Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Menelusuri bisnis lendir di Samarinda saat bulan Ramadan

Menelusuri bisnis lendir di Samarinda saat bulan Ramadan Ilustrasi PSK. ©2013 Merdeka.com/imam buhori

Merdeka.com - Bulan Ramadan, tidak menyurutkan pekerja seks komersil (PSK) di Samarinda, Kalimantan Timur, tetap menjajakan diri demi mendapatkan rupiah. Urusan perut dan kebutuhan sehari-hari bagi mereka, tidak lagi bisa dibendung. Berikut kisahnya.

Minggu (19/6), waktu di jarum jam menunjukkan pukul 01.37 WITA. Di kawasan pusat pertokoan Citra Niaga di antaranya Jalan Niaga Timur dan Jalan Niaga Selatan, tidak kurang tujuh wanita berpakaian minim terlihat di temaramnya lampu penerang jalan.

Ada yang sembunyi malu-malu di pojokan ruko. Ada juga yang mejeng di pinggir jalan sambil mengisap dalam-dalam tembakau di tangan kanannya. Wewangian semerbak pun menusuk saraf, begitu menyengat. Cuaca dingin pagi ini, benar-benar terasa sengit. Sedikit was-was sambil sesekali diliput kekhawatiran.

Merdeka.com mencoba menghampiri salah seorang dari mereka, yang duduk malu-malu di depan sebuah ruko di kawasan Jalan Niaga Timur. Sapaan khas wanita kisaran usia 25-30 tahun, memecah dingin di sela sesekali motor yang melintas di hadapan

"Cari kah mas?" sapa wanita itu, yang mengaku bernama Yanti.

Parasnya cantik. Tubuhnya semampai dengan rambut pendek sebahu. Tanpa malu, dia menawarkan jajanan diri dengan tarif bervariasi.

"Rp 200 ribu sampai Rp 300 ribu. Mainnya di hotel tapi mas. Habis main, balikin saya ke sini lagi," ujar Yanti, sambil membakar tembakaunya.

Wanita yang mengaku asal salah satu daerah di Jawa itu sempat mengajak mengobrol beberapa lama saatnya. Bahkan dia mengungkapkan alasan dia tetap menjajakan diri, meski di bulan Ramadan.

"Nggak bisa dibohongi mas. Lumayan mas, buat susu anak, buat makan. Kalau dapat (uang) cukup, bisa pulang kampung lebaran nanti," terang Yanti.

Obrolan terus berlanjut, manakala seorang rekannya lagi, ikut menghampiri, ikut nimbrung dalam perbincangan pagi ini. Yanti bercerita, menjalani pekerjaannya saat ini, disebabkan memang kebutuhan sehari-hari yang mesti terpenuhi.

"Iya, saya di sini dari jam 11 malam tadi. Sempat sekali ada dapat yang main tadi dengan saya, terus saya balik lagi ke sini," ucap Yanti.

"Mau gimana lagi mas. Kan di markas (lokalisasi) sudah ditutup. Terus kami juga perlu makan. Nggak mungkin mami terus biayai selain kita bisa usaha sendiri," kata rekan Yanti, Sania, menimpali.

Penampilan Sania, tidak kalah seksi pagi ini. Mereka berdua, memang khawatir sewaktu-waktu mereka bisa dirazia petugas Satpol PP, yang datang tiba-tiba. Apalagi, aktivitas mereka baru tahun ini nekat keluyuran di kawasan pertokoan Citra Niaga.

"Baru kali ini mas kita nongkrong di Citra. Puasaan tahun kemarin mana berani kita ke sini. Kita juga di sini sampai jam 3-an aja. Habis itu pulang, ya sahur," kata Yanti, enteng.

"Ya itu tadi, kalau uangnya cukup, bisa ntar buat pulang ke kampung. Kalau nggak cukup ya tetap di Samarinda," tambah Yanti.

Di pagi buta ini, terlihat dua pria bertubuh kekar, tampilan garang, seperti sedang mengawasi perbincangan sedari awal, sambil duduk di tunggangan masing-masing. Ternyata, kedua pria itu adalah tukang ojek, yang sejak awal Ramadan, jadi langganan antar jemput.

"Nggak apa-apa mas, itu tukang ojek. Jadi gimana mas, jadi beli (check in hotel). Saya turunin deh Rp 200 ribu," tawar Yanti ingin memastikan.

Merdeka.com mencoba mencari celah, agar bisa segera beranjak dari tempat itu. Terbetik alasan, ingin membawa orang lain, yang ingin mem-booking, dan kembali menghampiri mereka.

"Beneran ya mas, ditunggu lho ya. Bawa temannya," kata Sania, kepada merdeka.com yang meninggalkan mereka berdua di tempat itu.

Sekitar pukul 02.30 WITA, masih di kawasan yang sama, juga terlihat sejumlah waria, juga berpakaian minim. Sambil menempelkan ponsel di telinga, mereka tetap menggoda pemotor yang melintas di hadapan mereka.

