Membandingkan SBY dan Agus ketika sama-sama berpangkat Mayor TNI
Merdeka.com - Soal karir dan pendidikan militer, Agus Harimurti Yudhoyono dan ayahnya, Susilo Bambang Yudhoyono sama-sama moncer. Dalam berbagai hal, keduanya punya banyak kesamaan. Namun jalan hidup keduanya tak sama.
Agus mengakhiri karir militer saat masih berpangkat Mayor Infanteri. Banyak yang menyayangkan karena jalan masih sangat panjang. Tapi keputusan sudah diambil.
Ada kisah menarik saat SBY masih berpangkat mayor. Saat itu SBY baru saja mengikuti kursus komandan Batalyon tahun 1986. SBY adalah peserta termuda. Dia lulusan tahun 1973, sementara yang lain rata-rata lulusan 1970 dan 1971.
-
Mengapa Jenderal TNI Agus Subiyanto diusulkan? Agus Subiyanto akan menggantikan Panglima TNI Laksamana Yudo Margono yang akan pensiun pada akhir November 2023.
-
Siapa yang pernah menjadi komandan batalyon 744? Saat itu, SBY memboyong istri mendiang Ani Yudhyono dan kedua anaknya AHY dan Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) ke NTT.AHY bercerita, sang ayah menjadi Komandan Batalyon (Danyon) Infanteri 744/Satria Yudha Bhakti, atau yang kini Batalyon Infanteri (Yonif) Raider Khusus 744/Satya Yudha Bhakti (SYB).
-
Kapan Marsekal Suryadi memimpin TNI AU? Marsekal Suryadi Suryadarma Memimpin Angkatan Udara Republik Indonesia Tahun 1946-1962 Di bawah komandonya, TNI AU membangun kekuatan hingga menjadi salah satu yang paling disegani di Asia pada awal era 1960an.
-
Siapa yang mengajukan Jenderal Agus sebagai calon Panglima TNI? Agus mengaku tidak tahu bahwa namanya diajukan Presiden Jokowi sebagai calon tunggal Panglima TNI menggantikan Laksamana Yudo Margono lewat surat presiden (Surpres) yang dikirim ke DPR RI pada Selasa, (31/10) lalu.
-
Kapan ulang tahun Agus Yudhoyono? Agus Harimurti Yudhoyono kini telah genap berusia 46 tahun. Pada ulang tahunnya kali ini, sebuah perayaan cukup besar diadakan untuk merayakan hari lahirnya yang jatuh setiap 10 Agustus.
-
Kenapa Agus Yudhoyono merasa terhormat? Agus merasa sangat terhormat karena dapat menyaksikan pernikahan salah satu kader partai yang dipimpinnya.
SBY lulus nomor dua terbaik. Biasanya, para lulusan terbaik ini boleh memilih sendiri batalyon yang akan dipimpinnya. Sempat ada kabar SBY akan memimpin batalyon infanteri di Jawa Timur.
Ani Yudhoyono senang mendengarnya. Dia berharap dengan penugasan SBY di Jawa Timur, sesekali bisa pulang menengok mertua di Pacitan.
Namun harapan lain dari kenyataan. Ternyata Mayor Yudhoyono malah ditempatkan sebagai komandan batalyon 744. Pasukan ini adalah pasukan pemukul Kodam Udayana yang ditugaskan di Timor Timur. Saat itu operasi militer di Timor Timur sedang panas-panasnya. Baku tembak berujung kematian nyaris terjadi setiap hari.
Bulan Desember 1986, SBY dan keluarga berangkat menghadap Kepala Staf Kodam Udayana, Brigjen Wismoyo Arismunandar. Melihat sosok SBY yang berkulit putih bersih, Brigjen Wismoyo meremehkannya.
"Komandan Batalyon kok kulitnya putih begini?" kata Wismoyo. Dia tak yakin dengan kemampuan SBY memimpin pasukan. Apalagi pasukan tempur di medan perang Timor Timur. Demikian dikisahkan dalam Buku Ani Yudhoyono Kepak Sayap Putri Prajurit.
