Menengok harmonisnya umat Hindu & Islam di Makam Raden Mas Sepuh
Merdeka.com - Sebuah makam di pinggir pantai yang terletak di Pantai Seseh, Munggu, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung, Sabtu tengah malam (13/9) nampak hening. Di area Makam Raden Mas Sepuh itu nampak sejumlah umat berbaur, dari yang mengenakan pakaian adat Bali hingga ada juga yang mengenakan kostum sorban (muslim).
Nampak segerombolan umat yang mengenakan pakaian adat mengacungkan sembah puja dan bhakti. Sementara di areal sisi makam nampak dari luar sejumlah orang mengenakan sorban dan peci, sambil memegang buku. Mulutnya komat-kamit sambil berdzikir merapal doa.
"Beginilah kalau di hari keramat yang bertepatan juga dengan hari-hari yang dikeramatkan di tanah Jawa," kata Mangku Artana, salah seorang pemangku di makam tersebut, Sabtu (13/9) malam.
-
Dimana tradisi 'Yaumul Khalif' dilakukan? Saat jutaan jemaah haji berangkat menuju Arafah untuk melaksanakan wukuf, Masjidil Haram di kota suci Makkah akan kosong.
-
Bagaimana cara merayakan hari Tasyrik? Telah disebutkan di atas, pada hari tasyrik setiap muslim diperbolehkan untuk melaksanakan ibadah apapun kecuali berpuasa.
-
Apa saja hari besar Islam? Daftar Hari Besar Islam yang Wajib Diketahui Umat Muslim Hari besar Islam adalah momen-momen penting yang dirayakan oleh umat Muslim di seluruh dunia. Setiap umat beragama di dunia ini pasti akan memperingati hari besar keagamaannya masing-masing. Begitu juga dengan umat Islam yang memperingati hari besar umat Islam.
-
Kapan hari tasyrik berlangsung? Hari Tasyrik adalah periode tiga hari yang dimulai setelah Hari Raya Idul Adha dalam agama Islam. Periode ini mencakup tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah dalam kalender Hijriyah.
-
Apa itu hari Tasyrik? Hari tasyrik Idul Adha jatuh pada tiga hari setiap tanggal 11,12, dan 13 Zulhijah atau tiga hari setelah Hari Raya Idul Adha.
-
Siapa yang merayakan Hari Waisak? Perayaan di Bulan Vaisakha Mengutip untar.ac.id, perayaan Waisak bertepatan pada bulan purnama di Bulan Vaisakha. Bukan hanya merayakan saja, tetapi pada hari ini juga menekankan ajaran-ajaran tentang cinta kasih, kedamaian, dan pengertian.
Maklum Sabtu kemarin adalah hari Tumpek Wayang, hari di mana umat Hindu di Bali melaksanakan upacara persembahyangan. Dan di hari itu juga, adalah Kliwon di mana umat muslim di Bali banyak yang melakukan ziarah dan berdzikir.
"Biasanya kalau Jumat legi baru ramai orang dzikiran di sini (makam)," ujarnya.
Makam yang dipagari tembok warna putih dengan arsitektur Bali ini tak lagi asing di lingkup Kabupaten Badung. Di makam ini disemayamkan Putra Raja Mengwi yang beragama Islam. Itulah sebabnya makam ini diberi nama Raden Mas Sepuh.
Bagaimana ceritanya?
Menurut penjelasan Mangku Artana, entah benar atau tidak, Raden Mas Sepuh adalah putra dari Raja Mengwi Kabupaten Badung, dari ibunya putri dari kerajaan Blambangan. Entah prahara rumah tangga apa yang terjadi, hingga putri Blambangan ini memilih pulang ke tanah Jawa saat masih mengandung. Hanya berbekal keris pusaka Raja Mengwi, dia akhirnya tiba di kerajaan Blambangan hingga melahirkan seorang putra yang diberi nama Raden Mas Ceti atau Mas Sepuh.
"Saat dewasa baru ke Bali karena ingin tau ayahandanya," papar Mangku Artana.
Karena tidak diakui oleh ayahnya, Raden Mas Sepuh menunjukkan senjata dan malah berperang dengan ayahnya sendiri. Dalam peperangan itu konon, Raja Mengwi kalah. Namun demi menjaga wibawa dan kehormatan Raja, Raden Mas menerima kekalahan dan minta dirinya dimakamkan di pinggir pantai.
