Menanti Polri Membongkar 'Otak' Penyerangan Novel Baswedan
Merdeka.com - Dua orang sudah ditetapkan sebagai tersangka atas penyerangan air keras terhadap Novel Baswedan. Walau pelaku eksekutor sudah terbongkar, Peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW), Wana Alamsyah menilai Polri tidak transparan dalam mengungkap pelaku penyerangan air keras terhadap penyidik senior KPK, Novel Baswedan.
Sebab, diduga masih ada aktor intelektual selain RM dan RB yang diyakini hanya sebagai eksekutor. "Tidak transparan karena apa? Ada informasi oknum jenderal diduga terlibat bisa menjadikan kepolisian tidak transparan saat ini," kata Wana saat jumpa pers catatan akhir tahun ICW di kantornya, Kalibata, Jakarta, Minggu (29/12).
Namun Wana belum dapat menjelaskan lebih detail terkait siapa jenderal diduga menjadi aktor intelektual kasus ini. Wana menyatakan dugaan jenderal didapatkan dari pernyataan Novel sendiri saat wawancaranya oleh Majalah TIME pada Juni 2017.
-
Bagaimana proses penanganan laporan IPW oleh KPK? 'Setelah kami cek, betul ada laporan masyarakat dimaksud. Kami segera tindaklanjuti dengan verifikasi lebih dahulu oleh bagian pengaduan masyarakat KPK,' singkat Ali.
-
Apa yang dilaporkan IPW kepada KPK? Laporan yang dilayangkan Indonesia Police Watch (IPW) atas dugaan gratifikasi Rp100 miliar dengan terlapor mantan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo harus dipisahkan dari politik.
-
Kenapa Wawan ditangkap? Wawan ditangkap karena menerima paket sabu dari Pekanbaru dengan modus ekspedisi helm.
-
Apa yang diselidiki KPK? Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus menyelidiki dugaan kasus korupsi pengadaan lahan proyek Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS).
-
Bagaimana KPK mengungkap kasus suap di Basarnas? Pengungkapan kasus ini bermula dari operasi tangkap tangan pada Selasa 25 Juli 2023 sekitar jam 14.00 WIB di jalan raya Mabes Hankam Cilangkap, Jakarta Timur dan di Jatiraden, Jatisampurna, Kota Bekasi. Dalam OTT, KPK amankan 11 orang dan menyita goodie bag berisi uang Rp999,7 Juta.
-
Siapa yang dikritik ICW soal kasus korupsi? Aktivis dari Indonesia Corruption Watch (ICW) menggelar aksi unjuk rasa untuk mengkritik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) belum juga menangkap Harun Masiku di depan gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Senin (15/1/2024).
"Kalau kita lihat atau mendengarkan beberapa kali argumentasi yang disampaikan oleh Mas Novel bahwa diduga ada jenderal terlibat. Seharusnya kepolisian mencoba untuk menggali informasi itu. Sehingga aktor intelektualnya itu kemungkinan ada yang lain," jelas Wana.
Akankah Polri membongkar 'otak' penyerangan Novel Baswedan?
Penetapan Tersangka Babak Awal Ungkap Kasus Novel
Kabareskrim Komjen Listyo Sigit Prabowo mengatakan, penangkapan RM dan RB merupakan awal pengungkapan pengusutan kasus teror dialami Novel Baswedan. Listyo menegaskan pengusutan kasus dialami Novel Baswedan berdasarkan bukti yang ada.
"Kita bekerja dengan bukti, bukan opini atau persepsi. Jadi silakan ditunggu, ini baru permulaan," kata Listyo di gedung PTIK, Jakarta Selatan, Sabtu (28/12).
Karena hal itu, dia menyebut penetapan tersangka merupakan babak awal dari pengungkapan kasus. Listyo juga menyebut pengusutan akan dilakukan secara terbuka.
"Ini masih panjang, seperti yang disampaikan Kapolri, semuanya akan dibuka saat disidang," ujar dia.
