Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Menebar 'virus' Turn Back Crime

Menebar 'virus' Turn Back Crime turn back crime. ©2016 interpol.int

Merdeka.com - Masyarakat Indonesia tengah dilanda demam Turn Back Crime yang digaungkan polisi dunia atau Interpol (International Criminal Police Organization) sejak 2014. Direktorat Reserse dan Kriminal Umum Polda Metro Jaya termasuk salah satu yang cukup massif menebar virus Turn Back Crime.

Virus tersebut dengan mudah menyebar lantaran semua anak buah Direktur Kriminal Umum (Dirkrimum) Kombes Krisna Murti kompak memakai baju bertuliskan 'Turn Back Crime' pada bagian dada kanan. Ditambah wajah Krishna Murti belakangan cukup sering mondar mandir di berbagai media massa.

Krishna sengaja menyebarkan virus itu ke masyarakat sejalan dengan kampanye yang digalakkan Interpol yakni mengajak masyarakat melawan kejahatan. Staf Krishna Murti, Putri Oktavia menuturkan, kampanye Turn Back Crime tidak begitu sulit. Dengan penampilan harian menggunakan kaos bertuliskan Turn Back Crime, otomatis bagian dari kampanye tersebut.

Awalnya, kata Putri, hanya polisi dan orang terdekat yang menggunakan kaos tersebut. Namun, masyarakat justru terlanjur jatuh hati dengan kaos tersebut. "Banyak yang nanya, 'Pak Krishna itu bajunya keren banget', pengen bajunya. Tadinya dibagi-bagikan hanya ke teman-teman dekat, tapi lama kelamaan dia (Krishna) kerepotan," ujar Putri kepada merdeka.com, Jumat (29/1).

Putri menceritakan, Turn Back Crime mulai booming sejak Agustus 2015. Tingginya antusiasme warga membuat Polda Metro Jaya langsung berfikir menyebarkan 'virus' ini lebih luas lagi. Alhasil ide kampanye dengan media kaos dan pernak pernik muncul. Tepatnya pada November tahun lalu.

Semakin banyak masyarakat yang menanyakan cara memiliki baju Turn Back Crime. Krishna menunjuk Putri mengawal kampanye Turn Back Crime dengan media aksesoris seperti baju dan pernak-pernik lain.

Dara cantik berusia 21 tahun itu belakangan semakin direpotkan dengan membludaknya pesanan baju dari seluruh Indonesia. Penjualan baju bahkan pernah menembus angka fantastis. "Dalam dua pekan baju Turn Back Crime pernah habis 2.000 potong," ungkapnya.

Baju Turn Back Crime dan pernah-pernik lainnya, seperti jaket, jam, boneka dan sebagainya, kini bisa bebas dibeli masyarakat. Untuk produk asli, Putri menyarankan untuk membeli langsung di Markas Polda Metro Jaya.

Sedangkan masyarakat tidak sempat ke Mapolda, bisa mendatangi langsung pos polisi dekat Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, setiap Minggu. Harga pernak-pernik Turn Back Crime dibanderol mulai dari Rp 10.000 hingga Rp 300.000. "Dengan membeli sama saja mendukung kampanye," terangnya.

Kampanye Turn Back Crime sebenarnya bukan hanya di Indonesia saja. Bagi dunia internasional aksi ini juga menjadi bagian penting. Untuk berpartisipasi atau ingin mengetahui seluk beluk kampanye Turn Back Crime, masyarakat bisa mengakses website www.turnbackcrime.com. Selain itu, kampanye ini juga aktif di sosial media, seperti Facebook dan Instagram. (mdk/noe)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Bea Cukai Bakar Barang Impor Ilegal Senilai Rp243 Juta, Ada Pakaian Bekas 4 Ton
Bea Cukai Bakar Barang Impor Ilegal Senilai Rp243 Juta, Ada Pakaian Bekas 4 Ton

Ada juga produk tekstil lainnya berupa pakaian jadi sebanyak 143 buah dan 52 roll kain tenunan

Baca Selengkapnya
Pasang Surut Pedagang Pakaian Thrift di TikTok Shop
Pasang Surut Pedagang Pakaian Thrift di TikTok Shop

Suka duka mewarnai pedagang pakaian bekas melalui e-commerce.