"Di sinilah makam beliau, makam ini dulunya dikenal dengan nama Makam Angker Mas Sepuh. Karena semasa perjalanan ke Bali beliau menyebarkan agama Islam dan banyak membuat sejumlah jin taubat. Hingga sekarang makam ini katanya masih tetap dijaga oleh jin-jin pengikutnya," kata dia.
Sebelum Raden Mas Sepuh dimakamkan, Raja pernah bersumpah agar semua keturunan Raja Mengwi yang masih bertahta wajib melakukan sungkem di makam ini. Saat ini makam ini masuk dalam situs makam kramat Wali Pitu di Bali.
Dari cerita Tujuh Wali (Sab'atul Auliya') di Bali, hampir seluruhnya punya kaitan erat dengan raja-raja di Bali. Seperti halnya Raden Mas Sostrodiningrat Pangeran Madura yang menyebarkan agama Islam di Bali menikahi Putri Raja Pemecutan, Denpasar. Makamnya ada di Ubung, Denpasar Utara. Begitu juga dengan makam Habib Ali Bin Abu Bakar bin Al-Hamid di Pantai Kusamba Dawan Klungkung. Ia seorang Habib sekaligus penasihat raja.
Lebih menarik lagi, makam wali Syech Abdul Qodir Muhammad yang punya nama China, The Kwan Lie. Makamnya diberi nama Karang Rupit Labuhan Aji, Singaraja. Lantaran Kwan Lie semasa hidupnya berada di Singaraja dan banyak memberikan ceramah rohani Islami serta membantu masyarakat dengan membangun musala. Sebagai kehormatannya, orang Bali memberi nama daerah itu Labuhan Aji atau seorang Haji yang berlabuh memberi pencerahan.
Wali lainnya di Bali adalah Syekh Maulana Yusuf Al-Baghdi Al-Maghrabi dan Habib Ali bin Zainal Abidin Al-Idrus, Makam Keramat Kembar terletak di Desa Bungaya Kangin, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem. Serta ada Habib Umar bin Maulana Yusuf Al-Maghrobi di Puncak Obyek wisata Bedugul. Juga Habib Ali bin Umar bin Abu Bakar Bafaqih yang terletak di Loloan Barat Kec. Negara, Kab. Jembrana, dekat Pelabuhan Gilimanuk. (mdk/gib)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Baik Nyepi maupun puasa Ramadan, lanjut Yaqut, menjadi momentum yang baik bagi umat Hindu dan Islam untuk melakukan instrospeksi.
Baca SelengkapnyaDi pelosok Pegunungan Serayu Selatan, Kabupaten Banyumas, ada sebuah desa yang mayoritas warganya menganut agama Hindu
Baca SelengkapnyaTempat ini biasa digunakan untuk wisata ziarah serta bagian dari belajar sejarah kerajaan.
Baca SelengkapnyaBerbagai macam perayaan menyambut hari kelahiran Nabi Muhammad di tiap daerah di Indonesia.
Baca SelengkapnyaKegiatan silaturahmi ini merupakan sebuah harmoni kerukunan antara yang satu dengan yang lain.
Baca SelengkapnyaVideonya viral di tiktok dan menuai perhatian warganet.
Baca SelengkapnyaPemprov Jawa Barat mengumumkan bahwa Ngunjung khas Kabupaten Indramayu ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB).
Baca SelengkapnyaDengan beragam budaya yang ada di Indonesia, setiap daerah memiliki tradisi yang berbeda-beda dalam memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.
Baca SelengkapnyaLebaran Ketupat dilaksanakan satu minggu setelah perayaan Idul Fitri, tepatnya pada 8 Syawal.
Baca SelengkapnyaSaking harmonisnya hubungan antarwarga beda agama, kampung ini dijuluki Desa Pancasila.
Baca SelengkapnyaWalaupun terbuka bagi siapapun, warga Thekelan tetap menjaga teguh adat istiadat dan tradisi mereka.
Baca SelengkapnyaAda sejumlah alasan orang-orang di Cirebon menantikan dan merasa bergembira di tanggal tersebut.
Baca Selengkapnya