Meneladani Umar Septono, jenderal polisi yang rendah hati
Merdeka.com - Umar Septono bukan polisi rendahan. Pangkatnya inspektur jenderal alias bintang dua. Dia tidak sombong. Jabatan baginya hanya titipan. Layak dijadikan teladan oleh koleganya di Korps Bhayangkara.
Sikap rendah hati ditunjukan Kakor Sabhara Baharkam Polri ketika mendapat musibah. Mobilnya ditabrak oleh seorang dosen di Tol Cipali, 21 Juni lalu. Umar tidak marah. Dia malah suruh ajudan cari alamat penabrak bernama Suyatim.
Nah, pada Selasa (4/7), Umar melakukan kunjungan kerja ke Direktorat Polisi Satwa di Kelapa Dua Depok. Usai salat Zuhur, Umar menuju kediaman Suyatim di Perumahan Pura Bojong Gede Tajur Halang. Dia didampingi sang ajudan.
-
Siapa Polwan inspiratif dari Sumatra Utara? Natalia Bangun adalah seorang anggota polisi yang sudah mengabdi selama 31 tahun.
-
Siapa yang mendapat penghargaan dari Jenderal Polisi? Penghargaan tersebut diberikan kepada Prada Triwandi Werfan Sentana Nababan.
-
Apa predikat yang diterima Polri? Mahasiswa Beri Apresiasi Polri Berpredikat Lembaga Bercitra Baik Versi Litbang Kompas Hal ini tak lepas dari kerja keras Polri di bawah komando Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo Mahasiswa Apresiasi Polri atas hasil survei Litbang Kompas baru-baru ini. Dalam survei tersebut Polri menempati urutan teratas setelah TNI sebagai lembaga yang memiliki citra terbaik.
-
Apa itu pangkat polisi? Mengutip dari laman polisi.com, tanda kepangkatan Polri adalah daftar tanda pangkat yang dipakai oleh Kepolisian Negara Indonesia.
-
Kenapa Jenderal Polisi memberikan penghargaan? Penghargaan ini untuk memberikan apresiasi, kontribusi kepada TNI Polri. Anggota TNI dan Polri selalu siaga dalam menjamin keselamatan dan keamanan masyarakat Papua.
-
Bagaimana Jenderal Polisi memberikan penghargaan? Kapolda Papua Irjen Polisi Mathius D. Fakhiri menghadiri acara syukuran dalam rangka memperingati HUT Bhayangkara ke-78.Acara syukuran ini sendiri diselenggarakan di Ball room 2 cyclop wisma atlet Stadion Mandala, Jayapura pada Senin (01/07).Dalam kesempatan yang sama, Mathius memberikan penghargaan yang luar biasa kepada anggota Yonif 751/VJS.
Umar datang bukan untuk marah-marah. Apalagi minta ganti rugi. Pertemuan berlangsung hangat dengan diselingi canda tawa. Puncaknya ketika Suyatim meminta maaf langsung kepada Umar.
"Sebelum bapak meminta maaf, sudah saya maafkan," ujar Umar kepada Suyatim dikutip merdeka.com dari ntmcpolri.info, Kamis (6/7)..
Umar merasa walau memiliki pangkat bintang dua, dirinya tidak boleh menyakiti rakyat. "Saya polisi pelayan masyarakat, lagi pula tidak ada yang menginginkan kejadian seperti ini," kata mantan Kapolda NTB itu.
"Pertama kali dalam hidup saya, jenderal bintang dua, mantan Kapolda NTB ke rumah saya. Semoga beliau sehat dan sukses selalu," ujar Suyatim.
Saat bertugas di NTB, Umar tidak membeda-bedakan soal profesi. Hal ini bermula ketika seorang tukang sapu yang telah mengabdi lama membersihkan markas komando dihadirkan secara khusus saat apel Senin pagi kemarin (29/6) di lapangan Gajah Mada Polda NTB.
Umar sengaja menghadirkan tukang sapu sebagai contoh tauladan untuk yang lain. "Di mata dunia tukang sapu mungkin adalah strata terendah, tapi di mata Tuhan beliau ini lebih tinggi dari saya, bahkan mungkin dari kalian semua" ungkap Kapolda seperti dikutip dari laman Facebook Polda NTB yang dikutip merdeka.com, Selasa (30/6).
Dilanjutkan oleh Umar Septono bahwa hanya dengan gaji Rp 500 ribu per bulan, tukang sapu tersebut sejak pukul 4.30 WITA sudah ada di Mapolda. "Walau pun rekan-rekan sebar sampah, dia diam saja. Apa kita tidak malu seperti itu? bahkan kita telah menzalimi beliau," imbuh Kapolda.
Lalu, Umar juga sempat memanggil dua bintara yang berani menghentikan mobil dinasnya ketika melaju. Dua polisi itu saat apel berdiri di belakang sang jenderal.
