Mencegah Radikalisme Berkembang di Kalangan Generasi Muda Banten
Merdeka.com - Generasi muda merupakan sasaran rawan paham radikalisme dan terorisme. Menurut data dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) angka pemuda yang terpapar kedua paham tersebut tidaklah sedikit.
Data BNPT menyebutkan, pelaku teroris terbesar berpendidikan SMU yakni 63,3 persen, kemudian disusul perguruan tinggi 16,4 persen, SMP 10,9 persen, tidak lulus perguruan tinggi 5,5 persen, dan SD 3,6 persen.
Kemudian berdasarkan umur, pelaku teroris terbanyak usia 21-30 tahun yakni 47,3 persen, disusul usia 31-40 tahun 29,1 persen. Sedangkan, usia di atas 40 tahun dan di bawah 21 tahun masing-masing 11,8 persen.
-
Apa yang mengancam generasi muda? Krisis iklim yang semakin parah dan meningkatnya frekuensi gelombang panas diprediksi akan menambah ancaman bagi generasi muda.
-
Kenapa muda-mudi terjaring razia? Petugas juga memergoki pemuda bersama 2 orang wanita dalam satu kamar.
-
Apa saja fakta kenakalan remaja di Indonesia? Fakta menunjukkan bahwa perilaku menyimpang di kalangan remaja semakin beragam dan kompleks, mulai dari tawuran, penyalahgunaan narkoba, hingga perilaku seksual yang berisiko.
-
Kenapa anak muda rentan terhadap kanker? Penelitian menunjukkan bahwa perubahan gaya hidup di Amerika Serikat berperan sebagai salah satu pendorong utama risiko kanker. Pola makan yang tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik, dan tidur yang buruk semuanya berkontribusi pada peningkatan risiko kanker, terutama kanker yang terkait dengan obesitas.
-
Kenapa penyalahgunaan narkoba jadi ancaman besar buat remaja? Penyalahgunaan narkoba merupakan salah satu momok yang mengancam remaja. Berdasar data, terjadi peningkatkan penggunaan narkoba pada anak usia sekolah.
-
Apa saja perilaku kenakalan remaja? Kenakalan remaja bisa berbentuk kenakalan biasa, seperti berkelahi, keluyuran, membolos sekolah atau pergi dari rumah tanpa pamit.
Dalam acara deklarasi dalam momentum Hari Sumpah Pemuda di Banten, Kapolda Banten Irjen Pol Tomsi Tohir mengatakan mereka yang ditangkap Polri dalam kasus terorisme rata-rata berusia muda dengan persentase hingga 52 persen.
"Kita mengajak kepada pemuda mulai dari BEM, organisasi lain untuk bisa memahami akar permasalahannya bagaimana radikalisme ini masuk terhadap generasi milenial ini sehingga dengan begitu kita bisa mewaspadai masuknya radikalisme," kata Kapolda di Pendopo Gubernur Banten, Senin (28/10).
Menurutnya, dulu radikalisme dikembangkan melalui kelompok mulai dari keluarga terdekat. Sekarang, sudah mulai bergeser berkembang melalui media sosial sehingga paham ini sangat mudah menyebar.
"Kita menyarankan generasi muda bisa melihat konten ajakan medsos maupun ajakan tadi. Lalu bandingkan dengan literatur yang lain sehingga benar tidak (ajaran tersebut)," katanya.
Untuk menanggulangi hal tersebut, pemuda di Banten yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Banten, Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Banten menggelar deklarasi anti radikalisme dan terorisme.
"Insiden penusukan Pak Wiranto mencoreng nama baik Banten. Untuk itu kami tergerak untuk berbuat sesuatu untuk Banten. Kami mencoba menghalau paham tersebut masuk ke kalangan pelajar dan mahasiswa dan pemuda pada umumnya," kata Ketua DPD KNPI Banten Ali Hanafiah.
Terpisah Ketua BEM Serang Fakhrur Khafidzi menyatakan bahwa deradikalisasi perlu dilakukan. Upaya pencerahan terhadap pemuda di Banten menjadi pekerjaan bersama. "Kami akan ke sekolah-sekolah untuk memberikan pencerahan kepada kalangan pelajar."
Di sisi lain, nilai-nilai nasionalisme dan Pancasila perlu terus dibumikan. "Pancasila disusun oleh para ulama kita sebagai falsafah bernegara," ujarnya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bangbang menegaskan, BNPT terus mendukung kaderisasi kepemimpinan yang menyasar perempuan dan anak sebagai upaya perdamaian
Baca SelengkapnyaPemkot Madiun disarankan memiliki penguatan pencegahan paham radikal dan terorisme demi keamanan kota tersebut
Baca SelengkapnyaMa'ruf menduga kelompok ini menyasar anak muda karena masa depan bangsa ada di tangan mereka.
Baca SelengkapnyaBerbagai program itu hadir untuk mewadahi generasi muda agar tidak terjadi kekosongan pengetahuan.
Baca SelengkapnyaBadan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyebut aksi teror di Indonesia terus menurun sejak tahun 2018.
Baca SelengkapnyaAnak-anak harus dilindungi dari ancaman intoleransi, radikalisme dan terorisme
Baca SelengkapnyaMenjaga generasi muda dari radikalisasi memerlukan pendekatan komprehensif dan sinergi berbagai pihak. Termasuk keluarga, masyarakat, dan negara.
Baca SelengkapnyaPancasila menjadi penting dibumikan khususnya bagi para generasi muda guna mencegah intoleransi
Baca SelengkapnyaPenangkapan teroris itu berjalan linier dengan menurunnya aksi terorisme di Indonesia.
Baca SelengkapnyaSaat ini BNPT memiliki berbagai program yang fokus membentuk kekuatan rumah tangga.
Baca SelengkapnyaPerlunya pemanfaatan artificial intelligence (AI) untuk menyebarkan pesan toleransi dan moderasi beragama.
Baca SelengkapnyaMilenial dan Gen Z menyumbang 56,45%, pada peta pemilih di Pemilu 2024.
Baca Selengkapnya