Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mendagri hingga muslim Tionghoa marah Gubernur NTB dimaki kata SARA

Mendagri hingga muslim Tionghoa marah Gubernur NTB dimaki kata SARA Gubernur NTB Muhammad Zainul Majdi. ©2017 Merdeka.com

Merdeka.com - Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi mendapat perlakuan tak mengenakkan dari WNI bernama Steven Hadisurya Sulistyo (SHS) saat berada di Bandara Changi, Singapura. Steven mengumpat Zainul dan istrinya, Erica dengan kata-kata SARA.

"Dasar Indo, dasar Indonesia, dasar pribumi, tiko," umpat Steven.

Zainul yang merupakan cucu ulama besar NTB TGH KH Zainuddin Abdul Majid ini sempat mencoba meredam kemarahan Steven. Namun umpatan Steven makin menjadi-jadi hingga tiba di Jakarta.

Merasa haknya diinjak-injak, doktor lulusan Universitas Al Azhar, Kairo ini pun melaporkan Steven ke Polres Bandara Soekarno-Hatta. Meski terus memaki dan marah-marah, akhirnya Steven membuat surat permintaan maaf. Zainul pun memaafkan Steven.

Namun, tak sedikit masyarakat sudah keburu tak terima atas perlakuan Steven terhadap Zainul.

Mendagri Tjahjo Kumolo

Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tjahjo Kumolo prihatin melihat kasus ini. Dia menyebut, hal itu menunjukkan moral bangsa semakin buruk.

Menurut Tjahjo, kejadian itu tak perlu terjadi, apalagi sama-sama anak bangsa yang berkewarganegaraan Indonesia. Sebutan rakyat pribumi adalah sikap dan moral yang tidak menunjukkan kebhinekaan.

"Itu menunjukkan moral kita semakin buruk," ungkap Tjahjo di Palembang, Senin (17/4).

Mendagri mengapresiasi sikap Gubernur NTB yang berbesar hati untuk memaafkan pengumpan tersebut. Meski demikian, kejadian ini perlu dideteksi agar tak terulang lagi.

"Memang harus jadi perhatian bersama. Saya minta tidak terjadi lagi," ujarnya.

Masyarakat Muslim Tionghoa (Musti)

Masyarakat Muslim Tionghoa (Musti) melaporkan Steven Hadisurya Sulistiyo ke Polda Metro Jaya. Ketua Umum Musti, Mohamad Jusuf Hamka menjelaskan laporan dilayangkan pada Jumat (14/6) malam melalui Kuasa Hukumnya, Farhat Abbas dan Elza Syarief.

Jusuf menjelaskan, melaporkan Steven karena sakit hati terhadap sikap Steven yang menghina Gubernur NTB. Hal ini, kata dia, sama saja mencoreng perjuangan sejumlah pihak termasuk dirinya yang terus berjuang memperkuat kebhinekaan di Tanah Air.

"Sejak tahun 70-an, 80an saya merajut kebhinekaan ini dengan susah payah. Tapi ada orang sombong memperlakukan Gubernur saja seperti itu, apalagi dia memperlakukan pembantunya," kata Jusuf di Jakarta, Minggu (16/4).

Jusuf meminta kepolisian segera mengambil tindakan. Sebab, hal ini, patut untuk diseriusi karena telah mencoreng kebhinekaan. "Gubernur NTB bisa memaafkan. Tapi saya nggak. Saya bangun kebhinekaan ini sejak tahun 70-an," ujarnya.

Nahdlathul Wathan (PBNW)

Ratusan warga Nusa Tenggara Barat menggelar aksi damai di Mataram. Mereka menuntut penegak hukum memproses orang bernama Steven Hadisurya Yulistyo yang menghina Gubernur NTB Muhammad Zainul Madji dengan kata-kata SARA di Bandara Changi, Singapura.

Warga yang berasal dari berbagai macam organisasi masyarakat (ormas) di NTB, menggelar aksinya pada Senin (17/4), pukul 10.00 WITA. Mereka berjalan kaki dari halaman parkir Masjid Islamic Centre melewati Jalan Langko, Mataram, hingga berujung di depan Mapolda NTB. Demikian dikutip dari Antara.

Dalam aksi tersebut, sejumlah perwakilan dari berbagai ormas Islam besar di NTB menyampaikan aspirasinya. Salah satunya, disampaikan oleh Sekjen Pengurus Besar Nahdlathul Wathan (PBNW) Tuan Guru Hasanain.

Hasanain menyampaikan harapan Gubernur NTB Zainul Majdi yang diterimanya dalam bentuk pesan singkat. "Saya berharap kepada semua pihak agar menjadikan peristiwa ini sebagai pelajaran untuk membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia yang kita cintai ini," kata Hasanain, membacakan pesan singkat Gubernur NTB itu.

Majelis Adat Sasak

Majelis Adat Sasak yang diwakilkan dalam orasinya, juga menyampaikan pernyataan sikap yang menilai tutur kata Steven, tidak hanya menyinggung orang nomor satu yang duduk di kursi pemerintahan NTB. Namun juga dinilai sebagai perbuatan yang telah menciderai rasa kesatuan dan persatuan bangsa.

