Menebak peta politik di Pilgub Jawa Timur
Merdeka.com - Bicara Pilgub Jawa Timur 2018 tak lepas dari nama Khofifah Indar Parawansa dan Saifullah Yusuf (Gus Ipul). Sebab, dua tokoh terbaik Nahdlatul Ulama (NU) ini, menjadi tokoh sentral di isu Pilgub Jawa Timur.
Lantas bagaimana dengan kandidat lain semacam Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, dan Bupati Banyuwangi Abdulah Azwa Anas? Apakah kedua kepala daerah dengan segudang prestasi baik nasional maupun internasional ini tidak layak maju Pilgub Jawa Timur?
Merujuk hasil survei beberapa lembaga riset seperti The Initiative Institut dan Surabaya Survey Center (SSC), memang selalu menempatkan Khofifah, Gus Ipul, Risma dan Anas di posisi empat besar sebagai kandidat kuat.
-
Siapa yang mendukung Khofifah di Pilgub Jatim? 'Sudah dari Desember yang lalu, sudah 4 partai , Gerindra, ada Golkar, ada Demokrat, PAN, bulan Desember lalu sudah memberikan surat penugasan,' jelas dia.
-
Siapa yang menjadi calon Wakil Gubernur Jawa Barat? Ronal Surapradja menceritakan dirinya ditunjuk menjadi bakal calon wakil gubernur Jawa Barat di momen krusial sebelum pendaftaran ditutup.
-
Siapa yang menjadi calon gubernur Jawa Barat? Calon Gubernur Jawa Barat Ahmad Syaikhu menggagas program Teras ASIH.
-
Siapa calon gubernur dari Koalisi Indonesia Maju? 'Pak Andika bagus, kemudian dari segi perfom, pernah sama-sama [tugas]. Saya Kapolres beliau Komandan Paspampres, tak perlu risaukan, demokrasi harus rangkulan dan perbedaan merupakan rahmat yang harus dijalankan sama-sama,' ungkapnya.
-
Siapa saja yang diusulkan untuk Pilgub Jatim? 'Jadi, kepala daerah incumbent misalnya itu muncul beberapa nama. Kalau dari kalangan menteri misalnya, ada Ibu Risma (Tri Rismaharini), ada Pak Abdullah Azwar Anas, ada Pak Pramono Anung. Pak Pramono ini laris manis, nih. Ada yang mengusulkan di Jakarta, ada yang mengusulkan di Jawa Timur,' ucap Hasto.
-
Siapa Ketua Umum Partai Golkar? Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto bersilaturahmi dengan pimpinan ormas Hasta Karya atau pendiri, ormas yang didirikan, dan organisasi sayap partai berlambang pohon beringin, Minggu (6/8/2023).
Lembaga The Initiative Institut misalnya. Survei yang digelar lembaga yang dimotori Airlangga Pribadi pada 15-30 Juni 2017 ini, menempatkan Khofifah dengan popularitas tertinggi.
Perempuan yang masih menjabat Menteri Sosial dan Ketum PP Muslimat NU ini berada di atas angin. Popularitasnya mencapai 91,1 persen. Disusul Gus Ipul (88,4 persen), Risma (68,1 persen) dan Anas (14,8 persen).
Di sisi elektabilitas, Khofifah harus mengakui keunggulan Gus Ipul. Kandidat yang masih menjabat wakil gubernur Jawa Timur ini berda di level 44,6 persen. Disusul Khofifah (37,3 persen), Risma (18,1 persen), dan Anas (4,4 persen).
Tak jauh beda dengan hasil survei yang dilakukan lembaga SSC periode 10-30 Juni 2017. Lembaga yang digawangi Mochtar W Oetomo ini juga menempatkan empat tokoh tersebut di urutan empat besar.
Namun persoalannya, Risma sudah menyatakan kalau dia tidak akan maju di Pilgub Jawa Timur. Dia juga tidak mendaftar di penjaringan partainya, yaitu Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Pun begitu dengan Anas. Meski ikut penjaringan via PDIP, dari hasil survei, dia hanya potensial maju sebagai wakil gubernur. Elektabilitas Anas sebagai Cawagub, mencapai 34,35 persen (The Initiative Institute), mengalahkan Musyaffa Noer, Budi Sulistyo, dan kandidat lain yang masing-masing tercecer di 19 persen.
Alhasil, nama Risma dan Anaspun mulai menjauh dari bursa bakal calon gubernur (Cagub). Sehingga menyisakan Khofifah dan Gus Ipul yang santer disebut-sebut sebagai calon kuat dan siap head to head di Pilgub Jawa Timur 2018.