Pengakuan Pelaku
Saat dua tersangka penyerangan Novel Baswedan digiring ke ruang tahanan Bareskrim Mabes Polri, salah satu tersangka menyebut jika Novel adalah penghianat.
"Tolong dicatat, saya tidak suka dengan Novel karena dia penghianat," teriak salah satu tersangka, RB, Rabu (28/12).
Berbeda dengan pengakuan tersangka. Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) pernah menyampaikan jika kasus penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan diduga berlatar belakang politik.
"Novel itu kan orang KPK, bisa dilihat bahwa ada latar belakang politik, dan itu kan selama ini dari awal perkara ini juga sudah dilempar terus persoalan ini untuk Polri harus mengungkap dan sebagainya. Itu kan artinya bahwa kasus ini memang bisa dikatakan high profile, maksud saya itu," kata anggota TGPF Hendardi, di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (9/7/2019) lalu.
Lucu dan Aneh Kalau Motif Penyerangan Dendam Pribadi
Sementara itu, Novel Baswedan mengaku merasa aneh dan lucu jika motif penyerangan yang dilakukan RM dan RB karena dendam pribadi. Ia menduga masih ada motif lain kenapa kedua tersangka menyerang dirinya dengan air keras pada 2017 silam.
"Saya seharusnya mengapresiasi kerja Polri, tapi keterlaluan bila disebut bahwa penyerangan hanya sebagai dendam pribadi sendiri dan tidak terkait dengan hal lain, apakah itu tidak lucu dan aneh?" kata Novel, Jumat (27/12) dikutip dari Antara.
Novel Pernah Sebut Ada Jenderal Diduga Terlibat
Beberapa waktu lalu, Novel Baswedan pernah mengungkapkan ada petinggi Polri yang terlibat kasus penyiraman air keras kepada dirinya. Bahkan, salah satu anggota Polri yang terlibat sudah berpangkat jenderal.
"Satu jenderal diduga terlibat," katanya saat wawancara khusus dengan Najwa Shihab dalam acara Mata Najwa di Metro TV seperti dikutip merdeka.com, Rabu (26/7/2017) silam.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Novel lantas menyindir Ketua KPK Firli Bahuri yang meresmikan sekaligus main badminton di Manado.
Baca SelengkapnyaPerlindungan itu harus diberikan kepada Kombes Irwan yang akan menjadi whistleblower
Baca SelengkapnyaApabila benar korban ditembak ketika sedang menjalankan tugasnya sebagai aparat penegak hukum, kasus ini juga bisa dilihat sebagai obstruction of justice.
Baca SelengkapnyaReinkarnasi dinasti itu berefek langsung atau tidak langsung terhadap penegakan hukum di Indonesia.
Baca SelengkapnyaNovel menyebut, Polri telah menyelamatkan KPK dari tangan Firli Bahuri.
Baca SelengkapnyaSebab menurut Novel, pernyataan Alex bisa saja merujuk memberikan kode kepada Harun sendiri.
Baca SelengkapnyaNovel menduga sudah banyak pihak yang menjadi korban pemerasan oknum di KPK. Hanya saja korban tak berani atau belum bersedia mengungkapnya.
Baca SelengkapnyaApa kesalahan Alexander Marwata sehingga dilaporkan ke Dewas KPK?
Baca SelengkapnyaPidato yang dimaksud yakni komitmen Ketua Umum Partai Gerindra terhadap pemberantasan korupsi sebagai salah satu prioritas utama pemerintahannya.
Baca Selengkapnya"Saya cuma khawatir bila ternyata itu tidak ada uangnya, tetapi KPK mau buat framing saja," kata Novel.
Baca SelengkapnyaNovel Baswedan menilai metode OTT yang kerap digunakan penyidik cukup sukses.
Baca SelengkapnyaIndonesia Corruption Watch (ICW) menilai penanganan kasus dugaan pemerasan Ketua KPK Firli Bahuri di Polda Metro berjalan lambat.
Baca Selengkapnya