Bintara itu merupakan anggota Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) Polsek Praya Barat Daya, Nusa Tenggara Barat (NTB), Brigadir Ketut Surya Ningrat dan Brigadir Indra Jaya Kusuma. Saat apel ternyata malah ini yang terjadi.
Umar menanyakan kenapa berani kendaraannya, padahal saat itu dirinya memakai seragam dinas lengkap. Kedua polisi itu beralasan ingin menyeberangkan seorang nenek yang membawa kelapa.
"Karena saya bekerja untuk masyarakat. Saya diberikan tugas untuk melindungi dan mengayomi masyarakat, bukan melayani pimpinan," kata Ketut, disambut riuh tepuk tangan rekan-rekannya.
Video ini diunggah ke akun youtube pada 30 Juni lalu oleh Idho Rahaldi. Dia memberi judul 'video aksi dan jawaban nekat Bhabinkamtibmas hentikan mobil dinas Kapolda NTB'.
Mendengar jawaban dari anak buahnya, Umar ternyata sama sekali tidak marah. Umar justru dibuat kagum. Ia pun segera menggerakkan tangan kirinya, yang masih memegang tongkat komando, mengangkat topi. Umar ingin menunjukkan penghormatan atas dedikasi dua anggotanya itu.
"Saya pun merinding," kata Umar. Umar lalu memuji keduanya di hadapan seluruh jajaran Polda NTB.
"Kenapa dia tidak takut, sebab dia mempertanggungjawabkan tugasnya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dia tahu, nasibnya tergantung kepada Tuhan, bukan kepada Kapolda," katanya.
Umar juga membuat hati anak buahnya bergetar. Demi salat tepat waktu, dia rela mempertaruhkan pangkat dan jabatan yang disandangnya.
Pernyataan itu terekam dalam video berdurasi 1 menit 1 detik, yang diunggah akun Facebook Herman Juli Prasetyo, Jumat (14/10). Bagi dia, panggilan tertinggi hanyalah panggilan untuk salat lima waktu, atas alasan itu dia rela meninggalkan kesibukannya di dunia.
"Lima waktu saya di awal waktu, berjemaah, di masjid, di saf depan sebelah kanan. Itu harga mati," ucap Umar.
Ketika azan berkumandang, Umar mengaku akan meninggalkan kegiatan apapun yang sedang dijalaninya, termasuk rapat yang dihadiri siapa pun petingginya. Demi itu pula, dia rela mempertaruhkan pangkat dan jabatannya.
"Dunia saya pertaruhkan, pangkat, jabatan ini," tegas dia.
"Karena panggilan paling tinggi hanya satu, Allahuakbar, Allahuakbar. Mau panggilan mana lagi yang lebih tinggi," tandasnya.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pesan penting jenderal bintang satu untuk para anggota Polri.
Baca SelengkapnyaListyo juga sempat berdialog melalui virtual dengan Meriyati Roeslani atau Meri Hoegeng, istri mantan Kapolri Jenderal Polisi (Purn) Hoegeng Iman Santoso.
Baca SelengkapnyaPolisi ini pernah memiliki senior yang mendoakannya tak jadi Kapolsek Lubuk Batu Jaya saat masih sama-sama Bintara. Namun kini yang terjadi justru sebaliknya.
Baca SelengkapnyaKapolri mengungkapkan sosok Kombes yang berhasil membuatnya kagum di acara Hoegeng Awards 2023.
Baca SelengkapnyaJenderal ini terkenal sebagai orang yang jujur dan bersih selama mengabdi di Kepolisian, kini namanya terus dikenang dan menjadi sosok teladan.
Baca SelengkapnyaSosok cicit Polisi Hoegeng baru-baru ini sukses mencuri perhatian publik.
Baca SelengkapnyaAksi Kapolda Banten Irjen Pol. Rudy Heriyanto Adi Nugroho menuai simpati. Bahkan, dia disebut bakal dijadikan sebagai teladan hidup.
Baca SelengkapnyaBukan hanya dikenal sebagai orang yang dermawan, ada beberapa sikap jenderal bintang satu Polri ini yang mengundang pujian. Apakah itu?
Baca SelengkapnyaKapolda Jawa Tengah Ahmad Luthfi memberikan arahan kepada bintara dan tamtama Polri agar tidak memiliki sifat adigang, adigung, adiguna.
Baca SelengkapnyaDiketahui, Hoegeng tidak memiliki rumah pribadi. Hanya ada rumah dinas di Jalan Muhammad Yamin, Jakarta. Bahkan, ia juga tak memiliki mobil pribadi.
Baca SelengkapnyaDudung menyambut eks Kasad itu dengan hangat di rumahnya.
Baca Selengkapnya