Menaker Ida Sebut Pelatihan Vokasi Upaya Tingkatkan Kompetensi Tenaga Kerja

Merdeka.com - Pandemi Covid-19 yang melanda dunia tidak terkecuali di Indonesia sejak awal 2020 lalu, memberikan dampak buruk yang cukup signifikan terhadap perekonomian nasional. Tidak terkecuali pada sektor ketenagakerjaan.

Lebih dari 29 juta tenaga kerja Indonesia mengalami dampaknya. Setelah tingkat pengangguran terbuka mengalami penurunan pada level terendah 4,49 persen pada tahun 2019, terjadi peningkatan sampai dengan 7,07 persen di awal pandemi.

Sebagai upaya pemanfaatan potensi dan peluang ketenagakerjaan, serta merespons tantangan yang dihadapi, mesti dilakukan peningkatan kualitas tenaga kerja melalui kebijakan triple skilling yakni skilling, upskilling dan reskilling, sebagai bagian dari 9 lompatan besar Kementerian Ketenagakerjaan.

"Hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah Presiden Joko Widodo telah bertekad menjadikan pembangunan SDM sebagai fokus pemerintahannya 5 tahun ke depan," kata Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah kepada wartawan di Samarinda, Kalimantan Timur, Senin (11/10).

Pembangunan SDM yang dicanangkan bertujuan untuk mencetak SDM yang unggul, berdaya saing sehingga mampu memenangkan persaingan di era global.

"Upaya meningkatkan kompetensi tenaga kerja sesuai kebutuhan industri dapat dilakukan melalui pelatihan vokasi salah satunya adalah program pemagangan," ujar Ida.

Berdasarkan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 6 Tahun 2020, pemagangan adalah bagian dari sistem pelatihan kerja yang diselenggarakan secara terpadu antara pelatihan di lembaga pelatihan, dengan bekerja secara langsung di bawah bimbingan dan pengawasan instruktur atau pekerja yang berkompetensi dalam proses produksi barang dan/atau jasa di perusahaan, dalam rangka mencapai keterampilan dan keahlian tertentu.

"Program pemagangan merupakan salah satu solusi tepat untuk mengatasi masalah ketenagakerjaan. Peserta mendapatkan pengalaman kerja pada dunia kerja yang sesungguhnya, membentuk sikap mental, perilaku kerja serta kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja," jelas Ida.

Kemnaker selalu mendorong pola pelatihan pemagangan, baik pemagangan dalam negeri maupun pemagangan luar negeri. Agar pemagangan di luar negeri dapat berjalan secara efektif dan efisien dan mencapai tujuan pemagangan, diperlukan adanya Sending Organization (SO) sebagai penyelenggara pemagangan.

"Penyelenggara pemagangan di luar negeri adalah LPK yang telah mendapatkan izin dari Dirjen Binalavotas atau disebut sebagai Sending Organisation (SO), instansi pemerintah, perusahaan atau lembaga pendidikan yang telah terdaftar pada Ditjen Binalavotas, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 8 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan dan Perijinan Pemagangan di Luar Negeri," terang Ida.

"Perlu saya sampaikan bahwa program pemagangan luar negeri bagi pemuda-pemudi asal Indonesia saat ini sebagian besar ke Jepang, di mana Jepang dikenal dengan disiplin dan etos kerja yang tingggi selain dari sisi teknologinya. Oleh karena itu, program pemagangan luar negeri khususnya dimaksudkan agar para peserta magang bisa menerapkan disiplin dan etos kerja sekembalinya ke Indonesia," pungkas Ida.