Menengok SLG, Monumen L'arch D'Triomphe Prancis ala Kediri
Merdeka.com - Jika hanya ingin sekadar berselfie ria dengan latar belakang monumen L'arch D'Triomphe tidak perlu jauh-jauh ke Paris, Prancis. Sebab, ada sebuah lokasi di tanah air yang hampir mirip dengan lokasi tersebut, yakni Museum Simpang Lima Gumul Kabupaten Kediri.
Monumen Simpang Lima Gumul (SLG) Kediri berdiri megah di tengah–tengah persimpangan Lima Gumul–Kediri yang menjadi tiang pancang pengembangan kawasan Simpang Lima Gumul menjadi kawasan kota baru di Kabupaten Kediri.
Bedanya, monumen ini memiliki spirit berdirinya Kabupaten Kediri sehingga monumen ini diposisikan tepat di tengah jalur lima jalan arah Pare, Kediri, Plosoklaten, Pesantren dan Menang.
-
Bagaimana bentuk Monumen Gumul? Monumen Simpang Lima Gumul semakin populer lantaran punya bentuk bangunan unik dan mirip dengan salah satu bangunan Prancis, yaitu Arc de Triomphe di Paris.
-
Apa ikon wisata Kediri yang paling terkenal? Simpang Lima Gumul, yang juga dikenal dengan sebutan SLG, merupakan salah satu ikon kebanggaan Kota Kediri.
-
Dimana Gereja Merah Kediri berada? Gereja Merah merupakan sebutan untuk Gereja Immanuel yang terletak di Kelurahan Bandar Lor, Kecamatan Mojoroto, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.
-
Apa yang terkenal di Kediri? Kediri adalah sebuah kota yang terletak di Provinsi Jawa Timur. Kota ini memiliki banyak macam destinasi yang tersedia, seperti pantai, gua, hingga pegunungan. Tak heran jika Kediri menjadi pilihan yang tepat untuk dijadikan tujuan liburan bagi Anda dan keluarga.
-
Apa yang diresmikan di Kediri? Pj Wali Kota Kediri Zanariah meresmikan pembangunan pengembangan Pasar Grosir Buah dan Sayur Kota Kediri, sekaligus launching Serbu Pasar Kota Kediri, Sabtu (29/6).
-
Kapan Monumen Lingga di Sumedang dibangun? Mengutip laman sisemar.sumedangkab.go.id, bangunan Lingga ini pertama dibangun pada awal 1922, atau satu tahun pasca meninggalnya Bupati Sumedang Pangeran Suria Atmaja.
Monumen yang yang dibangun di era Bupati Sutrisno dan Bupati Haryanti ini memiliki luas bangunan 804 meter persegi, ditumpu 3 tangga 3 meter dari dasar pura, dan tinggi 25 meter. Jika kita berada di atap monumen dapat kita saksikan keseluruhan panorama Kediri dari atas dan proyeksi pengembangan kawasan perdagangan ini yang secara keseluruhan seluas 37 Ha.
Di sisi monumen Kediri terpahat relief–relief tentang sejarah Kediri hingga kesenian dan kebudayaan yang ada sekarang. Angka luas dan tinggi monumen juga mencerminkan tanggal, bulan dan tahun hari jadi Kabupaten Kediri, 25 Maret 804 Masehi.
Menurut ahli sejarah, MM Sukarto Kartoatmojo hari jadi Kediri muncul pertama kalinya bersumber dari tiga buah prasasti Harinjing A-B-C. Namun, kata dia, nama Kadiri yang paling tepat dimunculkan pada ketiga prasasti.
Alasannya Prasasti Harinjing A tanggal 25 Maret 804 masehi, dinilai usianya lebih tua dari pada kedua prasasti B dan C, yakni tanggal 19 September 921 dan tanggal 7 Juni 1015 Masehi.
Dilihat dari ketiga tanggal tersebut menyebutkan nama Kediri ditetapkan tanggal 25 Maret 804 M, saat Bagawanta Bhari memperoleh anugrah tanah perdikan dari Raja Rake Layang Dyah Tulodong yang tertulis di ketiga prasasti Harinjing.
Nama Kediri semula kecil lalu berkembang menjadi nama Kerajaan Panjalu yang besar dan sejarahnya terkenal hingga sekarang.
Selanjutnya ditetapkan surat Keputusan Bupati Kepada Daerah Tingkat II Kediri tanggal 22 Januari 1985 Nomor 82 Tahun 1985 tentang hari jadi Kediri, pasal 1 berbunyi "Tanggal 25 Maret 804 Masehi ditetapkan menjadi Hari Jadi Kabupaten Kediri".
Monumen Simpang Lima Gumul Kediri sendiri terletak di Simpang Lima Gumul ini merupakan Ikon Kabupaten Kediri. Lokasi yang hanya berjarak ±6 km (±10 menit) dari Kota Kediri atau ±120 km (±2,5 jam) dari Bandara Juanda Surabaya.
Kawasan ini diproyeksikan menjadi kota baru dan pusat perdagangan Jawa Timur bagian barat (Central Business District) sudah mulai melengkapi diri dengan convention hall dan gedung serbaguna, bank daerah, terminal bus antar kota dan MPU, dan sarana rekreasi megah Water Park Gumul Paradise Island.
Kawasan ini juga tak pernah sepi pengunjung di malam hari dengan bersantai di area monumen ataupun menikmati kuliner tradisional yang berjualan di pedagang kaki lima yang berjejer di area Pasar Tugu.
Pada hari Sabtu dan Minggu pagi, kawasan ini ramai oleh pengunjung yang berolaraga di jogging track, rekreasi bersama keluarga, dan juga menikmati ramainya pasar sabtu Minggu (Tugu).
Rancangan ke depan, kawasan ini akan dilengkapi hotel, mal, pertokoan, pusat grosir, dan pusat produk–produk unggulan dan cinderamata. Sedangkan area monumen segera digunakan sebagai mini market, gedung pertemuan cafetaria, dan pusat informasi pariwisata dan perdagangan. (mdk/dan)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jangan sampai kelewatan untuk mengunjungi tempat-tempat ini saat berlibur ke Kediri.
Baca SelengkapnyaJangan kelewatan untuk berkunjung ke tempat-tempat wisata di Kediri berikut ini.
Baca SelengkapnyaKompleks ini menunjukkan budaya Hindu dan Islam yang magis
Baca SelengkapnyaBangunan yang terlihat jelas dari Pelabuhan Bakauheni ini menjadi ikon kota Lampung.
Baca SelengkapnyaBerbagai bangunan bersejarah dapat ditemui di Semarang.
Baca SelengkapnyaSemarang semakin memperkuat reputasinya sebagai tujuan wisata yang tak boleh terlewatkan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaSitus ini terdiri dari kumpulan menhir atau batu peninggalan budaya megalitik. Diperkirakan usianya sudah ribuan tahun.
Baca SelengkapnyaLonceng di Gereja Sidang Kristus rupanya telah dipasang sejak tahun 1914 oleh pembuat yang sama dengan lonceng di Katedral Notre Dame Paris.
Baca SelengkapnyaTitik nol kilometer biasanya sebagai patokan pengukuran jarak yang ada di kota hingga negara.
Baca Selengkapnya