pantai Anyer menjadi destinasi liburan yang cocok? Wisata pantai Anyer dapat destinasi liburan dan pelepas penat bersama keluarga Anda. Wisata pantai Anyer ini tak hanya dikunjungi oleh wisatawan lokal saja. Turis-turis mancanegara juga banyak yang tertarik dengan pesona wisata pantai Anyer.
-
Apa yang terjadi di Bali? Tanah longsor menimpa sebuah rumah di Banjar Dinas Ngis Kaler, Desa Tribuana, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, Bali, pada Jumat (7/7) pagi.
Sejumlah pelaku pariwisata mengaku kesal dengan kelakuan para penjual makanan yang tak bertanggung jawab. Citra Anyer sebagai kawasan pariwisata unggulan Provinsi Banten tertampar dengan ulah para pemilik warung makan itu. Walau tak semua warung makan seperti itu, tetap saja akan berpengaruh pada citra Anyer.
"Nggak mikir nanti orang pada enggan ke Anyer. Siapa yang mau beli makanan mereka? Mereka bikin nama Anyer jadi jelek. Sekarang kan gampang banget berita seperti ini dishare di sosial media dan jadi heboh," kata Dina, seorang pegawai hotel di Anyer kepada merdeka.com, Senin (8/9).
Apa yang terjadi di Anyer bisa dibilang berkebalikan dengan yang terjadi di Bali. Pedagang asli Bali relatif jujur dan menjaga kepercayaan pada pelanggan. Mereka enggan main getok harga seenaknya. Ini salah satu yang menunjang pariwisata di Bali.
"Saya pertama kali jadi pemandu wisata di Bali tahun 1983. Dulu kawasan Kuta dan sekitarnya belum seramai ini. Hanya ada beberapa warung makan. Tapi mereka jujur. Mau yang datang bule, harganya tetap saja. Tak terjadi getok-getokan harga," kata Wayan, seorang pemandu wisata beberapa waktu lalu.
Karena itu pariwisata Bali berkembang. Turis-turis tak khawatir makan di warung makan. Apalagi tempat makan di Bali selalu mencantumkan harga di daftar menu.
"Mana mau orang asing makan kalau harganya nggak ada di daftar. Mereka cerewet sekali. Terutama yang aliran backpacker. Ketahuan menipu, sudah, jelek selamanya," kata Wayan.
Lauren, salah seorang penyelam yang sering berlibur ke Bali mengaku tak pernah khawatir dengan harga makanan di Bali. Dia mengaku belum pernah kena getok harga makanan.
"Aman kok Bali sudah standar pariwisata internasional. Saya makan harganya sesuai," kata dia.
Namun seiring perkembangan pariwisata, mulai ada rumah makan-rumah makan yang main getok harga. Sayangnya lagi, kebanyakan para pendatang yang melakukannya.
Masalah lain yang sering dikeluhkan turis lokal adalah pelayanan. Jika pada turis asing para pelayan itu ramah sekali. Kalau pada turis lokal, walau beli lebih banyak, pelayanan biasa saja.
"Ada bule cuma beli bir satu botol si pelayan ramah sekali. Saya dan teman-teman makan minum ratusan ribu, si pelayan biasa saja," kata Dito, seorang turis asal Jakarta.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berwisata ke Bali tidak dapat dilakukan setiap hari sehingga momentum ini ingin dimanfaatkan dengan baik.
Baca SelengkapnyaAnies menyampaikan, contoh nyatanya dapat dilihat pada daerah yang berada di luar Jakarta dan wilayah sekitarnya yang menjadi pusat pemerintahan.
Baca SelengkapnyaWarganet menyoroti hukuman yang diberikan pada pelaku karena sama dengan hukuman yang diberikan pada koruptor.
Baca SelengkapnyaJika biasanya dibanderol murah meriah, siapa sangka jika ada gorengan 'sultan' yang justru memiliki harga fantastis di ibu kota.
Baca SelengkapnyaMomen pria asal Indonesia kesal saat makan di India. Ia dituduh pesan banyak hingga diketok harga Rp1 juta.
Baca SelengkapnyaPrajurit Kopassus senyum-senyum makan mi ayam mahal di Papua seharga Rp60 ribu.
Baca SelengkapnyaAji pernah berada dalam ekonomi yang sangat terpuruk hingga tak mampu menafkahi istri.
Baca SelengkapnyaWanita menyebut harga makanan dan minuman di warung ini tak masuk akal.
Baca SelengkapnyaWarung nasi goreng di Ciputat ini mencuri perhatian karena porsinya besar, harganya murah, rasanya lezat, dan ada atraksinya.
Baca SelengkapnyaDia ditagih senilai lebih dari Rp500 ribu lantaran memesan sejumlah makanan.
Baca SelengkapnyaSaking favoritnya, kuliner ini juga bisa ditemukan di daerah lain di Bali
Baca Selengkapnya