Mendikbud yakin sekolah lima hari mampu tangkal radikalisme
Merdeka.com - Kebijakan lima hari sekolah yang dicanangkan oleh Mendikbud Muhadjir Effendy menjadi perdebatan tersendiri di dunia pendidikan. Sebagian ada yang sepakat dan sebagian lagi ada yang menolaknya.
Menanggapi hal itu, Muhadjir menyampaikan, ada beberapa keuntungan dari penerapan lima hari sekolah. Di antaranya adalah bisa menangkal radikalisme dan intoleransi. Lima hari sekolah juga dianggap Muhadjir mampu untuk meningkatkan peran keluarga dalam pendidikan.
"Dua hari libur kan bisa dimanfaatkan keluarga untuk berekreasi. Bisa untuk bertamasya menikmati kekayaan budaya dan keindahan alam di Indonesia. Menikmati kebudayaan dan kekayaan alam dalam rangka membangun rasa kebhinnekaan. Rasa kebhinnekaan ini akan membuat perilaku radikal dan intoleran akan berkurang," kata Muhadjir, Sabtu (15/7) di SMA Bopkri Satu Yogyakarta.
-
Bagaimana sekolah bisa meningkatkan kualitas? 'Jalinlah kerja sama yang erat dengan orang tua dan masyarakat untuk mendukung pendidikan.'
-
Kenapa pola pikir positif penting untuk anak di sekolah? 'Tanamkanlah pesan-pesan yang positif tentang sekolah. Misalnya sekolah jadi tempat menyenangkan karena banyak teman dan anak bisa bermain bersama,' jelas Vera.
-
Bagaimana Kurikulum Merdeka meningkatkan kualitas pembelajaran? Kurikulum Merdeka diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan masa depan.
-
Apa tujuan program #NyamanBersekolah? 'Harapanku, program ini bisa jadi awal dari perubahan yang lebih besar—agar semua anak Indonesia punya kesempatan yang sama untuk bermimpi dan meraih masa depan yang lebih cerah,' ungkapnya.
-
Apa solusi yang ditawarkan Dinas Pendidikan Palembang? Ansori mengaku akan mempertimbangkan usulan pembagian siswa dari sekolah dengan pendaftar berlebih. Tujuannya untuk mengisi banyaknya bangku kosong di sekolah itu.
-
Kenapa sekolah jadi tempat menyenangkan buat anak? Tanamkan hal positif tentang sekolah, misalnya banyak teman untuk bermain, hindari memberikan tuntutan berlebihan pada anak,' ujar Vera.
Sayang program ini ditentang banyak pihak. Bahkan, Presiden Joko Widodo mengeluarkan aturan baru dan membatalkan Peraturan Menteri Nomor 23 Tahun 2017 tentang sekolah lima hari itu.
Muhadjir memaparkan, munculnya radikalisme dan intoleransi karena wawasan sempit tentang ke-Indonesian-an. Padahal Indonesia itu, lanjut Muhadjir, beraneka ragam baik suku, bahasa, agama maupun alamnya.
"Di sini bisa saja mayoritas tapi di daerah lain bisa jadi yang mayoritas jadi minoritas. Bagaimana mereka di sini mayoritas tapi di daerah lainnya menjadi minoritas dan diberlakukan berbeda. Rasa kebhinnekaan muncul jika masyarakat Indonesia saling berkunjung dan bertamasya ke daerah lain," ungkap Muhadjir.
Muhadjir juga menyampaikan, lima hari sekolah akan membuat keluarga memiliki peran di pendidikan. Pendidikan, kata Muhadjir, tak selamanya harus di sekolah. Dengan adanya waktu libur dua hari diharapkan orangtua akan kerap bertemu dengan anaknya.
"Dua hari libur bisa dimanfaatkan untuk melakukan interaksi intensif antara anak dengan orang tua. Ada waktu yang cukup bagi anak ingin bertemu orang tua. Keluarga juga bisa memainkan perannya dalam pendidikan," urai Muhadjir.
Muhadjir menuturkan, tidak ada paksaan untuk sekolah menerapkan lima hari sekolah. Bagi sekolah yang sudah siap, ucap Muhadjir, bisa segera menerapkannya. Sedangkan bagi yang belum siap jangan dipaksakan.
"DIY termasuk yang memelopori lima hari sekolah, sudah ada beberapa sekolah di DIY yang menerapkannya. Saya sangat berterima kasih sekali. Kemarin saya juga mencanangkannya di Riau. Di Bengkulu juga sudah kita canangkan. Senin depan akan kita canangkan di Palangkaraya," pungkas Muhadjir. (mdk/rnd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pendidikan harus tetap berlangsung dengan memperhatikan peran orang tua dan guru, sehingga tidak ada istilah 'libur' dalam arti yang merugikan.
Baca SelengkapnyaKemenag mengambil contoh beberapa pesantren yang juga meliburkan santri saat Ramadan menjelang.
Baca SelengkapnyaAyo Rukun merupakan akronim dari Aksi Gotong Royong Berantas untuk Kekerasan dan Perundungan.
Baca SelengkapnyaEmpat bingkai kerukunan sebagai pilar kekuatan bangsa adalah kunci untuk melawan radikalisme dan terorisme.
Baca SelengkapnyaBerbagai program itu hadir untuk mewadahi generasi muda agar tidak terjadi kekosongan pengetahuan.
Baca SelengkapnyaUntuk membentuk ketahanan ideologi masyarakat, salah satunya dengan mendekati dan memberi arahan kepada para takmir masjid.
Baca SelengkapnyaWapres pun optimis ide ini akan mendapat dukungan penuh dari Presiden Prabowo Subianto.
Baca SelengkapnyaWakil BPIP Berpesan Pancasila tetap jadi pilar utama pendidikan di universitas.
Baca SelengkapnyaAnak-anak harus dilindungi dari ancaman intoleransi, radikalisme dan terorisme
Baca SelengkapnyaTidak pantas jika hanya membebankan pembentukan karakter anak kepada sekolah formal saja.
Baca SelengkapnyaRuang untuk belajar dan berbagi di antara sesama guru juga kini semakin luas dengan adanya platform Merdeka Mengajar
Baca SelengkapnyaNamun sekolah berasrama dan pondok pesantren tidak terlepas dari potensi terjadinya perilaku menyimpang oleh pelajar.
Baca Selengkapnya