Memilih 'unfriend' penyebar info provokatif Pilkada di media sosial
Merdeka.com - Pemilihan Kepala daerah (Pilkada) berlangsung secara serentak di 101 daerah, termasuk DKI Jakarta. Seperti Pilkada sebelumnya, calon petahana selalu menjadi sorotan publik, mulai dari kinerjanya hingga kasus-kasus dihadapi.
Sejak menduduki jabatannya, Basuki Tjahaja Purnama sudah menuai pelbagai polemik. Kini, Basuki kembali maju sebagai calon Gubernur DKI Jakarta bersama politikus PDIP Djarot Saiful Hidayat. Berbeda dibanding sebelumnya, serangan kepada calon petahana semakin gencar.
Basuki, atau akrab disapa Ahok, dituding telah melakukan penistaan terhadap Surah Al Maidah ayat 51 saat mengunjungi Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, Jakarta. Gara-gara itu pula, dia dilaporkan ke polisi hingga didemo besar-besaran pada 4 November lalu.
-
Apa itu Pilkada? Pilkada atau Pemilihan Kepala Daerah adalah proses demokratisasi di Indonesia yang memungkinkan rakyat untuk memilih kepala daerah mereka secara langsung.
-
Apa itu Pilkada Serentak? Pilkada Serentak merujuk pada pemilihan kepala daerah yang dilaksanakan secara bersamaan di seluruh wilayah Indonesia, termasuk pemilihan gubernur, bupati, dan wali kota.
-
Siapa saja yang terlibat dalam Pilkada? Selain itu, Pilkada juga merupakan ujian bagi penyelenggara pemilu, partai politik, dan para calon kepala daerah dalam menjalankan proses demokrasi yang jujur dan adil.
-
Dimana Pilkada ini? Pilkada Jawa Tengah semakin menarik karena bakal ada 'perang bintang'.
-
Siapa saja yang dipilih dalam Pilkada? Pilkada memilih beberapa posisi penting yang mencakup: 1. Gubernur dan Wakil Gubernur, 2. Bupati dan Wakil Bupati, 3. Wali Kota dan Wakil Wali Kota.
Tak hanya di tingkat elite, perbincangan politik juga sampai ke Facebook, bahkan RT/RW. Alhasil, terjadi perbedaan pandangan politik. Tak jarang obrolan yang semula ringan sampai berujung perdebatan.
Gara-gara itu pula, Firdaus (27), terpaksa meng-unfriend, atau memutus pertemanan di jejaring sosial, seperti Facebook. Karyawan swasta ini menganggap rekannya kerap menyebarkan informasi dari sumber tidak kredibel.
"Dia suka nyebarin berita yang enggak kredibel, nadanya juga provokatif, suka nyinyirin orang," kata Firdaus saat berbincang dengan merdeka.com, Selasa (8/11).
Rupanya tak hanya di Facebook, hal serupa juga terjadi pada grup WhatsApp yang beranggotakan warga di tempat tinggalnya. Obrolan terkadang diakhiri dengan kalimat provokatif dan perdebatan panjang.
Berbeda dengan Firdaus, Wilda Cahya Ningrum, karyawan yang bekerja di industri kreatif ini, memilih sikap berbeda saat menghadapi teman Facebooknya. Dia lebih banyak diam dibanding menanggapi status rekan-rekannya jika terkait Pilgub DKI.
"Gue itu dewasa soal pertemanan. Enggak suka sama postingan tertentu ya gue diamkan saja. Kalau sebal tinggal gue sindir balik di wall gue, tapi semenjak Pilgub gua cepat bosan status-status soal kampanye," aku dia.
Senada dengan Wilda, Dian Widyanarko (34), memilih tetap berteman, namun menghapus centang mengikuti terhadap teman Facebooknya. Dengan begitu, dia tetap bisa berhubungan, tapi tidak bisa melihat status dari rekan-rekannya di dunia maya.
Bagi Dian, dia hanya mencoba menghargai perbedaan pendapat. Jika tidak sependapat, cukup menulis pendapat melalui wall pribadi.
"Kalau gua sih dah biasa beda pendapat gitu. Kalau enggak setuju dengan pendapat yang lain tulis sendiri pendapat kita dengan argumen yang baik," tuturnya.
Dia lebih sering menahan pendapatnya jika mendapati perbedaan pendapat di dunia maya demi menghindari perdebatan. Sebab, tokoh yang didukung rekannya tersebut tidak melulu memilih sikap berseberangan dengan lawan politiknya.
"Banyak yang baperan soal politik. Padahal tokoh politik saja enggak baperan. Politik itu kepentingan, kemarin musuh sekarang bisa teman dan sebagainya. Makanya suporter politik jangan terlalu serius sampai baper lah," tandasnya.
Saat ini, Pemilihan Gubernur DKI Jakarta dan Pilkada di 100 daerah lainnya sedang memasuki tahap kampanye, di mana masing-masing kontestan berupaya merebut simpati dari calon pemilih. Dibandingkan kedua lawannya, Ahok merupakan sosok cagub yang paling sering mengalami serangan.
Belum lama ini, gabungan Ormas Islam seluruh Indonesia menggelar aksi demonstrasi untuk menuntut penuntasan kasus dugaan pelecehan agama di pusat ibu kota. Polisi pun bergerak cepat menyelidiki kasus tersebut dengan memeriksa 22 orang saksi, termasuk Ahok.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Nasriadi juga mengimbau kepada seluruh tim sukses dan pendukung calon agar lebih bijak dalam menggunakan media sosial.
Baca SelengkapnyaFenomena ini dikhawatirkan akan berdampak buruk pada kualitas proses demokrasi hingga berpotensi menimbulkan konflik antar pendukung calon kepala daerah.
Baca SelengkapnyaUnggahan akun media sosial Polda Banten disorot berbagai pihak. Terlebih, akun resmi tersebut tampak tak berimbang dalam menginformasikan kegiatan kampanye.
Baca SelengkapnyaPegiat Mafindo Niken Setyawati berharap berita palsu dapat diminimalisasi mengingat calon-calon peserta pilkada kali ini jauh dari kontroversi.
Baca SelengkapnyaPilkada adalah singkatan dari Pemilihan Kepala Daerah. Pilkada dilakukan untuk memilih wakil kepala daerah di seluruh Indonesia.
Baca SelengkapnyaBawaslu DKI telah memetakan tiga kategori kerawanan yang terjadi di Pilgub DKI Jakarta yaitu tinggi, sedang, dan rendah.
Baca SelengkapnyaKerawanan tinggi potensial terjadi pada tahapan kampanye dan proses pemungutan suara.
Baca SelengkapnyaPemprov DKI memiliki alat untuk mendeteksi ASN tidak netral di Pilkada Jakarta
Baca SelengkapnyaDewan Ketahanan Nasional (Wantannas) mengungkap potensi kerawanan konflik di daerah yang menggelar Pilkada serentak 2024.
Baca SelengkapnyaPartai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mengumumkan para calon kepala daerah di lebih dari 100 wilayah yang akan diusung di Pilkada 2024.
Baca SelengkapnyaPartai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mengumumkan para calon kepala daerah di lebih dari 100 wilayah yang akan diusung di Pilkada 2024
Baca SelengkapnyaPemilihan Kepala Daerah (Pilkada) adalah salah satu proses demokrasi yang krusial di Indonesia.
Baca Selengkapnya