Baca Selengkapnya
Dua Pelaku Pemalsuan Dokumen di Jaksel Ditangkap, Sudah Layani 500 Pesanan dengan Omzet Fantastis
Dua Pelaku Pemalsuan Dokumen di Jaksel Ditangkap, Sudah Layani 500 Pesanan dengan Omzet Fantastis

Dua Pelaku Pemalsuan Dokumen di Jaksel Ditangkap, Sudah Layani 500 Pesanan dengan Omzet Fantastis

Baca Selengkapnya
Mendulang Rupiah di Momen Kampanye Pemilu 2024
Mendulang Rupiah di Momen Kampanye Pemilu 2024

Perputaran uang di masa kampanye ternyata juga sampai ke pengusaha percetakan.

Baca Selengkapnya
Kisah Pasutri Asal Tulungagung Nekat Tinggalkan Pekerjaan dan Pilih Jualan Baju, Modal Rp1 Juta Hasilkan Rp2 Miliar
Kisah Pasutri Asal Tulungagung Nekat Tinggalkan Pekerjaan dan Pilih Jualan Baju, Modal Rp1 Juta Hasilkan Rp2 Miliar

Pasutri asal Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, nekat meninggalkan pekerjaan dan memulai merintis bisnis kecil-kecilan

Baca Selengkapnya
Ribuan Balpres dan Barang Elektronik Impor Ilegal Senilai Rp46 Miliar Dimusnahkan di Cikarang Bekasi
Ribuan Balpres dan Barang Elektronik Impor Ilegal Senilai Rp46 Miliar Dimusnahkan di Cikarang Bekasi

Seluruh barang ilegal hasil penindakan Satgas Pengawasan Barang Tertentu yang Diberlakukan Tata Niaga Impor itu, diperkirakan bernilai Rp46.188.205.400.

Baca Selengkapnya
Terungkap, Perampok Toko Jam Mewah di PIK 2 Tangerang Lakukan Hal Ini Sebelum Beraksi
Terungkap, Perampok Toko Jam Mewah di PIK 2 Tangerang Lakukan Hal Ini Sebelum Beraksi

Tiga tersangka ditangkap terkait perampokan toko jam tangan mewah tersebut.

Baca Selengkapnya
FOTO: Berkah Pemilu, Produksi Kaus Partai Politik Melonjak 400 Persen
FOTO: Berkah Pemilu, Produksi Kaus Partai Politik Melonjak 400 Persen

Menjelang pesta demokrasi Pemilu 2024, jasa produksi kaus partai politik mengalami kebanjiran pesanan.

Baca Selengkapnya
FOTO: Jurus Perusahaan Konfeksi Ini Bertahan di Tengah Lesunya Industri Tekstil
FOTO: Jurus Perusahaan Konfeksi Ini Bertahan di Tengah Lesunya Industri Tekstil

Lesunya industri tekstil turut berimplikasi pada PHK karyawan di sejumlah perusahaan konfeksi. Namun, Sinergi ADV mampu bertahan.

Baca Selengkapnya
Selundupkan Kendaraan Curian dari Gudang TNI ke Timor Leste, Pelaku Raup Untung Rp4 Miliar Per Tahun
Selundupkan Kendaraan Curian dari Gudang TNI ke Timor Leste, Pelaku Raup Untung Rp4 Miliar Per Tahun

Besaran keuntungan dari pelaku pertahunnya bisa mencapai angka Rp 3 Miliar sampai 4 Miliar

Baca Selengkapnya
Tren Thrifting Kembali Marak, Menteri Teten: Pengusaha Konveksi Mulai Mengeluh
Tren Thrifting Kembali Marak, Menteri Teten: Pengusaha Konveksi Mulai Mengeluh

Teten Masduki menyoroti masih maraknya penjualan pakaian bekas impor di pasaran.

Baca Selengkapnya