Meminta sumbangan di tengah jalan di Purwakarta kini 'diharamkan'

Merdeka.com - Pemerintah Kabupaten Purwakarta kini memutuskan melarang warganya meminta sumbangan di tengah jalan. Bahkan, kegiatan itu dikategorikan pungutan liar.

Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi, menyatakan aktivitas meminta sumbangan di tengah jalan membahayakan pengguna jalan, dan kerap menghambat arus lalu lintas. Bahkan, terkadang hal itu cuma dimanfaatkan mencari keuntungan oleh segelintir orang.

"Kita kategorikan pungutan liar itu. Selain mengganggu yang memakai jalan, terkadang ada yang hanya untuk meraup untung semata," kata Dedi di Purwakarta, Jumat (29/4).

Soal warga yang meminta sumbangan buat rumah ibadah, Dedi meminta supaya mereka menghubungi desa setempat, dan mengajukan permohonannya.

"Tahun ini saja sudah Rp 2 miliar untuk sumbangan rumah ibadah. Bahkan setiap rumah ibadah kita sumbang dari Rp 50 juta hingga Rp 100 juta, dan saya harapkan ke depan sudah tidak ada lagi yang meminta sumbangan di tengah jalan," ujar Dedi.

Dedi juga meminta supaya penerima sumbangan rumah ibadah diaudit. Sebab menurut dia, ada permintaan sumbangan rumah ibadah sejak sepuluh tahun lalu, hingga saat ini terus berlanjut. Bahkan telah beberapa kali dibantu.

"Kita juga akan lakukan sistem audit. Ya ada di suatu tempat di mana mereka meminta sumbangan di tengah jalan hingga sepuluh tahun. Padahal sudah lama dan beberapa kali kita bantu," imbuh Dedi.

Dedi akan memerintahkan aparat desa memberangus permintaan sumbangan seperti itu. Dia juga meminta warga apabila melihat pungli atau sumbangan liar supaya mengabarkan melalui SMS center.