Mendagri akui Pilkada serentak malah membikin anggaran membengkak
Merdeka.com - Penyelenggaraan Pilkada serentak yang sudah diselenggarakan dua kali di tahun 2015 dan 2017 dikeluhkan oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo. Menurut dia, penyelenggaraan Pilkada serentak yang diharapkan dapat menghemat anggaran justru mengalami pembengkakan biaya.
"Dengan segala mohon maaf, bayangan saya waktu saya jadi menteri pertama, Pilkada serentak 2015 akan hemat. Tapi mohon maaf ternyata justru lebih membengkak hampir 200 persen," kata Tjahjo Kumolo di UGM, Kamis (27/4).
Tjahjo mengatakan, pembengkakan salah satunya adalah keperluan logistik KPU dalam lima tahun mengalami peningkatan. Selain itu, ada juga pembengkakan karena dimanfaatkan oleh pihak-pihak lain.
-
Apa itu Pilkada Serentak? Pilkada Serentak merujuk pada pemilihan kepala daerah yang dilaksanakan secara bersamaan di seluruh wilayah Indonesia, termasuk pemilihan gubernur, bupati, dan wali kota.
-
Kenapa Pilkada Serentak dilakukan? Ketentuan ini diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pelaksanaan pemilihan, serta mengurangi biaya penyelenggaraan.
-
Kenapa gaji PKD Pilkada 2024 meningkat? Jumlah ini mencerminkan penghargaan terhadap peran dan tanggung jawab yang diemban oleh Panitia Pengawas Pemilu (PKD), dalam menjalankan tugasnya selama proses Pemilihan Umum 2024 di tingkat kelurahan/desa.
-
Apa itu Pilkada? Pilkada atau Pemilihan Kepala Daerah adalah proses demokratisasi di Indonesia yang memungkinkan rakyat untuk memilih kepala daerah mereka secara langsung.
-
Kenapa Pilkada dilakukan secara serentak? Pilkada serentak 2015 digelar untuk daerah-daerah dengan masa jabatan kepala daerah yang habis pada periode 2015 sampai Juni 2016.
"Kalau dulu kendaraan bisa pinjam Pemda. Sekarang membeli mobil sendiri. Jadi efisiensinya tidak ada. Tahun 2017 juga sama. Masih membengkak anggarannya," ujar Tjahjo.
Tjahjo mengungkapkan memang ukuran suksesnya kegiatan politik tidak bisa dinilai hanya dengan uang ataupun anggaran. Menurut Tahjo, biaya politik memang sangat besar sehingga tak heran jika untuk menjadi anggota DPR saja bisa menghabiskan uang miliaran rupiah.
"Tapi yang terpenting dalam Pilkada Serentak, partisipasi masyarakat meningkat, tidak ada politik uang, ada jaminan untuk kebebasan menyampaikan pendapat, sikap dan ada etika. Selain itu bagi pemerintah Pilkada serentak harapannya dapat membangun hubungan baik antara pemerintah pusat dengan daerah," pungkas Tjahjo.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Namun untuk Bawaslu, masih ada 24 Pemda yang belum sepakat dengan usulan anggaran Bawaslu.
Baca SelengkapnyaRincian anggaran Pemilu 2024 yang diberikan oleh Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
Baca SelengkapnyaNantinya dana tersebut akan dialokasikan untuk kebutuhan dan seluruh tahapan penyelanggaraan Pilkada.
Baca SelengkapnyaTerlebih, hasil survei menunjukkan bahwa konflik kepentingan berpotensi terjadi dengan penyalahgunaan kekuasaan.
Baca Selengkapnya"Jangan mengambil rIsiko terlalu tinggi," kata Mendagri Tito.
Baca SelengkapnyaAnggota Komisi II Fraksi PKB DPR RI Indrajaya mengatakan partainya yang pertama kali mengusulkan pemilihan Gubernur melalui DPRD.
Baca SelengkapnyaTKN Prabowo-Gibran menilai kritik PDI Perjuangan sebagai nalar yang salah dan bisa berdampak negatif kepada masyarakat.
Baca SelengkapnyaPilkada serentak di Jabar diselenggarakan di 140.457 tempat pemungutan suara (TPS) yang tersebar di 627 kecamatan, 5.311 desa, dan 645 kelurahan.
Baca SelengkapnyaTahun 2022 telah direalisasikan Rp3,1 triliun, dan tahun 2023 baru mencapai Rp29,9 triliun.
Baca SelengkapnyaUsai pendatangan NPHD, dana akan cair paling lambat 14 hari setelahnya.
Baca SelengkapnyaPKS menilai dana besar negara untuk perhelatan beberapa Pilkada langsung bisa dialokasikan untuk berbagai program kesejahteraan rakyat.
Baca SelengkapnyaPencairan tahun 2023 sebesar 40 persen dan Tahun 2024 sebesar 60 persen.
Baca Selengkapnya