Mendikbud Telusuri Viral Video Anak SD Nyanyi 'Ayo Kita Pilih Prabowo-Sandi'
Merdeka.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhajir Effendi menginstruksikan anak buah telusuri viral video anak sekolah dasar di kelas menyanyikan lagu 'Ayo Kita Pilih Prabowo-Sandi'. Hingga saat ini belum diketahui peristiwa tersebut terjadi di daerah mana.
"Sedang diselidiki dari mana asalnya," singkat Muhajir saat dikonfirmasi merdeka.com, Selasa (26/2).
Muhajir menduga, nantinya akan ada wali murid tak terima anaknya diajari seperti itu hingga akhirnya melapor.
-
Siapa yang sedang menyelidiki kasus video viral? 'Kami sudah mengidentifikasi keempat korban yang mabuk dan mengimbau kepada masyarakat untuk tidak meniru perilaku tersebut, karena bisa membahayakan kesehatan dan keselamatan,' kata Kabid Humas Polda Kalsel Kombes Pol Adam Erwindi di Banjarmasin.
-
Siapa yang terlibat dalam video viral? Jadi, di videonya itu ada anak kecil mau belanja, anak-anak mudalah, terus dia bilang, 'Kak, kalau misal belanja di sini, dapat hadiah cium nggak dari Onyo (panggilan Betrand Peto)?',
-
Siapa yang menyebarkan video? NRA sebagai pengambil data dan penyebar.
-
Siapa ajudan Prabowo Subianto? Pada masa kampanye pilpres beberapa waktu lalu nama Mayor Teddy mendadak naik daun. Ia diketahui merupakan abdi negara yang bertugas sebagai ajudan pribadi Prabowo Subianto. Selain Mayor Teddy, sosok Rajif Sutirto juga ikut viral di masa kampanye pilpres beberapa waktu lalu. Laki-laki yang bertugas sebagai Komponen Cadangan (KC) TNI ini juga menjadi ajudan pribadi Prabowo Subianto bersama Mayor Teddy.
-
Siapa kakek Prabowo Subianto? Ia adalah cucu dari Raden Mas Margono Djojohadikusumo, pendiri Bank Negara Indonesia (BNI) 46 dan anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
"Nanti ada orang tuanya yang tidak terima dan lapor. Kita sambil tunggu," tambahnya.
Sebelumnya, beredar video anak sekolah dasar di kelas menyanyikan lagu 'Ayo Kita Pilih Prabowo-Sandi'. Video berdurasi 29 detik itu beredar sejak Senin (25/2), dan diunggah oleh akun Twitter @AhlulQohwah.
Dalam video terlihat anak-anak SD berpakaian batik kompak berdiri sambil menyanyikan lagu jargon Capres dan Cawapres Prabowo-Sandi di dalam kelas. Belum diketahui lokasi anak itu sekolah dan orang yang melakukan perekaman.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) masih menelusuri video tersebut. KPAI sudah berkoordinasi dengan tim siber Polri sejak mendapat aduan video itu dari masyarakat semalam.
"Masih menelusuri titik lokasi kejadian dibantu tim siber Polri," kata Ketua KPAI Susanto saat dikonfirmasi merdeka.com.
Susanto menjelaskan, sesuai Pasal 15 Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang perlindungan anak ditegaskan bahwa anak berhak dilindungi dari penyalahgunaan dalam kegiatan politik. Pelanggar aturan tersebut dikenakan dapat dipenjara selama lima tahun dan didenda Rp 100 juta.
Komisoner KPAI Bidang Pendidikan Retno Listyarti menambahkan agar dinas pendidikan di daerah mengingatkan kepala sekolah dan guru netral dalam hajatan Pemilu 2019 ini. KPAI mengingatkan agar lembaga pendidikan dan sekolah bebas dari politik praktis.
"KPAI menyampaikan keprihatinan atas kasus politisasi anak oleh pendidik di sekolah, padahal sekolah adalah zona yang seharusnya steril dari politik. Sama anak yang sudah hak pilih saja kalau di sekolah tidak boleh dipengaruhi, apalagi ini anak SD," kata Retno.
Berikut video viral anak SD nyanyi lagu Prabowo-Sandi di kelas:
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bawaslu Kota Medan menelusuri video viral pejabat Dinas Pendidikan Medan yang meminta para kepala sekolah memenangkan pasangan Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaAde Safri menjelaskan sedang fokus menyelidiki untuk mengetahui apakah terjadi peristiwa tindak pidana sebagaimana dilaporkan.
Baca SelengkapnyaVideo asusila itu diduga diperankan oleh anak dari vokalis band ternama berinisial AD (24).
Baca SelengkapnyaWali Kota Medan Bobby Nasution memberikan tanggapan terkait pejabat Disdik yang viral mengajak para kepala sekolah mendukung Prabowo-Gibran pada Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaPenyelidikan dilakukan sebagaimana laporan yang dilayangkan ke Polda Metro Jaya.
Baca SelengkapnyaPihak kepolisian sedang melakukan profiling akun-akun media sosial yang diduga sebagai penyebar video pertama kali.
Baca SelengkapnyaKapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo berjanji memberikan keadilan ke bocah perempuan di Padang Sidempuan yang jadi tersangka usai menerima video porno.
Baca SelengkapnyaKPAI mencatat terdapat 15 pelanggaran hak anak pada pemilu-pemilu sebelum 2024.
Baca SelengkapnyaKepolisian juga telah membangun komunikasi dengan orang tua siswa, pihak sekolah dan Disdik DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaBisnis konten 'Video Gay Kids' yang dibongkar Polda Metro Jaya menjadi bukti rentannya anak-anak Indonesia menjadi korban eksploitasi pornografi.
Baca SelengkapnyaAnak pelajar sebagai korban tindak kekerasan dan perundungan harus mendapat penanganan yang tepat
Baca SelengkapnyaSejauh ini Bawaslu masih melakukan penelusuran dan pengkajian terhadap video tersebut.
Baca Selengkapnya