Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Membongkar kebohongan 'sama rasa sama rata' para pemimpin komunis

Membongkar kebohongan 'sama rasa sama rata' para pemimpin komunis PKI. ©foto IPOS

Merdeka.com - Paham komunis sering mendengungkan jargon 'sama rasa sama rata'. Artinya kurang lebih dalam dunia komunis tak ada si kaya dan si miskin. Hal ini cukup efektif untuk memikat kaum buruh dan petani miskin bergabung dengan komunis.

Begitu pula yang terjadi di Indonesia, Partai Komunis Indonesia (PKI) menggunakan semboyan serupa untuk menarik massa.

Namun rupanya semboyan 'sama rata sama rasa' tak seperti apa yang didengungkan. Hanya kelas pekerja saja yang merasakannya, sementara petinggi partai hidup mewah.

"Coba lihat itu ketua CC PKI DN Aidit, kurang mewah apa hidupnya saat itu," kata sejarawan Anhar Gonggong dalam diskusi Jelajah Sejarah, Minggu (18/10) di Lubang Buaya, Jakarta Timur.

"Salah satu contohnya, Aidit punya TV berukuran sangat besar yang cuma beberapa orang kaya saja yang saat itu punya barang seperti itu," kata Anhar.

Hal ini juga terjadi di negara-negara komunis. Petinggi partai komunis di Uni Soviet punya kehidupan yang jauh lebih baik daripada rakyat jelata. Makin tinggi posisinya, makin banyak kenikmatan yang diperoleh.

Di China, Ketua Mao yang mengangung-agungkan diri untuk melayani rakyat ternyata juga hidup dalam kemewahan yang luar biasa. Dalam buku Mao, Kisah-Kisah Yang Tak Diketahui, penulis Jung Chang dan Jon Holliday membeberkan bagaimana hidup Ketua Mao yang sangat rahasia dan tak diketahui semua orang.

Mao punya puluhan vila yang sengaja dibangun khusus untuknya. Uniknya, semua vila itu tak ada yang bertingkat karena Mao takut berada di lantai yang tinggi. Vila-vila itu tersebar di penjuru China dengan pemandangan paling eksotis.

Untuk membangun sebuah kolam renang, Mao menghabiskan uang tak kurang dari 50.000 yuan. Padahal, di negara itu, jika korupsi di atas 10.000 Yuan, sudah dipastikan menghadapi regu tembak.

Begitu juga makanannya. Di tengah sebagian besar rakyat yang masih lapar, makanan Mao disiapkan dengan khusus. Ikan khusus didatangkan hidup-hidup dari Wuhan yang jaraknya 1.000 kilometer. Begitu juga dengan teh, susu dan sayur-sayuran.

Jung Chang dan Jon Holliday menyebut tak ada yang menyangka, di balik sandal dan bajunya yang bertambal Ketua Mao ternyata memiliki gaya hidup seperti itu. (mdk/ian)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Komunisme adalah Paham Politik Ajaran Karl Marx, Ini Penjelasannya
Komunisme adalah Paham Politik Ajaran Karl Marx, Ini Penjelasannya

Komunisme lahir sebagai tanggapan terhadap ketidaksetaraan sosial dan ekonomi pada abad ke-19.

Baca Selengkapnya
Puan Mengutip Bung Karno: Negara Untuk Seluruh Rakyat, Tanpa Terkecuali
Puan Mengutip Bung Karno: Negara Untuk Seluruh Rakyat, Tanpa Terkecuali

Ketua DPR Puan Maharani menegaskan bahwa Indonesia bukanlah negara untuk satu orang atau satu kelompok golongan

Baca Selengkapnya