Membandingkan kudeta Turki dengan gerakan militer G30S di Indonesia
Merdeka.com - Sekelompok tentara tiba-tiba keluar dari barak mereka Jumat (15/7) pukul 22.00 waktu setempat di Ibu Kota Ankara dan Istambul, Turki. Mereka bergerak memblokir jembatan Fatih Sultan Mehmet di atas selat Bosphorus.
Pesawat tempur dan helikopter terbang rendah. Tank-tank bergerak di jalanan. Keadaan di Istambul sempat mencekam.
Para tentara pembangkang memasuki gedung stasiun televisi TRT yang dimiliki pemerintah. Mereka meminta sebagian staf pergi, mencabut sambungan telepon, lalu memaksa penyiar membacakan maklumat kudeta.
-
Bagaimana G30S/PKI kalah? Dalam waktu singkat semuanya berantakan. Mayjen Soeharto dengan mudah mengalahkan mereka.
-
Mengapa pasukan G30S/PKI kalah? Semua kemacetan G30S disebabkan di antaranya oleh ketiadaan makanan. Mereka tidak makan pagi, siang dan malam,' tulis Soepardjo.
-
Kata-kata apa yang menggambarkan harapan yang tidak terpenuhi? Harapan adalah akar dari semua rasa sakit di hati.
-
Bagaimana pasukan G30S/PKI dikalahkan di Jawa Tengah? Gerakan Tank dan Panser TNI AD ini Meruntuhkan Moril Pasukan Yang Dipengaruhi Kolonel Sahirman Banyak pasukan yang awalnya mendukung Dewan Revolusi memilih meninggalkan pos mereka tanpa perlawanan. Begitu juga pasukan yang disiapkan untuk menjaga Makodam Diponegoro. Mereka mundur tanpa perlawanan sama sekali.
-
Siapa yang merasakan kekecewaan? 'Saya hanya ingin tahu saja, bagaimana rasanya makan bersama dengan keluarga.'
-
Kapan kegagalan terjadi? Kamu selalu melewati kegagalan dalam perjalanan menuju kesuksesan.
Presiden Recep Tayyip Erdogan segera meminta rakyat Turki bangkit melawan kudeta militer. Dalam waktu singkat, kudeta berakhir dengan kegagalan. Tak ada dukungan sama sekali dari rakyat. Foto-foto yang beredar menunjukkan tentara pembangkang malah babak belur ditonjoki masyarakat.
Dalam waktu kurang dari 24 jam, pemerintahan Erdogan telah menguasai keadaan. Sejumlah jenderal pembangkang ditangkap. Untuk sementara, seorang perwira tinggi Jenderal Akin Ozturk disebut sebagai pemimpin militer kudeta tersebut. Sementara Erdogan menuding seorang ulama Turki Fethullah Gulen sebagai dalang kudeta.
Mencermati kudeta Turki terasa hampir sama dengan gerakan militer yang dikomandani Letkol Untung Samsuri tanggal 1 Oktober 1965.
Setelah menculik 6 jenderal dan 1 perwira pertama, Letkol Untung menempatkan pasukannya di beberapa obyek vital ibukota.
Di atas kertas, pasukan G30S berkekuatan satu batalyon Cakrabirawa, satu batalyon dari Brigif I Kodam Jaya, satu batalyon Pasukan Gerak Tjepat (PGT) dan Pasukan Pertahanan Pangkalan (PPP). Lalu ditambah Batalyon 530 Raiders Jawa Timur dan Batalyon 454 Raiders dari Jawa Tengah. Lalu ada 2.000 sukarelawan yang dilatih PKI di Lubang Buaya. Sekadar catatan, satu batalyon umumnya berkekuatan 500-700 orang.
Faktanya jauh berbeda. Hanya sekitar satu kompi Cakrabirawa berkekuatan 60 orang yang ikut. Dari Brigif I juga hanya 60. Dari PPP ada 700 pasukan, sementara PGT tak ada. Yang cukup banyak adalah Batalyon 530 dan 454. Dua pasukan elite ini berkekuatan masing-masing 500 orang.
