Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Menengok sekolah satu atap Pulau Sabira, masih kekurangan guru

Menengok sekolah satu atap Pulau Sabira, masih kekurangan guru Pulau Sabira. ©2014 merdeka.com/dharmawan sutanto

Merdeka.com - Jaraknya yang jauh dari daratan, minimnya fasilitas dan tenaga kerja guru, membuat pendidikan di Pulau Sabira, Kelurahan Pulau Harapan, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, jauh dari standar. Namun kekurangan-kekurangan tersebut tidak menyurutkan semangat anak-anak di pulau tersebut malas menuntut ilmu.

Sekolah satu atap 02 Pulau Sabira terdiri dari SD dan SMP, walaupun tetap bersemangat menuntut ilmu, ternyata para siswa di sekolah tersebut merasa belajar mengajar di Pulau Sabira tidak dapat maksimal akibat minimnya tenaga guru.

"Harusnya kan ngajar siswa kelas SD, tapi guru juga ngajar di tingkat SMP juga. Takutnya materi yang disampaikan kurang maksimal," ujar Muhammad Rizki (12) siswa kelas VIII di Pulau Sabira, Jumat (19/9).

Rizki yang merupakan siswa berprestasi di kelasnya. Selain itu dirinya juga merupakan ketua osis SMP di sekolah Satu Atap 02 Pulau Sabira. Menurut Rizki, seharusnya satu guru mendidik siswanya dengan satu mata pelajaran yang dikuasainya.

"Kayak bu Vera, dia jadi wali kelas IV di tingkat SD, tapi ngajar mata pelajaran Bahasa Inggris dan Keterampilan juga di SMP," ujar Rizky.

Sementara itu, seorang guru di sekolah tersebut, Verawati menuturkan, seluruh guru di sekolah itu memang mau tidak mau harus mengajar di dua tingkat yaitu SD dan SMP dengan kurikulum 2013.

"Aslinya saya memang guru SD berdasarkan latar belakang pendidikan, tapi karena kekurangan jumlah pengajar yah mau tak mau merangkap jadi guru SMP juga," kata Verawati yang merupakan alumnus Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Negeri Jakarta tersebut.

"Para pengajar di sini harus siap mengajar di luar latar belakang pendidikannya. Seperti saya, selain bisa mengajar siswa SD, untungnya saya punya kemampuan bahasa Inggris dan Keterampilan yang baik. Jadi, keahlian saya itu bisa diterapkan di tingkat SMP," ujar Verawati.

Selain minimnya jumlah guru, kata Verawati, fasilitas di sana juga kurang memadai. Ia pun mencontohkan, SMP Negeri Satu Atap 02 Pulau Sebira belum memiliki laboratorium komputer. Padahal sejak duduk di kelas VII, siswa di sana sudah mendapatkan pelajaran Teknik Ilmu Komputer (TIK).

"Yah selama ini siswa belajar dari buku (teori) saja, tanpa ada praktik nya. Tapi kemarin, kami sudah usulkan ke kabupaten untuk penyediaan lab komputer," kata Verawati.

Sementara itu, Kepala Sekolah SD-SMP Negeri Satu Atap 02 Pulau Sabira, Nabba mengungkapkan jumlah guru di sekolahnya memang sangat minim dibandingkan dengan jumlah siswa yang mencapai 50 siswa SD dan 29 siswa SMP sehingga totalnya mencapai 79 siswa.

"Sementara untuk jumlah gurunya hanya ada 9 orang termasuk saya. Jadi, jumlah tenaga pengajar di sini memang kurang untuk meng-cover kebutuhan pendidikan di sekolah," kata Nabba.

Nabba mengklaim, pihaknya telah mengusulkan penambahan jumlah guru ke Sudin Pendidikan Kepulauan Seribu. Akan tetapi, jauhnya lokasi Pulau Sebira dari Jakarta membuat tenaga pengajar urung dimutasikan ke sana.

"Sebagai pulau paling utara, Pulau Sebira memang sangat jauh dari Jakarta, bahkan lebih dekat ke Lampung. Makanya, banyak guru yang tidak mau mengajar di sekolah ini," ujar Nabba.

Meski demikian, kata Nabba, pihaknya tetap bersyukur masih ada guru yang mau mengajar di sekolah tersebut. Walau kenyataannya para pengajar itu merupakan penduduk asli Pulau Sebira.

"Seluruh pengajar di sekolah merupakan asli orang Pulau Sebira, tentunya setelah mengenyam pendidikan tinggi di Jakarta mereka akan balik lagi ke sini menjadi guru," kata Nabba.

Ketika dikonfirmasi, Kepala Suku Dinas (Kasudin) Pendidikan Kepulauan Seribu, Yanto Siregar mengatakan, kurangnya jumlah tenaga pengajar bukan hanya terjadi di wilayah Kepulauan Seribu saja, akan tetapi di wilayah DKI Jakarta lainnya.

Yanto menjelaskan, kurangnya jumlah guru di wilayah Jakarta termasuk Kepulauan Seribu, lantaran banyaknya pegawai negeri sipil (PNS) yang memasuki masa pensiun. Meski demikian, pihaknya merasa terbantu dengan adanya program pengangkatan guru yang berstatus K-2 (honorer) menjadi PNS pada tahun ini.

