Menengok kiprah pasukan elite baret jingga di SAR Trigana Air

Merdeka.com - Pesawat Trigana Air rute Sentani menuju Oksibil dengan nomor penerbangan 257 mengalami kecelakaan di perbukitan Bintang, Oksibil, Papua. Kecelakaan ini menyebabkan seluruh penumpang maupun awaknya tewas. Saat ditemukan warga setempat, pesawat dilaporkan sempat menabrak gunung sebelum akhirnya meledak.
Badan SAR Nasional (Basarnas) lantas menerjunkan sejumlah relawannya, termasuk TNI/Polri untuk mengevakuasi jenazah dan bangkai pesawat. TNI Angkatan Udara juga turut ambil bagian dalam pelaksanaan evakuasi tersebut dengan menerjunkan lima personel Korps Pasukan Khas (Korpaskhas).
Sebagai pasukan elite TNI AU, Korpaskhas sering terlibat dalam berbagai penanganan bencana, termasuk kecelakaan pesawat. Mereka pernah diterjunkan saat tragedi Sukhoi Superjet 100 menabrak Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat. Korps Baret Jingga ini juga terlibat dalam pencarian pesawat AirAsia penerbangan 8501 yang jatuh di sekitar Laut Jawa.
Dalam pencarian ini sekaligus pelaksanaan evakuasi, TNI Angkatan Udara menerjunkan lima personel Paskhas, yakni Letda Pas Fitriyanto, Praka Junifer, Pratu Amir, Pratu Taufik dan Pratu Gumilang. Kelima personel Paskhas tersebut masing-masing di antaranya 3 personel rapeling menggunakan pesawat heli Air Fast milik PT Freeport Indonesia, sedang 2 personel menggunakan jalur darat bersama dengan Satuan TNI yang berdinas di daerah tersebut.
Lokasi kecelakaan yang berada pada ketinggian 2.590 meter di atas permukaan laut sekitar 7 mil laut dari Bandara Oksibil, Papua cukup sulit dijangkau. Namun, tak berarti membuat para anggotanya lantas patah arang untuk menemukan dan mengevakuasi seluruh jenazah dari lokasi kejadian. Mereka menjadi salah satu tim SAR pertama yang menemukan bangkai pesawat.
Menurut keterangan Komandan Tim Sar Paskhas Letda Pas Fitriyanto, setelah mencapai lokasi, Tim SAR Paskhas yang dibantu satuan TNI lainnya telah mengantongi 38 jenazah korban untuk menunggu bantuan evakuasi. Hingga kini, Tim SAR Paskhas dan Satuan TNI lain terus bekerja keras mengumpulkan para korban untuk sesegera mungkin dilakukan evakuasi dan identifikasi.
Sebagai pasukan elite, medan berbukit dan terjal tak melulu menjadi hambatan. Sebab, selain bertempur di medan terdepan, mereka juga melaksanakan tugas-tugas khusus di belakang garis musuh, di antaranya penyelamatan awak pesawat yang tertembak jatuh atau kecelakaan di wilayah lawan.
Tak heran jika terjadi kecelakaan pesawat di berbagai wilayah, pasukan ini selalu siap sedia menjalani tugasnya untuk melakukan penyelamatan dan evakuasi.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya