Mendikbud sedih orientasi SMA 3 makan korban tewas
Merdeka.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhammad Nuh mengaku sedih atas kegiatan orientasi siswa SMA 3 Jakarta yang memakan korban tewas. Dia pun meminta agar aparat kepolisian segera menindak tegas terhadap para senior yang diduga melakukan penganiayaan terhadap adik kelasnya sendiri.
"Tentu kami sedih betul, atas nama apa pun kegiatannya kalau sudah menyangkut nyawa harus diusut tuntas," tegas Nuh di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (24/6).
Nuh mengaku sudah berkali-kali menyatakan pentingnya membentuk sikap dan moral bagi para siswa. Hal itu pun dicantumkannya dalam kurikulum 2013 yang menggabungkan kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan.
-
Bagaimana cara mengatasi kekerasan anak di sekolah? 'Hal ini harus disikapi secara serius, dengan bergerak serentak akhiri kekerasan pada satuan pendidikan. Upaya keras, masif, terstruktur, aksi nyata, serta terukur dalam pencegahan dan penanganan kekerasan pada satuan pendidikan wajib dilakukan,' kata Aris.
-
Apa dampak dari kekerasan di lingkungan sekolah? KPAI menilai segala bentuk kekerasan anak pada satuan pendidikan mengakibatkan kesakitan fisik/psikis, trauma berkepanjangan, hingga kematian. Bahkan lebih ekstrem, anak memilih mengakhiri hidupnya.
-
Siapa yang bertanggung jawab atas kekerasan di sekolah? Satuan pendidikan harus menyadari mereka memiliki tugas dan fungsi perlindungan anak, selain tugas layanan pembelajaran.
-
Kenapa kekerasan anak di sekolah semakin marak? Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyebutkan maraknya kekerasan terhadap anak di lingkungan satuan pendidikan karena lemahnya deteksi dini terhadap tumbuhnya kelompok pertemanan yang berpengaruh negatif. 'Kekerasan pada anak di satuan pendidikan cenderung dilakukan secara berkelompok akibat lemahnya deteksi dini terhadap tumbuhnya circle yang berpengaruh negatif,' kata Anggota KPAI Aris Adi Leksono saat dihubungi di Jakarta. Demikian dikutip dari Antara, Senin (11/3).
-
Apa dampak kekerasan pada anak? Menurut American Psychological Association (APA), anak-anak yang mengalami kekerasan lebih rentan terhadap depresi, kecemasan, agresi, dan perilaku antisosial di kemudian hari.
-
Bagaimana intervensi dilakukan dalam pendidikan? Biasanya, pemerintah akan melakukan intervensi yaitu sebagai tindak melancarkan perencanaan kerja dalam sebuah negara. Dalam hal ini intervensi mempunyai konotasi menekan pihak tertentu, bisa diartikan rakyat dan anggota pemerintahan yang lain.
"Kami pentingkan betul tiga kesatuan, yaitu kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan jadi satu kesatuan menunjukkan urusan sopan santun, kasih sayang, saling menghargai, jadi bagian mendesak di kurikulum 2013. Ada satu tempat khusus kita ajarkan agama dan budi pekerti, ini belum cukup karena akan dilaksanakan pada 14 Juli 2014," paparnya.
Untuk memastikan tidak ada lagi aksi kekerasan di lingkungan sekolah, Nuh menyatakan sudah mengirimkan surat edaran ke seluruh pemerintah daerah dan dinas pendidikan. Surat tersebut berisi permintaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk memantau kegiatan orientasi siswa atau mahasiswa baru di berbagai lembaga pendidikan.
Ancaman sanksi
Mohammad Nuh menilai aksi kriminalitas termasuk kekerasan di lingkungan pendidikan harus diberikan sanksi yang tegas. Setiap pelakunya harus diberi hukuman yang sesuai dengan kesalahannya, termasuk jika sampai menghilangkan nyawa orang lain. Tak hanya itu, sanksi juga dapat diberikan kepada penyelenggara pendidikan, tempat kekerasan itu terjadi.
"Yang punya itu kabupaten/kota, yang angkat kabupaten/kota. Oleh karena itu, yang punya wewenang langsung untuk menindak itu adalah yang punya sekolah itu. Kementerian memberikan dukungan penuh, dan memfasilitasi agar semua berjalan dengan baik," tandasnya.
Meski dalam kegiatan orientasi kerap menimbulkan korban jiwa, namun Nuh tetap memandang kegiatan tersebut tetap diperlukan. Sebab, siswa atau mahasiswa yang sedang melakukan perpindahan jenjang dapat segera beradaptasi dengan lingkungan barunya.
"Tapi mestinya orientasi bersifat edukatif, mengenalkan jenjang di bawahnya dan di atasnya. Mengenalkan budaya di situ, yang sifatnya edukatif sepanjang edukasi, orientasi tetap diperlukan. Yang tidak boleh itu, meski bukan orientasi tapi menyangkut kekerasan, itu sama sekali tidak dibenarkan," pungkasnya.
(mdk/gib)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebuah video yang viral di media sosial menunjukkan aksi perundungan yang melibatkan seorang siswa di salah satu Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Pati, Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaSebelum meninggal dunia, anaknya sempat merasa bahagia setelah kelulusan.
Baca SelengkapnyaMuhadjir juga mengingatkan agar guru dan pimpinan sekolah senantiasa mengedukasi siswa dan siswi tentang buruknya praktik perundungan.
Baca SelengkapnyaKurikulum baru nantinya akan membuat siswa lebih sibuk melakukan kegiatan kemanusiaan.
Baca SelengkapnyaGamma Rizkynata Oktafandy atau GRO (17) siswa SMKN 4 Semarang tewas terkena tembakan Aipda Robig.
Baca SelengkapnyaMasyarakat seolah diteror dengan kasus bullying dengan berbagai modus kepada para peserta didik
Baca SelengkapnyaDisdik Sukabumi berkoordinasi dengan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dan pengawas terkait permasalahan ini.
Baca SelengkapnyaKasus bullying memang sangat sering terjadi, termasuk di Indonesia. Belum lama ini viral anak SMA di Banjarmasih menikam teman sekelas yang kerap membullynya.
Baca SelengkapnyaPertikaian antara murid dan guru ini ujungnya berakhir damai, padahal sang guru mengalami luka-luka.
Baca SelengkapnyaMenhub memastikan akan mengevaluasi sejumlah aturan terkait proses pendidikan di STIP usai kematian Putu.
Baca SelengkapnyaDua guru di NTT dipolisikan karena kasus penganiayaan anak di bawah umur.
Baca SelengkapnyaVideo berdurasi 34 detik itu, korban menerima pukulan bertubi-tubi dari pelaku
Baca Selengkapnya