Menakar ChatGPT Teknologi AI Pisau Bermata Dua bagi Industri Media
Merdeka.com - Kehadiran teknologi digital dengan teknologi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan kian masif. Kini publik diramaikan dengan kecanggihan teknologi AI dari ChatGPT besutan perusahaan startup Open AI yang didirikan sekelompok ilmuwan dan pengusaha, termasuk Elon Musk.
Lantas bagaimana dampak kehadiran dari Chat GPT, chatbot pintar berbasis kecerdasan buatan AI terhadap industri media?
Ketua Umum Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Wenseslaus Manggut memandang kehadiran ChatGPT telah memberikan sebuah tantangan bagi industri media. Teknologi ini memiliki plus minus apabila media khususnya pekerjaan mengadopsi kecanggihan dari AI, seperti ChatGPT.
-
Kenapa AI semakin populer? Konten AI menawarkan beberapa keuntungan, termasuk efisiensi dalam pembuatan konten, menghasilkan banyak konten dalam waktu singkat, dan mengurangi biaya produksi.
-
Siapa yang menggunakan ChatGPT? Dalam postingan Tiktok yang diunggah oleh akun @/dillaressss, menunjukkan bahwa ia menggunakan Chat GPT untuk untuk melakukan percakapan seolah ia sedang berbicara kepada sang Ibu yang sudah meninggal.
-
Apa yang sedang tren di dunia AI? Saat ini, konten AI menjadi salah satu tren yang sedang naik daun. Seiring dengan perkembangan teknologi AI, semakin banyak platform dan alat yang tersedia untuk menghasilkan konten secara otomatis.
-
Apa yang dilakukan teknologi AI? Mengutip DailyMail, Jumat (6/9), dokumen ini menunjukkan bahwa perusahaan seperti Facebook, Google, dan Amazon mungkin menggunakan teknologi ini untuk menargetkan iklan kepada konsumen. Menurut presentasi yang bocor ini, perangkat lunak tersebut mampu menangkap data niat konsumen secara real-time dan mencocokkannya dengan data perilaku untuk membuat iklan yang lebih relevan.
-
Apa jenis AI yang banyak dipatenkan? AI Generative adalah jenis kecerdasan buatan yang memungkinkan pengguna menghasilkan konten seperti teks, gambar, musik, audio, dan video.
-
Apa yang sedang tren di AI? AI Content is trending now because it can help businesses create content faster and more efficiently.
"Artinya bahwa dari sisi publisher jurnalis pasti ada isu apakah ChatGPT aman dari sisi etik, moralitas, dan yuridis dan sejenisnya, pasti ada pertanyaannya seperti itu. Tapi dari sisi bisnis orang bisa bilang ini menghemat banyak, bisa menambah jumlah volume," ujar Wenseslaus seusai diskusi IDA di Jakarta Rabu (22/2).
Dengan dua gambaran garis besar plus minus dari kehadiran ChatGPT, Wenseslaus memandang industri media bisa secara bijak melakukan langkah hybrid. Yakni melimitasi beberapa sektor pekerjaan yang bisa memakai AI dan sektor lain tetap mempertahankan dikerjakan secara manual.
"Nah saya kira industri publisher bisa memakai secara bijak dengan melimitasi hybrid tidak murni tapi di-hybrid. Kedua, hybrid pun bisa delimitasi di konteks-konteks yang low risk regulasi, etik dan moralitas," terangnya.
Wenseslaus menganalogikan kemajuan teknologi AI ChatGPT ibaratkan pisau bermata dua bagi industri media. Karena, pekerjaan media, khususnya jurnalis harus tetap memiliki perasaan dari manusia.
"Ada plus dan minusnya, pisau bermata dua. (Jurnalis) tak akan pernah tergantikan karena unsur mendefinisikan kepentingan publik meraba perasaan publik itu kan membutuhkan manusia. Tidak bisa dikerjakan si mesin, menganalisis, lagi-lagi media itu membutuhkan independensi," bebernya.
Karena kebutuhan sikap independen itulah, Wenseslaus menegaskan jurnalis harus bisa menjalankan tugas tersebut. Ketika sikap independen dipandang berbeda dengan netral yang masih bisa dijangkau AI.
"Karena kalau netral itu si A bilang hujan si B bilang kering, tapi si media menulis dua-duanya. Kata si A hujan dan si B kering. Nah independen itu dia keluar langsung mengecek memastikan hujan atau kering itulah independen, bukan netral," tegasnya.
"Jadi saya kira situasi tertentu media berhak menentukan sikapnya untuk bersikap independen. Termasuk sikapnya netral itulah yang bisa ditangkap oleh si mesin," sambung dia.
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Elon musk selalu mengampanyekan bahaya keberadaan AI. Tapi itu dulu. Sekarang lain hal.
Baca SelengkapnyaOpenAI mengumumkan pihaknya akan merilis SearchGPT, sebagai pesaing berat Google. Teknologi termutakhir bakal tersemat di SearchGPT.
Baca SelengkapnyaFitur suara ini merupakan cara OpenAI bersaing dengan Google dan Meta.
Baca SelengkapnyaMengutip data dari Coinmarketcap, terdapat lebih dari 300 token yang masuk dalam kategori AI.
Baca SelengkapnyaBerikut perusahaan-perusahaan di dunia yang paling banyak punya paten AI.
Baca SelengkapnyaPanduan menggunakan ChatGPT untuk beberapa keperluan, ketahui hal-hal ini.
Baca SelengkapnyaGoogle mengetahui keinginan pengguna, sehingga menyajikan informasi yang diperlukan bagi pengguna.
Baca SelengkapnyaInstagram memperkenalkan John Cena sebagai pengisi suara chatbot AI-nya.
Baca SelengkapnyaAlat tersebut diharapakan dapat membantu jurnalis dalam menyusun berita.
Baca SelengkapnyaArtificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan adalah teknologi terbaru dan tercanggih yang digunakan untuk melengkapi sistem komputer.
Baca SelengkapnyaPencarian konsultan AI meningkat lebih dari 650 persen dari Januari hingga Juli 2023.
Baca Selengkapnya