Untung membagi tiga pasukannya. Pasukan Pasopati (Cakrabirawa dan Brigif) bertugas menculik para jenderal, Bimasakti (Yon 454 dan Yon 530) bertugas mengawal kawasan Monas dan merebut RRI serta Telkom. Lalu pasukan Gatotkaca yang menjaga Lubang Buaya (Terdiri dari PPP dan sukarelawan).
Awalnya Letkol Untung percaya diri karena Sjam Kamaruzaman dari Biro Chusus Partai Komunis Indonesia (PKI) menjanjikan akan ada kekuatan tank dari Jawa Barat dan pasukan lain yang akan bergabung. Yang lebih penting, Sjam juga menjanjikan rakyat akan bergerak serempak mendukung G30S.
Kudeta ini gagal total. Pasukan Yon 530 langsung bergabung dengan Kostrad saat diminta oleh Jenderal Soeharto. Sementara Yon 454 mundur ke arah Halim dan terlibat baku tembak dengan Pasukan RPKAD Kolonel Sarwo Edhie Wibowo.
Sebagian besar pasukan langsung lari atau kembali ke induk pasukan. Janji-janji dukungan pasukan tank dan rakyat yang bergerak ternyata cuma omong kosong Sjam Kamaruzaman.
Dalam waktu singkat Jenderal Soeharto bergerak memukul balik pasukan G30S. Satu demi satu pemimpin gerakan ini ditangkapi. Umur gerakan G30S tak sampai 24 jam sebelum dihabisi. Letkol Untung dieksekusi mati tak jelas rimbanya. TNI bersama rakyat antikomunis menghabisi orang-orang PKI.
Seperti kudeta Turki, sejumlah analisa muncul setelah kegagalan G30S. Mayoritas meyakini PKI ada di belakang kudeta gagal itu. Namun sejumlah peneliti luar negeri menyebut kudeta gagal tersebut sengaja dirancang Presiden Soekarno untuk menghabisi para jenderal yang tidak setia. Tapi kemudian situasi malah berbalik tak menguntungkan Soekarno.
Versi lain menyebutkan G30S didalangi CIA untuk menggulingkan Soekarno karena terlalu keras menentang Barat.
Banyak versi, namun satu hal yang pasti, kudeta militer tanpa dukungan rakyat hanya gerakan sia-sia.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Banyak faktor menjadi penyebab kegagalan pasukan G30S, siapa sangka salah satunya adalah soal logistik.
Baca SelengkapnyaBrigjen Soepardjo adalah tentara paling tinggi yang terlibat langsung penculikan para jenderal saat G30S/PKi.
Baca SelengkapnyaJK mengatakan, partai politik didirikan sebagai kendaraan politik untuk mendapatkan kekuasaan dan kewenangan.
Baca SelengkapnyaApa tujuan para pemuda menculik Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok?
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo atau Jokowi enggan menanggapi sindiran Megawati.
Baca SelengkapnyaTengah Air Base jadi markas pesawat jet tempur Inggris. Dijaga kuat dengan rudal antipesawat udara.
Baca SelengkapnyaPartai Gelora menyatakan mundur dari KIM Plus yang mengusung pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Respati Ardi-Astrid.
Baca SelengkapnyaBanyak spekulasi tentang keterlibatan CIA dan dinas rahasia AS dalam peristiwa G30S/PKI. Bagaimana sebenarnya?
Baca SelengkapnyaSejumlah relawan pro-Ganjar Pranowo yang tergabung dalam Sahabat Ganjar Pranowo (SGP) membubarkan diri. Mereka mengalihkan dukungan kepada Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaPada tahun 1950-an hingga 1960-an, Presiden Soekarno sedang gencar memberikan beasiswa kepada para mahasiswa untuk melanjutkan studi di luar negeri.
Baca SelengkapnyaPDI Perjuangan menilai demokrasi di Indonesia terbatas pada demokrasi prosedural.
Baca SelengkapnyaTKN Prabowo membantah pernyataan Ketua PDI Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri soal pemerintahan Jokowi seperti Orba
Baca Selengkapnya