Menengok sejarah berdirinya Masjid Luar Batang yang terlupakan
Merdeka.com - Masjid Keramat Luar Batang atau lebih dikenal dengan nama Masjid Luar Batang merupakan salah satu bangunan sejarah tua yang ada di Jakarta.
Sejarah berdirinya masjid ini tak terlepas dari Habib Husein bin Abu Bakar bin Abdillah Al-'Aydrus. Habib ini kemudian dikenal dengan nama Habib Keramat Luar Batang.
Meski usianya sudah ratusan tahun, masjid ini tetap penuh oleh jemaahnya. Seperti hari ini, Jumat (20/7/2018), masjid dipenuhi oleh laki-laki yang melaksanakan salat Jumat.
-
Siapa yang membangun masjid itu? Situs ini merupakan sebuah masjid yang dibangun dari tanah dan batu oleh dinasti abad pertengahan yang berkuasa di Afrika Utara dan Spanyol.
-
Dimana masjid bersejarah itu berada? Situs ini merupakan sebuah masjid yang dibangun dari tanah dan batu oleh dinasti abad pertengahan yang berkuasa di Afrika Utara dan Spanyol.
-
Dimana masjid tertua ini berada? Tim Arkeolog Israel menemukan sebuah masjid kuno langka di Kota Rahat, Badui Negev, Israel.
-
Dimana Masjid Batabuah berada? Diketahui, bangunan masjid itu bernama Surau Kasiak An-Nur yang lokasinya berada di Simpang Bukik, Bukik Batubuah, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.
-
Dimana masjid tertua di Bekasi berada? Bukti lain dari Lemah Abang sebagai gerbang agama Islam bisa dilihat dari keberadaan Masjid Syiarul Islam yang berdiri di Jalan Raya Lemahabang.
-
Bagaimana Habib Ali Kwitang mendirikan Masjid Al Ryadh? Agar semakin mudah dijangkau, ia kemudian menetap di wilayah Kwitang, Senen,Jakarta Pusat.Di sana, ia memantapkan dakwahnya dengan membangun Masjid Al Ryadh pada 1940.
Tak hanya datang untuk Salat Jumat, adapula warga yang sengaja datang untuk berziarah. Usai salat Jumat, masjid dipenuhi oleh warga berziarah di makam Habib Keramat Luar Batang yang dimakamkan di selasar masjid.
"Kalau masalah pengunjung Alhamdulillah ramai terus, enggak pernah sepi, dari bulan Ramadan, Syawal, ramai terus. Kaya di jam-jam tertentu, jam 00.00 sampai jam 02.00-03.00 WIB ramai," ujar Seksi Dakwah Masjid Luar Batang, Haji Maswi ketika berkunjung ke Masjid Luar Batang.
Makam Habib Husein Habib Keramat Luar Batang tidak pernah ditutup dan selalu dibuka, kecuali saat masuk waktu salat.
Berdasarkan kisah yang diceritakan Maswi, Habib Husein bukanlah warga asli Luar Batang. Ia asli orang Timur Tengah atau lebih tepatnya Hadhramaut, Yaman. Kedatangannya ke Luar Batang bertujuan untuk menyiarkan Islam pada sekitar 1716-1756 M.
Dalam perjalanannya, Habib Husein pernah menyelamatkan nyawa seorang keturunan Tionghoa dari kejaran tentara VOC dalam peristiwa pembantaian tahun 1740.
Keberaniannya dalam memberi perlindungan, membuat keturunan Tionghoa itu kemudian masuk Islam dan menjadi pembantu Habib Husein dalam menyiarkan agama Islam di sekitar Penjaringan. Hingga akhirnya, keduanya dimakamkan berdampingan dalam satu ruangan yang sama.
Habib Husein meninggal dunia dalam usia relatif muda, belum sampai 40 tahun. Ia wafat pada 24 Juni 1756.
Sejarah penamaan masjid luar batang
Maswi menceritakan, penamaan Masjid Luar Batang juga berdasarkan sejarah saat hendak dimakamkan Habib Husein. Kala itu, ketika ingin dimakamkan di Tanah Abang dari Luar Batang, jenazahnya menghilang.
