Menelusuri Keberadaan PNS yang Ditegur Menkominfo 'Yang Gaji Ibu Siapa'
Merdeka.com - Nama Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara tengah ramai diperbincangkan. Terutama setelah Rudiantara menegur anak buahnya 'Yang Gaji Ibu Siapa' saat pemilihan stiker sosialisasi Pemilu 2019. Peristiwa itu tidak hanya ramai di linimasa, tapi juga di kantor Rudiantara.
Beberapa pegawai Kominfo membicarakan peristiwa teguran itu. Di kantin kantor Kominfo, Jalan Medan Merdeka Barat, sejumlah pegawai menyinggung kembali kejadian antara Rudiantara dengan salah satu PNS. Bahkan, beberapa di antara mereka menyikapi dengan guyonan.
"Ramai ya kemarin. Jadi sekarang tanggal berapa? satu atau dua?" kata salah seorang pegawai.
-
Bagaimana rekan kerja suka bicara menebarkan gosip? Saat seseorang menceritakan masalah pribadinya kepada mereka, mereka cepat-cepat menyebarkan informasi atau gosip di lingkungan kerja. Sikap tersebut menjadi sumber kesenangan bagi mereka.
-
Apa yang terjadi dengan pejabat yang datang ke Kembang Gundul? Pejabat yang datang ke sini, terutama saat dia menggunakan seragam, biasanya tak lama kemudian akan dipindahtugaskan atau turun jabatan.
-
Apa yang dibahas dalam diskusi antara polisi dan admin medsos di Pekanbaru? Dalam diskusi tersebut, atmosfer yang cair terlihat, dan admin media sosial memberikan respon positif terhadap inisiatif polisi. Jarwo, seorang perwakilan admin, menyambut baik langkah Kasat Reskrim dalam merangkul mereka. 'Kami mengapresiasi peran admin media sosial dalam melakukan verifikasi sebelum membagikan informasi, tetapi juga mengingatkan akan kebutuhan verifikasi lebih lanjut untuk menangkal berita hoax,' kata Bery Rabu (17/1).
-
Siapa yang bisa disindir di kantor? Berikut ini adalah kumpulan 220 kata kata sindiran kerja yang bisa digunakan untuk menyindir rekan kerja, atasan, atau situasi kerja yang menyebalkan.
-
Dimana hoaks tentang Kominfo beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Apa isi hoaks tentang Kominfo? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
"Itu siapa sih? Kok bisa gitu ya jadi ramai tuh." tanya mereka.
Merdeka.com mencoba menelusuri dan menemui sosok PNS yang ditegur Rudiantara. Saat bertanya ke beberapa pegawai Kominfo, mereka mengaku tidak kenal. "Gue enggak tahu asalnya dari ditjen mana. Banyak pegawai," kata salah seorang PNS yang tidak ingin disebutkan namanya.
Plt Kepala Humas Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), Ferdinandus Setu memastikan PNS Kominfo itu tetap masuk kerja seperti biasa. Peristiwa teguran itu tidak berbuntut apa-apa. Namun dia menyembunyikan identitas PNS yang dimaksud. Termasuk keberadaannya saat merdeka.com hendak menemui PNS tersebut.
"Tetap masuk seperti biasa," katanya kepada Merdeka.com di kantornya, Gedung Kemkominfo, Jakarta, Jumat (1/2).
Pria yang karib disapa Nando itu juga mengatakan bahwa pegawai tersebut tidak dikenakan sanksi setelah melontarkan pernyataan bernada politis. Teguran yang dilayangkan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara kepada pegawainya itu, selesai di hari itu juga.
"Enggaklah. Beliau itu pegawai kami. Bagian dari 2.600 ASN kami. Jadi sudah selesai kok tidak ada isu lagi," jelasnya.
Dia memahami terjadi kesalahpahaman dari seorang pegawainya itu. Menurutnya, peristiwa itu hanya kekeliruan saja.
"Kami bisa memahami staf kami yang mungkin karena suara sound sistem yang kurang bagus atau kurang imbang di tengah-tengah 2.600 orang, ya mungkin beliau salah paham. Sampai saat ini kami memaklumi hal itu dan tidak akan melakukan upaya apapun," jelasnya.