Untuk itu, Majelis Adat Sasak beserta seluruh peserta aksi, meminta pihak aparat penegak hukum agar segera memproses Steven sesuai dengan aturan hukum yang berlaku. Karena jika persoalan ini tidak segera ditindaklanjuti, maka dikhawatirkan akan menjadi preseden buruk bagi kelangsungan pembangunan sosial dan demokrasi di Indonesia. (mdk/ded)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Polda Metro Jaya Proses Laporan Kasus Dugaan Penistaan Agama Pejabat Kemenhub
Polda Metro Jaya Proses Laporan Kasus Dugaan Penistaan Agama Pejabat Kemenhub

Pejabat Kemenhub itu kini dibebastugaskan untuk memudahkan pemeriksaan lebih lanjut.

Baca Selengkapnya
Ikut Tertawakan Penjual Es Teh Bareng Gus Miftah, Habib Zaidan: Saya Minta Maaf dan Mengaku Salah
Ikut Tertawakan Penjual Es Teh Bareng Gus Miftah, Habib Zaidan: Saya Minta Maaf dan Mengaku Salah

Habib Zaidan menjadi salah satu sosok dihujat ketika Gus Miftah menghina penjual es teh Sunhaji.

Baca Selengkapnya
Guyonan Suswono soal Janda Kaya Dinilai Hanya Soal Kepatutan, Tak Ada Unsur Penistaan Agama
Guyonan Suswono soal Janda Kaya Dinilai Hanya Soal Kepatutan, Tak Ada Unsur Penistaan Agama

Dia melihat, tidak ada pelanggaran hukum yang dilakukan Suswono terkait ucapan tersebut.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Pendeta Gilbert Datangi MUI Minta Maaf Ceramah Singgung Umat Muslim
VIDEO: Pendeta Gilbert Datangi MUI Minta Maaf Ceramah Singgung Umat Muslim

Pendeta Gilbert Lumoindong bersaturahmi ke Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (16/4/2024)

Baca Selengkapnya
Sampai Ampun-ampun, Komjen Fadil Imran Akui Sering Dimarahi Pengasuh Pondok Tremas, KH Luqman Harits 'Sudah Saudara'
Sampai Ampun-ampun, Komjen Fadil Imran Akui Sering Dimarahi Pengasuh Pondok Tremas, KH Luqman Harits 'Sudah Saudara'

Komjen Pol Fadil Imran mengaku sering kena marah. Pelakunya tak lain ialah sosok pengasuh Pondok Tremas, Pacitan.

Baca Selengkapnya
Dosen Alami Intimidasi Usai Laporkan Istrinya Selingkuh dengan Anggota TNI
Dosen Alami Intimidasi Usai Laporkan Istrinya Selingkuh dengan Anggota TNI

Preman tersebut melakukan pengerusakan CCTV dan juga menggembok rumah Zaenal Arifin dan mengancam ART.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Kata-kata Menyentuh Hati Ketum MUI, Jokowi Berkaca-kaca Dibilang Kurus Tak Pikir Diri Sendiri
VIDEO: Kata-kata Menyentuh Hati Ketum MUI, Jokowi Berkaca-kaca Dibilang Kurus Tak Pikir Diri Sendiri

Anwar berharap Jokowi dan Ma'ruf tetap memberikan kontribusinya untuk kebaikan Indonesia

Baca Selengkapnya
Pendeta Gilbert Diperiksa Terkait Kasus Penistaan Agama, Ini Penjelasan Polda Metro Jaya
Pendeta Gilbert Diperiksa Terkait Kasus Penistaan Agama, Ini Penjelasan Polda Metro Jaya

Keterangan Pendeta Gilbert telah dituangkan dalam BAP

Baca Selengkapnya
Dianggap Menistakan Agama, Zulhas Dilaporkan Forum Kiai Kampung Nusantara
Dianggap Menistakan Agama, Zulhas Dilaporkan Forum Kiai Kampung Nusantara

Mereka sudah menahan diri selama 3x24 jam untuk menunggu Zulhas meminta maaf.

Baca Selengkapnya
Suswono Dipolisikan Buntut 'Janda Kaya Nikahin Pemuda Nganggur', Pelapor Diarahkan ke Bawaslu
Suswono Dipolisikan Buntut 'Janda Kaya Nikahin Pemuda Nganggur', Pelapor Diarahkan ke Bawaslu

Ketua Umum Ormas Betawi Bangkit, David Darmawan mengatakan telah mengadukan Suswono ke Polda Metro Jaya.

Baca Selengkapnya
Akhir Cerita Video Viral Warga Bekasi Diduga Larang Tetangga Ibadah, Kedua Belah Pihak Saling Memaafkan
Akhir Cerita Video Viral Warga Bekasi Diduga Larang Tetangga Ibadah, Kedua Belah Pihak Saling Memaafkan

Wanita berinisial MS di dalam video tersebut diduga melarang sekelompok orang melakukan aktivitas ibadah karena tidak memiliki izin.

Baca Selengkapnya
Polisi Marahi Pemotor dengan Kata-Kata Kasar, Dirlantas Polda Metro: Mohon Maaf, Kami Khilaf
Polisi Marahi Pemotor dengan Kata-Kata Kasar, Dirlantas Polda Metro: Mohon Maaf, Kami Khilaf

Dalam video yang beredar, polisi tersebut memaki seorang pemotor yang dia setop.

Baca Selengkapnya