Khofifah vs Gus Ipul
Di Pilgub Jawa Timur yang bakal menghadirkan 'pertarungan sengit' Khofifah dan Gus Ipul ini, Direktur SSC, Mochtar W Oetomo memiliki penilaian lain. Menurutnya dalam komunikasi politik dengan berbagai parpol, Gus Ipul cenderung bersifat terbuka dan verbal.
Gus Ipul selalu bersikap proaktif menjemput bola untuk mendapatkan sebanyak-banyaknya dukungan parpol. Ini terlihat dari safari politiknya bersama Ketua DPW PKB Jawa Timur, Abdul Halim Iskandar pada Ramadan lalu.
"Istilah gaulnya, Gus Ipul cenderung bersikap 'mau mau mau' berkerja sama dengan parpol apapun. Sebaliknya, Khofifah bersikap cenderung 'malu malu mau'," kata Mochtar, Rabu (2/8).
Dengan berbagai pernyataan, lanjutnya, Khofifah kerap menyatakan masih check sound atau menyamakan frekuensi, serta menunggu waktu untuk deklarasi. "Sesungguhnya itu sikap Khofifah yang mau tak mau sangat mengharapkan dukungan lintas parpol."
"Tapi dengan menunda-nunda deklarasi terbuka, Khofifah juga sekan-akan bersikap hati-hati dan selektif memilih partai pengusungnya. Dengan keterbatasannya sebagai Mensos, Khofifah cenderung malu-malu tapi mau," ungkap Mochtar yang juga pengajar di Universitas Trunojoyo Madura ini.
Lebih lanjut, Mochtar mengungkapkan, bahwa kedua model sikap politik yang berlawanan tersebut, sesungguhnya sama-sama mengandung resiko. Gus Ipul yang terlalu verbal bisa dipersepsikan publik sebagai ingin mendominasi semua parpol.
"Ini mengandung resiko. Gus Ipul akan menjadi pihak tertuduh dalam mengupayakan wacana calon tunggal. Di siai lain dengan ikut mendaftar ke Demokrat, sementara di siai lain sudah pasti diusung PKB," katanya.
Kalau tidak hati-hati, kembali dia menganalisa, Gus Ipul bisa menciptakan suasana yang tidak nyaman antara Demokrat dan PKB, manakala masing-masing partai ingin menjadi leader dalam mengusung Gus Ipul.
"Sebaliknya sikap Khofifah yang malu malu mau itu kalau terlalu lama dipelihara bisa membuat parpol menjadi jengah karena merasa digantung dan tidak dihargai," tandasnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berikut jejak politik Gus Ipul Mensos pengganti Risma yang baru dilantik Presiden Joko Widodo.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Gus Ipul juga menjabat sebagai Sekjen PBNU.
Baca SelengkapnyaPDIP mengakui Khofifah Indar Parawansa, dan Mahfud Md layak dijadikan sebagai cawapres.
Baca Selengkapnya"Jika tidak memilih AMIN saya meragukan ke-NU-annya," kata Cak Imin.
Baca SelengkapnyaGus Yusuf diusung sebagai Calon Gubernur (cagub) Jateng pada November 2024.
Baca SelengkapnyaGus Ipul resmi dilantik sebagai Menteri Sosial (Mensos) Republik Indonesia (RI). Simak sejumlah fakta menarik tentang sosoknya
Baca SelengkapnyaGus Ipul menyebut Pilpres 2024 satu putaran bisa mendukung kekhusyukan umat Islam dalam menjalankan ibadah pada Ramadan 1445 Hijriah.
Baca SelengkapnyaTingkat elektabilitas Ganjar di Jawa Timur malah makin kokoh pascadeklarasi pasangan Anies-Cak Imin.
Baca SelengkapnyaPKB tengah menggodok nama untuk pertarungan di Pilgub Jawa Timur. Mereka mengakui ada lawan yang kuat pada kontestasi itu, yakni Khofifah Indar Parawansa.
Baca SelengkapnyaElektabilitas Anies Baswedan justru turun di Jawa Timur setelah Cak Imin bergabung menjadi cawapres.
Baca SelengkapnyaKetua Majelis Pertimbangan PPP M. Romahurmuziy membocorkan isi pertemuan kandidat Cawapres Ganjar ini dengan Megawati
Baca SelengkapnyaKhofifah Indar Parawansa resmi mendukung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Baca Selengkapnya