"Minimnya jumlah guru bukan karena banyak yang menolak dipindahkan ke Pulau Sebira, akan tetapi karena banyak yang pensiun. Di sisi lain, kenyataannya jumlah guru memang kurang," kata Yanto yang tidak mengetahui pasti jumlah guru di Kepulauan Seribu.

Meski demikian, kata Yanto, jumlah guru yang ideal di tingkat SD harus sesuai dengan jumlah kelas yang ada. Sedangkan, untuk tingkat SMP dan SMA harus seimbang dengan jumlah bidang studi yang diajarkan sekolah. (mdk/did)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Penerimaan Siswa Baru, SD Negeri di Kota Padang Hanya Dapat Dua Murid
Penerimaan Siswa Baru, SD Negeri di Kota Padang Hanya Dapat Dua Murid

SD Negeri 23 Lolong di Kota Padangkekurangan peserta didik. Sekolah itu hanya mendapatkan 2 siswa baru.

Baca Selengkapnya
Anggota Dewan Klungkung Sidak Sekolah di Nusa Penida: Rawan Ambruk dan Tak Punya Guru Olahraga
Anggota Dewan Klungkung Sidak Sekolah di Nusa Penida: Rawan Ambruk dan Tak Punya Guru Olahraga

Selain kondisi gedung sekolah yang perlu diperbaiki, dewan guru pun menyampaikan bahwa SDN 7 Suana kekurangan meja dan kursi.

Baca Selengkapnya
Sejumlah Sekolah di Jateng Ini Terdampak PPDB Sistem Zonasi, Rumah Warga Sampai Disulap Jadi Ruang Kelas
Sejumlah Sekolah di Jateng Ini Terdampak PPDB Sistem Zonasi, Rumah Warga Sampai Disulap Jadi Ruang Kelas

Beberapa sekolah kekurangan siswa. Namun kegiatan belajar mengajar tetap berjalan.

Baca Selengkapnya
SDN di Solo Hanya Dapat Dua Siswa Baru di 2024
SDN di Solo Hanya Dapat Dua Siswa Baru di 2024

Dua siswa tersebut diterima dari jalur afirmasi dan zonasi.

Baca Selengkapnya
Potret Miris Pendidikan, Siswa SD di Kampar Belajar di Ruang Bekas Kamar Mandi
Potret Miris Pendidikan, Siswa SD di Kampar Belajar di Ruang Bekas Kamar Mandi

Kondisi bangunan bekas WC itu tak layak pakai. Jauh dari standar sekolah seperti biasanya.

Baca Selengkapnya
Perjuangan Kepala Kampung Hadirkan SD di Sorong Selatan, Tiga Tahun Akhirnya Terbangun tapi Cuma Satu Guru
Perjuangan Kepala Kampung Hadirkan SD di Sorong Selatan, Tiga Tahun Akhirnya Terbangun tapi Cuma Satu Guru

Banyak anak-anak yang tidak masuk sekolah karena jarak dari kampung ke sekolah cukup jauh.

Baca Selengkapnya
SMP Swasta di Surabaya hanya Dapat Satu Murid pada Tahun Ajaran Baru, Sistem Zonasi Jadi Sorotan
SMP Swasta di Surabaya hanya Dapat Satu Murid pada Tahun Ajaran Baru, Sistem Zonasi Jadi Sorotan

Salah satu SMP swasta di Surabaya hanya diminati dua pelajar saat pendaftaran tahun ajaran baru. Namun, satu di antaranya justru mengundurkan diri.

Baca Selengkapnya
Mendikdasmen Abdul Mu’ti Bakal Evaluasi Penempatan Guru PPPK
Mendikdasmen Abdul Mu’ti Bakal Evaluasi Penempatan Guru PPPK

Keputusan evaluasi itu diambil setelah beberapa minggu belakangan, Abdul Mu'ti beraudiensi ke beberapa organisasi yang menyelenggarakan pendidikan.

Baca Selengkapnya
Potret Suram SD Negeri di Batang, Dulu Favorit Kini Tak Ada Siswa yang Mendaftar
Potret Suram SD Negeri di Batang, Dulu Favorit Kini Tak Ada Siswa yang Mendaftar

Sejumlah SD negeri di Batang kekurangan murid. Hampir separuh dari 452 sekolah di daerah itu tidak memenuhi rombongan belajar.

Baca Selengkapnya
Tolong Pak Jokowi! Gedung SDN 217 Merangin Mau Roboh
Tolong Pak Jokowi! Gedung SDN 217 Merangin Mau Roboh

Karena kekurangan ruangan kelas sehingga harus digunakan bangunan yang tidak layak tersebut

Baca Selengkapnya
Viral Video 'Ice Breaking' Anak SMA Belum Bisa Matematika Dasar, Fakta Miris Dunia Pendidikan
Viral Video 'Ice Breaking' Anak SMA Belum Bisa Matematika Dasar, Fakta Miris Dunia Pendidikan

Sebuah video yang diunggah oleh akun Instagram seorang guru @julaehaju menunjukan mirisnya kondisi pendidikan di Indonesia saat ini.

Baca Selengkapnya
Cerita Miris SD Negeri di Palembang, Lokasi Strategis di Tengah Kota tapi Cuma Dapat 3 Siswa Baru
Cerita Miris SD Negeri di Palembang, Lokasi Strategis di Tengah Kota tapi Cuma Dapat 3 Siswa Baru

Minimnya pendaftar disebabkan adanya dua SD Negeri lain yang posisinya berdekatan.

Baca Selengkapnya