Menanam 5 Pohon Tiap Tahun Demi Melestarikan Hutan di Kalimantan Timur
Merdeka.com - Kampung Bidukbiduk merupakan salah satu dari 38 kampung di Berau, Kalimantan Timur, terpilih sebagai kampung iklim untuk menurunkan emisi karbon, karena dikelilingi hutan yang masih sangat luas. Menjaga kelestarian hutan, sudah jadi kebiasaan warga kampung setempat.
merdeka.com berkesempatan mengunjungi kampung Bidukbiduk, berjarak sekitar 235 kilometer dari Tanjung Redeb, pusat pemerintahan Kabupaten Berau.
Benar saja. Kampung Bidukbiduk yang berada di pesisir pantai, memang masih memiliki hutan yang cukup luas. Pepohonan menjulang tinggi khas hutan tropis, bisa terlihat dari kejauhan.
-
Bagaimana masyarakat Baduy menjaga keasrian alam di kampung mereka? Salah satu upaya menjaga keasrian alam adalah melalui kegiatan bertaninya dengan sistem huma. Warga hanya boleh panen satu kali dalam satu tahun, dan merawat tanaman hasil buminya dengan tidak menggunakan pupuk kimia.
-
Bagaimana cara menjaga hutan Kutai Timur? Lebih hebat lagi, hutan dan alam juga dijaga melalui pendekatan adat. Di Hutan Lindung Wehea bahkan ada lembaga adat khusus yang menjaga hutan. Ada patrol rutin yang dilakukan agar hutan tetap Lestari.
-
Dimana hutan yang masih menyerap karbon? Cekungan Kongo Menurut peneliti di Laboratorium Ilmu Iklim dan Lingkungan Prancis, hujan tropis utama di cekungan Kongo menjadi satu-satunya hutan yang masih menyerap karbon.
-
Bagaimana cara masyarakat Bangka Belitung menjaga lingkungan melalui Kelekak? Kelekak dilakukan dengan sengaja agar lahan yang sudah tidak ditanami oleh suatu tumbuhan akan digantikan dengan tanaman buah seperti durian, cempedak, duku, dan jenis tanaman lainnya. Seluruh tanaman tersebut ditinggal dan dibiarkan tumbuh hingga menjadi hutan tanaman buah di kemudian hari.
-
Mengapa hutan penting untuk lingkungan? Penebangan hutan untuk pertanian, peternakan, dan pemukiman mengurangi jumlah pohon yang menyerap CO2 dari atmosfer.
-
Di mana Kampung Bubakan berada? Dilansir dari kanal YouTube Xplorenesia, Desa Bubakan merupakan desa yang berada di sebelah utara Kabupaten Wonogiri dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Karanganyar.
"Terpilihnya kampung Bidukbiduk sebagai kampung iklim, karena sebagai destinasi wisata, masih punya hutan bagus. Kita punya areal hutan lindung sekitar 2 ribu hektare, masih alami," kata Kepala Kampung Bidukbiduk Abdul Rakhman, di kantornya, Rabu (6/11).
Rakhman menerangkan, menjaga hutan, sudah menjadi kewajiban, sekaligus kebiasaan warga kampung. Bahkan, pemerintah kampung mengeluarkan aturan larangan merambah hutan.
"Aturan kami, lahan yang tidak digarap, diwajibkan kepada pemiliknya menanam 1 orang minimal 5 pohon. Kami juga siapkan bibit pohonnya. Juga, kami wajibkan menanam pohon karet," ujar Rakhman.
Komitmen Melestarikan Alam
Kewajiban menanam pohon itu lanjut Rakhman, diterapkan bagi warga kampung setiap tahunnya. Komitmen warga setempat untuk menjaga dan melestarikan total kawasan bentangan alam seluas 14 ribu hektare, dilaksanakan dengan baik.
"Kampung Bidukbiduk ini, dihuni sekitar 600 kepala keluarga, sekitar 1.800 jiwa. Yang kami hadapi sekarang ini, bukan ancaman perambahan hutan. Tapi, ancaman abrasi pantai yang perlu mendapatkan perhatian," ungkap Rakhman.
"Untuk abrasi, perlu dapat kajian serius dari banyak pihak. Gelombang laut sampai ke pesisir ini, cukup besar. Utamanya, di pesisir utara Bidukbiduk. Meski memang itu musiman," tambahnya.
Setiap kejadian gelombang besar, sekitar 20-30 pohon kelapa di bibir pantai tumbang. "Kalau sementara dipasang beton (pemecah gelombang), justru mengurangi keindahan bibir pantai. Kan pantai indah yang kita jual kepada wisatawan," terangnya.
Di sisi lain, beragam suku hidup berdampingan dengan sangat baik di Bidukbiduk. Seperti suku Bugis, Bajau dan Mandar. "Sementara 60 persen masyarakat kami, merupakan nelayan sebagai sumber penghasilan utama masyarakat," kata dia.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pupuk Kaltim terus berupaya untuk mendorong tercapainya Net Zero emission di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPupuk Kaltim Terapkan Strategi Begini untuk Menekan Emisi Karbon
Baca SelengkapnyaKawasan ini sengaja disasar sebagai upaya perusahaan dalam mendorong komitmen bersama untuk pemulihan lahan eks tambang.
Baca SelengkapnyaPara mantan penampang ini tersadar ketika lahan yang memberinya kehidupan, bertahun-tahun terus mengalami kerusakan.
Baca SelengkapnyaSaat ini terdapat 104 Program penanaman diseluruh wilayah operasi Pertamina Group di seluruh Indonesia.
Baca SelengkapnyaSelain itu, Pupuk Kaltim berkomitmen untuk selalu memperhatikan proses bisnis sesuai dengan aspek tata kelola lingkungan secara berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaTak hanya melindungi hutan dari perambahan, aktivitas di hutan lindung bahkan sangat dibatasi.
Baca SelengkapnyaPupuk Kaltim bersama BPSI Tanaman Buah Tropika akan melakukan optimalisasi kegunaan lahan, dengan penanaman berbagai jenis komoditas buah-buahan tropika.
Baca SelengkapnyaPerjuangan menjaga alam menjadi jalan berat dipilih Rasman dan anggota Kelompok Tani Hutan (KTH) Pabangbon di Desa Malasari.
Baca SelengkapnyaBupati Bandung, Dadang Supriatna kembali menuai apresiasi sebagai Pembina Program Kampung Iklim (Proklim) dari KLHK.
Baca SelengkapnyaPuluhan negara bertemu di Forum South-South Knowledge Exchange, Kota Balikpapan.
Baca SelengkapnyaKelestarian hutan perlu dijaga agar bumi tetap layak huni.
Baca Selengkapnya