Menengok aksi pasukan orange berburu tikus di Taman Pejaten Barat
Merdeka.com - Salah satu anggota pasukan orange, Pekerja Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) Kelurahan Pejaten Barat, Jakarta Selatan terlihat gencar mencari tikus yang bersembunyi di balik semak-semak. Nanang (35) terlihat antusias mencari tikus yang menurutnya bersembunyi di balik rimbunnya tanaman yang berada di Jalan Raya Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
"Lagi nyari tikus ini mbak, siapa tahu dapet. Kemarin saya baca di berita kalau dapat satu tikus dapat imbalan Rp 20 ribu. Lumayan mbak, buat nambah kebutuhan rumah," kata Nanang kepada merdeka.com saat berada di taman Pejaten Barat, Jalan Raya Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Kamis (20/10).
Dia sangat mendukung wacana Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat tentang Gerakan Basmi Tikus (BGT). Sebab, Nanang memiliki alasan tersendiri dan sangat mendukung gerakan tersebut.
-
Bagaimana cara Betrand Peto berburu tikus? Dalam video singkat yang diunggah di media sosialnya, Betrand Peto terlihat penuh semangat dan antusias saat mencari lubang tikus dan menangkapnya.
-
Mengapa Betrand Peto berburu tikus? Kegiatan ini mungkin terkesan jauh dari hingar bingar dunia hiburan yang biasa dijalani Betrand, namun baginya, berburu tikus di sawah menjadi salah satu momen paling seru selama berada di kampung halaman.
-
Di mana tikus ditemukan? Penemuan mencengangkan telah ditemukan di Puna de Atacama, sebuah wilayah tandus yang melintang di antara Chili dan Argentina.
-
Bagaimana prajurit TNI menangkap biawak tersebut? Saat berada digenggaman tangan sang prajurit, biawak itu nampak brutal dan mencoba untuk melarikan diri.
-
Bagaimana cara Pemkab Purwakarta mengatasi hama tikus? Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, punya cara tak biasa untuk menghentikan hama tikus yang merugikan petani.Mereka menyebar pasukan burung hantu itu di area persawahan sebagai predator alami tikus.
-
Dimana tikus air mengupas kulit pohon? Tikus air (Arvicola amphibius) memperoleh sumber makanan dengan mengupas dan mengonsumsi lapisan dalam kulit pohon kecil dan semak belukar. Tikus air secara cerdik memilih untuk mengupas lapisan luar yang keras dan mencapai lapisan kambium yang lebih lembut dan mudah dicerna. Tikus air cenderung menargetkan kulit pohon yang terletak sekitar 8 inci atau kurang dari tanah, dan seringkali mereka melakukan tindakan mengupas sepanjang lingkaran kulit pohon.
"Iya, gara-gara tikus mbak, keponakan saya jatuh sakit dan harus dirawat beberapa hari di rumah sakit," lanjutnya.
Namun, apabila Pemerintah Provinsi (Pemprov) tidak jadi memberi imbalan kepada pasukan oranye untuk mencari tikus. Dengan senang hati, Nanang mengatakan, bahwa hal tersebut merupakan suatu amal ibadah karena dapat membantu masyarakat DKI Jakarta terhindar dari penyakit yang disebabkan dari tikus.
"Itung-itung ibadah. Bantu masyarakat terhindar dari penyakit. Kasihan saya mbak, kalau lihat orang sakit. Kalau kerjaan nambah (cari tikus) enggak apa-apa, yang penting masyarakat DKI sehat," terang Nanang.
Sementara itu, sang kawan bernama Joko (37) masih bingung apabila dirinya berhasil mengumpulkan beberapa tikus. Lantas tikus-tikus tersebut akan dia kumpulkan di mana. Sebab, diakuinya, bahwa sang atasan yakni Lurah belum menyuruhnya untuk mencari tikus-tikus tersebut.
"Kalau udah terkumpul, dikasih ke siapa ya mbak? Karena pak Lurah belum nyuruh kita," jawab Joko.
Nanang tersenyum dan menimpali Joko. Menurutnya yang terpenting saat ini mencari tikus, agar masyarakat DKI Jakarta terhindar dari berbagai penyakit yang disebabkan oleh tikus.
"Udeh, cari aja dulu. Urusan duit nanti aja. Yang penting kita kumpulin tikus dulu, biar warga enggak pada sakit," tandas Nanang.
Diketahui, Gerakan Basmi Tikus pun belakangan digalakkan oleh Pemprov DKI. Adalah Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat yang mewacanakan ide tersebut.
Djarot bahkan meminta seluruh lurah di lima wilayah kota dan satu kabupaten di Jakarta menggalakan Gerakan Basmi Tikus. Tak cuma itu, Djarot bahkan berencana akan memberikan insentif Rp 20 ribu per satu tikus untuk warga yang berhasil menangkap tikus.
"Lurah dan camat saya memintanya agar menugaskan petugas PPSU dan petugas kebersihan untuk membasmi tikus. Kalo perlu akan saya berikan intensif satu tikus kita berikan insentif Rp 20 ribu. Tikus yang berhasil ditangkap bisa dijadikan pupuk setelah dikumpulkan," kata Djarot dikutip merdeka.com timur. Jakarta.go.id, Selasa (18/10).
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Anak-anak di Kampung Pasir Gudang tidak bermain gadget saat mengisi waktu luang, melainkan mencari belut di sawah.
Baca SelengkapnyaBukannya naik ke atas pohon, makhluk kecil itu malah turun ke arah prajurit TNI.
Baca SelengkapnyaVideo evakuasi ular piton yang melilit di pohon di pinggir jalan.
Baca SelengkapnyaSalah satu permainan tradisional dari Minangkabau ini masih berkaitan dengan kegiatan masyarakat saat bertani di sawah dan juga di ladang.
Baca SelengkapnyaBegini aksi kompak emak-emak menangkap ular piton besar di kebun. Banjir pujian warganet seketika.
Baca SelengkapnyaSejak tahun lalu, sudah ada 12 rumah burung hantu yang disebar di empat kecamatan.
Baca SelengkapnyaPenangkapan tersebut dipimpin langsung oleh Ipda Sutarno selaku KaTim K9 Ditpolsatwa dari Korsabhara Baharkam Polri.
Baca SelengkapnyaUlar itu muncul saat musim pancaroba. Ular itu sudah ditangkap petugas pemadam kebakaran.
Baca SelengkapnyaSeekor ular piton besar muncul dan menggegerkan warga Jalan Krakatau, Kelurahan Jatirasa, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi.
Baca SelengkapnyaMomen kocak terekam memperlihatkan prajurit TNI berwajah sangar lari terbirit-birit karena merasa ketakutan.
Baca SelengkapnyaUlar Sanca Sepanjang 7 Meter Lilit Kucing Peliharaan Warga, Tim Damkar Bertindak
Baca SelengkapnyaMasuknya dua ekor gajah jantan itu telah dipantau petugas BKSDA. Saat ini kawanan gajah liar masuk permukiman di SP 6.
Baca Selengkapnya