Mendikbud: Indonesia harus meritrokasi sejak usia dini
Merdeka.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan mengingatkan pentingnya meritrokasi untuk dijalankan seluruh komponen di Indonesia. Meritrokasi sendiri ialah menilai berdasarkan prestasi.
Ia menjelaskan, sudah semestinya Indonesia selalu memilih orang-orang berprestasi dalam menyiapkan suatu rencana besar untuk menggapai prestasi. Anies tak ingin, mereka yang berkompetisi adalah orang-orang yang sejatinya tak memiliki kemampuan.
"Masa depan itu kuncinya satu meritokrasi, artinya menilai berdasarkan prestasi," kata Anies saat menutup kegiatan penganugerahan guru serta tenaga pendidik PAUD dan Dikmas berprestasi di Hotel Mercure, Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (27/5).
-
Apa yang disinggung Anies Baswedan? Anies Baswedan menyinggung soal pemimpin yang tidak memenuhi janjinya.
-
Apa nama lengkap Anies Baswedan? Anies Baswedan, dengan nama lengkap Anies Rasyid Baswedan, merupakan salah satu kandidat presiden untuk tahun 2024, dilahirkan di Kuningan pada tanggal 7 Mei 1969.
-
Bagaimana Anies Baswedan berpendapat tentang demokrasi? 'Kemudian kan dia nyindir-nyindir sekarang tidak demokratis, kalau tidak demokratis berarti dia tidak jadi gubernur. Ketika memaparkan sesuatu itu lebih banyak asumsi, opini,' kata Trubus.
-
Kenapa Anies Baswedan jadi menteri? Kesungguhannya dalam memajukan sektor pendidikan terwujud ketika Jokowi memilihnya sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam Kabinet Kerja periode 2014-2019.
-
Apa yang Anies tekankan kepada kader PKS? Anies mengaku perubahan bukan hanya untuk satu orang, partai, dan koalisi, tetapi hajat seluruh masyarakat Indonesia. 'Jadi bapak-ibu sekalian perubahan ini bukan tentang satu orang, bukan tentang satu partai bukan tentang satu koalisi ini adalah tentang mengubah hajat keluarga-keluarga di seluruh Indonesia. Untuk mengubah itu perlu kemenangan,' tegasnya.
-
Kapan Anies Baswedan menjadi Rektor? Pada 15 Mei 2007, Anies secara resmi dilantik menjadi Rektor Universitas Paramadina.
Anies mencontohkan, jumlah anak-anak Indonesia yang sukses dalam lomba di bidang science lebih banyak jika dibandingkan negara lain. Hal ini karena mereka yang terpilih adalah orang-orang berprestasi, bukan berdasarkan kepentingan maupun kedekatan.
"Perhatikan mengapa anak kita di bidang science bisa menang, jumlah yang menang anak-anak kita lebih banyak dari Jerman, Inggris dan Korea. Karena mereka dipilih bukan karena alasan selain prestasi. Bukan karena anak seseorang, tapi karena prestasi," tegasnya.
Anies berharap langkah yang telah dilakukannya itu bisa diikuti dengan komponen lainnya. Sehingga, mampu membawa prestasi kita luar biasa, kita sering berikan kesempatan kepada yang bukan berprestasi. Bahkan, dirinya menginginkan meritrokasi dilaksanakan sejak usia dini.
"Indonesia harus meritrokasi harus mulai proses usia dini. Saya percaya integritas ini dijaga dan kata ini menjadi pegangan semuanya," pungkasnya.
(mdk/war)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurut Anies, dengan menerapkan meritokrasi, diharapkan semua potensi kesuksesan bisa digapai.
Baca SelengkapnyaAlimudin mengatakan, pihaknya menyiapkan peta jalan pendidikan untuk menciptakan generasi yang kompeten di IKN.
Baca SelengkapnyaAnies menilai kesuksesan pendidikan ditentukan oleh guru yang berkualitas, bukan kurikulum yang diotak-atik.
Baca SelengkapnyaGenerasi muda dinilai sebagai kunci untuk membawa Indonesia menuju kemajuan.
Baca SelengkapnyaSelain itu, Anies berjanji memberikan penghargaan bagi dosen dan peneliti yang berbasis pada kinerja.
Baca SelengkapnyaSosok Menteri Pendidikan harus punya pengalaman di bidang akademik dan memiliki inovasi.
Baca SelengkapnyaAnies ingin menghadirkan kesetaraan dan keadilan di Ternate.
Baca Selengkapnya"Kita ingin mengembalikan agar negara ini tidak diatur pakai selera. Tapi, diatur menggunakan tata aturan hukum, meninggikan etika" kata Anies
Baca SelengkapnyaRisma mengatakan, keterbatasan bukanlah sebuah hambatan untuk meraih kesuksesan.
Baca SelengkapnyaDirinya menilai, sejak saat ini perlu disiapkan generasi muda siap berdaya saing dan unggul.
Baca SelengkapnyaMantan calon presiden Pemilu 2024 itu kembali ke kampus tersebut setelah sempat menjadi mahasiswa program musim panas pada 31 tahun silam.
Baca SelengkapnyaMasa depan tidak ada yang tahu, seperti kisah pria satu ini.
Baca Selengkapnya