Walhasil SBY ditahan dulu di Denpasar untuk melatih para bintara. Selama itu dia diamati. Jika dinilai tak cakap, SBY bisa langsung gagal diberangkatkan ke Timor Timur.
Untunglah lampu hijau turun. SBY akhirnya berangkat ke Timor Timur setelah dua minggu tertahan. Tiba di Dili, SBY harus menjalani plonco. Dia mengenakan ransel, helm baja dan menyandang senjata berlari dengan beban 25 kg sejauh 15 km menghadap Komandan Korem Kolonel Yunus Yosfiah. Lagi-lagi tugas ini berhasil diselesaikan SBY.
Salah satu aksi SBY yang dapat pujian adalah saat dia menyelamatkan musuh yang terluka. Saat itu pasukan yang dipimpinnya terlibat baku tembak dengan gerilyawan Falintil di lereng bukit Turiskai.
Setelah beberapa jam bertempur, pasukan menyisir lokasi persembunyian gerilyawan. Di tempat itu ditemukan seorang gerilyawan yang tergeletak dengan kondisi cukup mengenaskan, namun masih hidup.
Alih-alih mengeksekusi, SBY malah memilih untuk mengobati gerilyawan yang terluka tersebut. Bahkan, dia menerbangkannya ke RSPAD di Jakarta untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
Tindakan ini tidak lazim dilakukannya, sebab setiap pasukan yang berperang sangat pantang membawa serta tawanan. Langkah ini lantas diapresiasi Asisten Operasi Kasum ABRI Mayjen TNI Edi Sudrajat, di mana dalam Hukum Perang, seorang tawanan perang haruslah tetap diperlakukan secara manusiawi.
Setelah menjalani perawatan, gerilyawan tersebut mengaku bernama Yulio Sarmento, salah satu pucuk pimpinan kelompok Falintil. Darinya, Mabes ABRI banyak memperoleh informasi berharga dalam menjalankan operasi di Timor Timur.
SBY bertugas selama dua tahun memimpin pasukan di Timor Timur. Selanjutnya dia mengikuti Sekolah Staf dan Komando. Inilah pendidikan elite untuk mencetak para jenderal.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Darah militer tampaknya sangat melekat di tubuh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Sepak terjangnya di dunia militer berhasil membawanya meraih banyak penghargaan.
Baca SelengkapnyaUsai bertugas di Timor-Timor, pada tahun 1994, keduanya pun kembali ditugaskan secara bersamaan di Singapura.
Baca SelengkapnyaIa mengaku sangat bahagia saat klub musik dari Jakarta datang menghibur
Baca SelengkapnyaJokowi menilai Agus punya pengalaman untuk memimpin TNI baik.
Baca SelengkapnyaSosok Calon Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto sering dikaitkan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Baca SelengkapnyaSaat menjabat sebagai Danrem di Palu, ia dekat dengan dengan pejabat setempat mulai dari Gubernur sampai Walikota.
Baca SelengkapnyaAgus Subiyanto pernah gagal masuk sekolah calon bintara, bahkan ditolak saat melamar jadi satpam sebuah mal di Bogor.
Baca SelengkapnyaBerikut Merdeka rangkum kenangan AHY saat masih jadi prajurit TNI.
Baca SelengkapnyaUsut punya usut, rupanya bukan hanya Jokowi, Presiden RI yang dijuluki 'Pak Lurah'.
Baca SelengkapnyaTak semua jebolan Akademi Militer (Akmil) memiliki jalan mulus saat berkarier di tanah air.
Baca SelengkapnyaDi bangunan tersebut, lahir dua generasi sedarah yang sukses menjadi lulusan terbaik Akmil di masanya.
Baca SelengkapnyaPangkat Mayor TNI Menteri ATR/BPN Agus Harimurti Yudhoyono disinggung dalam rapat kerja Komisi II DPR RI
Baca Selengkapnya