Padahal memang, di bulan Ramadan tahun lalu, kawasan Citra Niaga yang dahulu pernah kesohor sebagai kawasan niaga berasitektur terbaik dunia peraih Aga Khan Award, nyaris tidak pernah terlihat wanita dan waria, menjajakan diri di pinggiran jalan, di emperan toko. Faktanya, alasan ekonomi, memaksa mereka tetap melakoni bisnis syahwat, meski mejeng di jalanan.

(mdk/gil)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Marak PSK Mangkal di Bekas Lokalisasi Gunung Sampan Situbondo Bukan Warga Lokal, Ini Sosoknya
Marak PSK Mangkal di Bekas Lokalisasi Gunung Sampan Situbondo Bukan Warga Lokal, Ini Sosoknya

Tujuh pekerja seks terjaring razia di bekas lokalisasi Gunung Sampan Situbondo bukan warga lokal. Ini sosoknya.

Baca Selengkapnya
Cerita Badut Jalanan Bertahan Hidup di Jalanan Kota Serang, Jatuh Bangun Cari Nafkah di Tengah Larangan Pemerintah
Cerita Badut Jalanan Bertahan Hidup di Jalanan Kota Serang, Jatuh Bangun Cari Nafkah di Tengah Larangan Pemerintah

Lelahnya fisik seolah hilang, setelah hasil mengamen mereka belanjakan untuk makan.

Baca Selengkapnya
Potret Perjuangan para TKW di Arab Saudi Jualan Makanan di Pinggir Jalan, Sampai Rela Begadang Semalaman Suntuk
Potret Perjuangan para TKW di Arab Saudi Jualan Makanan di Pinggir Jalan, Sampai Rela Begadang Semalaman Suntuk

Demi meraup keuntungan dan penghasilan halal, mereka rela begadang untuk menjajakan makanan di sudut kota suci Makkah.

Baca Selengkapnya
Fenomena Pengemis dan Anak Jalanan Makin Marak di Bekasi
Fenomena Pengemis dan Anak Jalanan Makin Marak di Bekasi

Pemkab Bekasi rutin melakukan razia kepada para pengemis dan anak jalanan

Baca Selengkapnya
Geliat Manusia Gerobak dan Silver saat Ramadan di Jakarta
Geliat Manusia Gerobak dan Silver saat Ramadan di Jakarta

Fenomena Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) musiman kerap muncul di sejumlah kota besar di bulan Ramadan. Tak terkecuali di DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya
Ganti HP Jadi Salah Satu Keinginan Orang Indonesia di Lebaran Tahun Ini
Ganti HP Jadi Salah Satu Keinginan Orang Indonesia di Lebaran Tahun Ini

Ini berdasarkan hasil survei Telkomsel Enterprise terhadap warga Indonesia jelang Lebaran.

Baca Selengkapnya
FOTO: Jelang Ramadan, Para Reseller Mulai Borong Baju Muslim di Pasar Grosir Jakarta
FOTO: Jelang Ramadan, Para Reseller Mulai Borong Baju Muslim di Pasar Grosir Jakarta

Pasar tekstil di Jakarta, seperti Pasar Cipulir dan Pasar Tanah Abang, mulai diserbu para reseller.

Baca Selengkapnya
4 Anak Asal Sumsel Diperbudak Jadi PSK di Surabaya, Layani 10 sampai 20 Tamu per Hari
4 Anak Asal Sumsel Diperbudak Jadi PSK di Surabaya, Layani 10 sampai 20 Tamu per Hari

4 Anak asal Sumsel diperbudak jadi pekerja seks komersial (PSK) dan dipaksa melayani tamu 10 sampai 20 orang per hari.

Baca Selengkapnya
69 Warga Karawang Hilang Kontak dan Disiksa saat Kerja di Luar Negeri
69 Warga Karawang Hilang Kontak dan Disiksa saat Kerja di Luar Negeri

Kasus PMI Non Prosedural ini kerap terjadi karena iming-iming keberangkatan yang mudah, tidak membutuhkan pelatihan dan kompetensi bidang.

Baca Selengkapnya
Pakai Jasa Pendorong Kursi Roda Ilegal, 5 Jemaah Haji Berurusan dengan Askar di Masjidil Haram
Pakai Jasa Pendorong Kursi Roda Ilegal, 5 Jemaah Haji Berurusan dengan Askar di Masjidil Haram

Kelima jemaah asal embarkasi Surabaya tersebut diamankan lantaran menggunakan jasa pendorong kursi roda ilegal.

Baca Selengkapnya
FOTO: Berburu Baju Lebaran di Bazar Ramadan Baznas
FOTO: Berburu Baju Lebaran di Bazar Ramadan Baznas

Bazar yang digelar Baznas Bazis DKI Jakarta merupakan salah satu program pemberdayaan UMKM selama bulan suci Ramadan.

Baca Selengkapnya