Mendes PDTT: Kopi Indonesia bisa mendunia melalui program Prukades
Merdeka.com - Bisnis yang berhubungan dengan gaya hidup (lifestyle) saat ini telah menjadi salah satu bidang usaha paling laku di Indonesia. Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (PDTT), Eko Putro Sandjojo mengatakan, salah satu bisnis lifestyle yang potensial di Indonesia adalah bisnis kopi.
Hal tersebut disampaikan Menteri Eko saat menjadi keynote speaker dalam acara Seminar berseri 'Gatra Bicara' di Upnormal Coffee Roasters, Jakarta, Selasa 8 Mei 2018 kemarin.
"Indonesia adalah penghasil kopi nomor empat dunia. Kabupaten yang potensial kopi sayaminta agar fokus," ujarnya.
-
Bagaimana Pemprov Kaltim menargetkan PPU untuk berkembang? 'Sudah saya melihat adanya perkembangan rusa sambar yang dari Api-api sudah berpindah dan saya tantang kembali dua bulan kedepan kalau rusanya segar, berkembang, dan sehat tidak ada yang mati, berarti PPU sudah bisa merawat daerahnya juga dan bisa membuat daerah ini berkembang juga,' tutup Akmal.
-
Dimana kopi Priangan terkenal? Karena terkenalnya kopi dari Jawa Barat, orang Eropa menyebutnya a cup of Java Mereka tidak menggunakan istilah secangkir kopi, tetapi secangkir Java.
-
Kenapa BRI dorong UMKM ke pasar kopi internasional? Direktur Commercial, Small, dan Medium Business BRI Amam Sukriyanto mengungkapkan,dukungan dari BRI untuk mendorong pelaku UMKM menembus pasar kopi internasional harapannya kopi Indonesia bukan hanya menjadi tuan rumah di Tanah Air, tetapi juga dapat merajai pasar kopi di manca negara.
-
Dimana Kopi Potorono ditanam? Sebagian besar kopi ini ditanam di bukit Potorono.
-
Bagaimana pabrik semen di Kaltim diproyeksikan untuk meningkatkan ekonomi daerah? Kolaborasi ini, kata dia, tidak hanya membawa manfaat ekonomi. Tetapi juga akan menciptakan lapangan kerja, meningkatkan kualitas infrastruktur, serta membuka peluang bagi pengembangan komoditas lain di sekitar pabrik.
-
Bagaimana Pertamina mendorong pertumbuhan ekonomi? 'Karena inilah kekuatan Indonesia,'ujar Nicke.
Ia menjelaskan, pengembangan kopi di desa-desa dapat dilakukan melalui program Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Prukades). Dengan Prukades, daerah potensial kopi akan memiliki skala ekonomi yang cukup sehingga menjadi magnet kuat bagi dunia usaha untuk investasi pascapanen.
"Tahun 2016 saya roadshow ke 44 kabupaten untuk mengikuti program Prukades ini, dan yang ikut hanya 22 kabupaten. Tapi mereka berhasil. Tahun ini saya buka lagi pendaftaran untuk ikut program tersebut, yang daftar ada 168 kabupaten. Setelah diseleksi kita luluskan 128 kabupaten, kita link-kan dengan 68 perusahaan menengah dan besar, membentuk 240 kesepakatan dengan investasi Rp47 triliun. Salah satunya adalah kopi," ungkapnya.
Menurutnya, kopi adalah salah satu produk Indonesia yang tidak boleh diremehkan. Namun demikian, perlu keterlibatan dunia usaha agar produk kopi dapat berkembang dengan pesat.
"Kalau dana desa memang masih fokus untuk infrastruktur karena desa-desa masih minim infrastruktur. Tapi pemerintah tidak hanya Kementerian Desa saja, di samping itu jangan lupa libatkan pengusaha," ucap Menteri Eko.
Selain jumlah dan kualitas produksi, lanjutnya, nilai jual kopi juga terletak pada pengelolaannya. Selanjutnya juga dibutuhkan pengalaman untuk dapat masuk ke dalam gaya hidup masyarakat kekinian. Dirinya berharap, Indonesia memiliki pengalaman yang dapat menciptakan nilai jual tersendiri.
"Tujuh tahun ke depan segala yang ada di kota besar juga akan ada di desa. Kopi mahal dikota-kota tujuh tahun ke depan juga akan muncul di desa," tegasnya.
Terkait hal tersebut, Deputi Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Joshua Puji Mulia Simandjuntak mengatakan, Indonesia adalah salah satu negara dengan pemilik indikasi geografis kopi terbanyak dunia. Hal ini semakin memperkuat besarnya potensi produksi kopi di Indonesia. Namun ia menyayangkan bahwa hingga saat ini kopi Indonesia belum banyak dikenal oleh dunia.
"Sekarang kita sedang memperkenalkan dan menyebarluaskan 'KOPI Indonesia'. KOPI yakni K-O- P-I. Jadi, kalau orang ingat kata KOPI, ingat Indonesia," sebut Joshua. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Areal panen kopi di Indonesia rata-rata seluas 1.25 juta ha/tahun.
Baca SelengkapnyaDi Desa Prangat Baru Yandri Susanto takjub akan potensi desa ini sebagai sentra penghasil kopi luwak berkualitas.
Baca SelengkapnyaKopi lokal Indonesia sudah banyak dilirik dan digemari masyarakat negara lain, sehingga penting untuk mempersiapkan diri.
Baca SelengkapnyaAdi menceritakan besarnya peranan BRI dalam mendorong Klaster Usaha Kopi Akar Wangi semakin berkembang hingga saat ini.
Baca SelengkapnyaProklim Lestari adalah penghargaan tertinggi bagi desa yang memiliki kegiatan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK).
Baca SelengkapnyaProvinsi Sumsel merupakan salah satu sentra produksi kopi nasional dengan area seluas 250.305 hektar pada tahun 2020.
Baca SelengkapnyaArsjad Rasjid sudah menyelesaikan tugasnya sebagai ketua tim pemenangan Ganjar-Mahfud di Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaPadahal, banyak jenis usaha atau bisnis yang bisa dikembangkan karena memiliki sumber daya yang luar biasa.
Baca SelengkapnyaPNM melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) memberikan bantuan berupa bibit Kopi Arabika Kintamani kepada para petani.
Baca SelengkapnyaPLN membangun kampung kopi konservasi untuk menjaga aliran Sungai yang digunakan memutar turbin dari erosi.
Baca SelengkapnyaSubsektor tersebut antara lain teh, kopi, buah, coklat atau kakao, dan susu yang produksi dalam negerinya melimpah.
Baca SelengkapnyaGanjar menyebut kopi Muncar pengemasannya sudah bagus dan menarik. Hanya perlu dikembangkan lagi untuk cara pemasarannya.
Baca Selengkapnya