Peristiwa itu terjadi saat Menkominfo Rudiantara meminta ratusan pegawai Kemenkominfo memilih stiker sosialisasi Pemilu 2019. Awalnya, dia menunjukkan dua buah stiker. Stiker pertama diberi nomor satu, stiker kedua yang berbeda warna diberi nomor dua.
Rudiantara pun menegaskan, pertanyaan soal nomor stiker ini tak ada kaitannya dengan pilihan saat Pilpres. Hanya desain stiker.
"Ini tidak ada kaitannya dengan pencoblosan dengan Pilpres nanti. Jangan dikait-kaitkan dengan pencoblosan Pilpres," kata Rudiantara.
Di beberapa sisi, sorakan untuk stiker nomor dua terdengar lebih kencang. Rudiantara memanggil seorang ASN wanita yang memilih desain stiker nomor dua untuk naik panggung.
"Ibu kenapa milih nomor ini?"
ASN itu menjawab “Bismillahirrahmanirrahim mungkin terkait keyakinan aja pak. keyakinan atas visi misi yang disampaikan nomor 2 yakin aja,” katanya. Audiens yang hadir ramai bersorak.
"Ini tidak boleh dikaitkan dengan capres. saya cuma tanya pilih yang itu atau pilih yang ini?" tanya menteri lagi.
"Nomor dua pak. Karena kita sebagai yang memilih kita harus memastikan tempat, harus tahu ke depannya bagaimana untuk pemilu serentak ini kita harus menggunakan... yang harus kita pakai," jawab wanita itu lagi.
"Saya katakan tadi, kita tidak boleh dikaitkan dengan Pilpres. Ibu mengatakan keyakinan nomor 2, nggak ada urusannya bu. Saya cuma tanya bedanya apa, kenapa ibu, karena yang beda warna beda desain. Saya tanya alasannya apa?" kata Rudiantara.
Tiba-tiba Rudiantara bertanya pada ASN yang tadi memilih desain nomor dua. "Bu, Bu yang bayar gaji ibu siapa sekarang? Pemerintah atau siapa?"
Rudiantara pun menimpali lagi. "Bukan yang keyakinan ibu? Ya sudah makasih."
Rudiantara meminta pegawai Kominfo tak larut dalam Pilpres dan menjadi penyatu dari perbedaan di masyarakat. Dia juga meminta ASN memerangi hoaks yang semakin marak.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penganiayaan terjadi pada Sabtu (13/1), sekitar pukul 03.30 WIB.
Baca SelengkapnyaKasus pegawai pajark Rafael Alun Trisambodo membongkar bagaimana kehidupan seorang PNS. Tak disangka, PNS yang digaji dengan uang rakyat hidup penuh kemewahan.
Baca SelengkapnyaOknum ini diduga tidak melaksanakan tugas mereka untuk memblokir situs perjudian online, yang dikenal dengan nama Judol.
Baca SelengkapnyaTim Pemeriksa akan membuat laporan hasil pemeriksaan untuk disampaikan kepada Sekjen selaku PPK.
Baca SelengkapnyaHal itu, dia sampaikan merespons pertanyaan terkait kasus judi online di Komdigi mengarah kepada mantan Menkominfo Budi Arie.
Baca SelengkapnyaCaleg DPRD Cianjur Noviana Kurniati melabrak Rocky Gerung ketika menghadiri pemeriksaan di Bareskrim Mabes Polri, Rabu (6/9).
Baca SelengkapnyaMeutya menegaskan telah memiliki komitmen bersama Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo akan terbuka dalam penanganan kasus tersebut.
Baca SelengkapnyaBrigadir Cikita dicibir netizen lantaran menegur orang lagi makan dan malah mengatakan orang tersebut tak sopan.
Baca SelengkapnyaMenko Budi Gunawan memastikan tidak akan membiarkan Polri diintervensi oleh pihak manapun dalam menyelidiki kasus tersebut.
Baca SelengkapnyaMG menyebut permasalahannya dianggap selesai karena hanya terjadi miskomunikasi.
Baca SelengkapnyaMegawati Jawab Kritik Ganjar Capres Petugas Partai, Singgung Posisi Jokowi
Baca SelengkapnyaKasad melalui Pangdam IV/Diponegoro, menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Boyolali atas kejadian ini.
Baca Selengkapnya