"Sejarah Masjid Luar Batang ini tidak terlepas dari sejarah beliau waktu mau dimakamkan, jasadnya enggak ada di kurung batang. Biasanya kan umumnya pendatang dikuburkan di Tanah Abang, begitu dibawa ke sana enggak ada mayatnya, balik lagi kesini (Luar Batang), memang sih itu di luar nalar manusia," kata dia.
Kejadian ini berulang sampai tiga kali. Keranda mayat yang dibawa ke makam Tanah Abang tidak berisi, karena jenazah Habib Husein berada di luar keranda atau batang.
Hingga akhirnya, semua berinisiatif untuk memakamkan Habib Husein di Luar Batang, tepat di tempat dia pernah tinggal dahulu.
"Itu (makam Habib Husein) atas hadiah pemberian Jenderal Belanda dulu waktu Habib Husein ditawarkan hadiah, beliau mintanya ini, saya minta tanah ini yang ada di lingkungan ini (Luar Batang). Karena beliau maksa mintanya tanah ini, dikasih kurang lebih kalau diukur sekarang ini 3.000 hektare," terang Maswi.
Ketika tanah dikasih, Habib Husein pun membangun surau atau musholla yang juga menjadi kamar tempat tinggalnya. Di situ pula menjadi tempat peristirahatan terakhirnya.
Lama kelamaan, surau tersebut yang juga menjadi makam Habib Husein dibangun menjadi Masjid Luar Batang. Sebelumnya, nama Masjid Luar Batang adalah Masjid An Nur. Kini An Nur dipakai menjadi nama Taman Pendidikan AlQuran (TPA).
Sudah renovasi
Maswi menceritakan, sampai saat ini, Masjid Luar Batang sudah direnovasi tiga kali. Terakhir, pada 1991 zaman Gubernur Wiyogo Admodarminto yang melebarkan masjid, memasukkan aliran air PAM, dan kemudian meresmikan masjid.
Lalu Gubernur Fauzi Bowo membuatkan dua buah menara di samping kanan kiri Masjid Luar Batang tanpa seperak pun uang dari masjid.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masjid tersebut kabarnya tak pernah menjadi sasaran penghancuran, atau penyerangan dari pasukan militer Belanda maupun pendudukan Jepang.
Baca SelengkapnyaSaat makam Habib Cikini mulai dikeruk menggunakan alat berat ekskavator muncul berbagai karomah. Bahkan, bagian pengeruk mesin tersebut dikabarkan patah.
Baca SelengkapnyaMakamnya jadi salah satu destinasi wisata religi penting di Surabaya
Baca SelengkapnyaSaat ini masjid tersebut hanya tersisa ruang mahrab, pondasi, dan menara yang sudah tidak utuh.
Baca SelengkapnyaHabib merujuk pada sebuah gelar bangsawan untuk menyebut orang yang memiliki garis keturunan Rasulullah SAW
Baca SelengkapnyaMengingat usianya yang begitu tua, masjid ini punya sejarah yang panjang
Baca SelengkapnyaBangunan masjid yang berada di perbatasan kota Bukittinggi ini dibangun pada abad ke-19 oleh seorang ulama bernama H. Abdul Majid.
Baca SelengkapnyaDi Kota Medan terdapat masjid berusia ratusan tahun yang hingga kini masih berdiri kokoh.
Baca SelengkapnyaMakam para ulama ini terletak di pemakaman umum desa.
Baca SelengkapnyaProfil Habib Hasan bin Jafar Assegaf, Pendiri Majelis Taklim Nurul Musthofa yang Wafat Pagi Tadi
Baca SelengkapnyaMasjid ini merupakan cikal bakal berdirinya Kota Pontianak pada tahun 1771.
Baca SelengkapnyaKabar berpulangnya Habib Hasan ini diketahui dari unggahan akun Instagram Rabithah Alawiyah (@rabithah_alawiyah).
Baca Selengkapnya