Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Menepis sorotan tajam media asing soal Pilgub DKI

Menepis sorotan tajam media asing soal Pilgub DKI Debat pamungkas Pilkada DKI 2017. ©2017 merdeka.com/muhammad luthfi rahman

Merdeka.com - Panasnya Pilgub DKI membuat media asing ikut memberi sorotan tajam dari pelbagai sisi. Mulai dari proses maupun kemenangan dan kekalahan tiap kandidat. Mereka bahkan tak segan menyebut ada peran garis keras untuk memenangkan salah satu calon dalam pesta demokrasi ini.

Kantor berita Reuters mengeluarkan tulisan berjudul 'Kandidat Gubernur muslim Jakarta memimpin Pilkada, menurut hitung cepat'. Tulisan itu pada Rabu (19/4) lalu. Sedangkan, The Guardian pada hari itu juga menuliskan soal pilkada DKI. Mereka menyebut sebagai pertaruhan antara pluralisme dan kelompok radikal.

Di mana kelompok pluralisme dimaksud adalah kubu Basuki T Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat. Sementara kelompok radikal, lebih cenderung mendukung pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno. Pasangan Anies-Sandiaga akhirnya terpilih sebagai pemenang versi hitung cepat banyak lembaga survei.

Orang lain juga bertanya?

Bagi Anies, sorotan tajam media asing tidak ditanggapi terlalu serius. Apalagi disebut didukung organisasi Islam garis keras. Anies berjanji bakal menunjukkan melalui kebijakan usai resmi dilantik menjadi gubernur DKI Jakarta. Sehingga menepis pemberitaan dari media asing.

Anies merasa para media asing dinilai tidak memahami kondisi sebenarnya terjadi di Jakarta. Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini justru berjanji memperlihatkan keberpihakan pada semua golongan.

"Orang boleh nulis apa saja, apalagi yang jauh-jauh enggak tahu apa yang terjadi di Jakarta dengan detil, tapi kita akan tetap pastikan bahwa gubernur di Jakarta adil semuanya, menjalankan undang-undang, mengikuti konstitusi, dan Insya Allah menghadirkan kedamaian," tegas Anies di Jakarta, Minggu lalu.

Protes atas pemberitaan media asing terhadap Pilgub DKI juga datang dari Wakil Presiden Jusuf Kalla. Dia mengkritisi media luar negeri dinilainya kurang adil dalam pemberitaan terkait Pilkada DKI Jakarta. Protes juga disampaikan Jusuf Kalla kepada Wapres Amerika Serikat Michael Pence.

"Soal pilkada tadi saya ketemu Wakil Presiden Mike Pence saya bilang juga, tidak adil ini media luar, karena yang menang yang banyak didukung oleh teman-teman organisasi Islam dan sebagainya dianggap garis keras yang menang," kata Jusuf Kalla, Kamis pekan lalu.

Jusuf Kalla bahkan menjamin Anies Baswedan merupakan salah seorang tokoh Islam moderat paling lembut di Jakarta. Maka dari itu, Jusuf Kalla menegaskan hasil Pilgub putaran II pada Rabu pekan lalu adalah suara demokrasi

"Mudah-mudahan dapat di pahami bahwa yang menang demokrasi, itu kita hormati semuanya," ujarnya.

Leonard C Sebastian, profesor dari Program Studi Indonesia di Sekolah S Rajaratnam, Universitas Teknologi Nanyang sekaligus profesor di Universitas New South Wales, Australia, menilai Pilgub DKI kali ini adalah pertarungan panas antara wajah pluralisme dan kelompok Islam radikal.

Sebastian menyebut penantang Ahok, yakni Agus pada putaran pertama dan Anies di putaran kedua didukung kelompok Islam radikal seperti Front Pembela Islam (FPI). Kelompok macam FPI, kata Sebastian, tidak rela seorang nonmuslim dan keturunan Tionghoa seperti Ahok menjadi kepala daerah atau pejabat pemerintahan. Seperti dilansir Channel News Asia, Selasa pekan lalu.

(mdk/ang)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Bawaslu DKI Petakan Kerawanan pada Pilkada Jakarta 2024
Bawaslu DKI Petakan Kerawanan pada Pilkada Jakarta 2024

Kerawanan tinggi potensial terjadi pada tahapan kampanye dan proses pemungutan suara.

Baca Selengkapnya
Cerita Sandiaga Dapat Tekanan Politik Saat Pilgub DKI 2017 dan Pilpres 2019
Cerita Sandiaga Dapat Tekanan Politik Saat Pilgub DKI 2017 dan Pilpres 2019

Sandiaga mengaku mendapatkan intimidasi dan tekanan politik saat 2017 dan 2019.

Baca Selengkapnya
INFOGRAFIS: 'Big Match' di Pilkada Jakarta 2024
INFOGRAFIS: 'Big Match' di Pilkada Jakarta 2024

Partai politik mulai menjaring jagoan masing-masing untuk diusung menjadi calon Gubernur DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya
Bawaslu Petakan Kerawanan Pilkada Jakarta, Isu SARA Tertinggi
Bawaslu Petakan Kerawanan Pilkada Jakarta, Isu SARA Tertinggi

Bawaslu DKI telah memetakan tiga kategori kerawanan yang terjadi di Pilgub DKI Jakarta yaitu tinggi, sedang, dan rendah.

Baca Selengkapnya
Gerindra Respons Tudingan Megawati soal Pengerahan Aparat di Pilgub Jateng
Gerindra Respons Tudingan Megawati soal Pengerahan Aparat di Pilgub Jateng

asco menyebut, jika ada kecurangan dibuktikan di Bawaslu.

Baca Selengkapnya
Menko Polhukam Minta Pilkada Serentak Dikawal Ketat: Ini Lebih Hangat, Setiap Calon Tidak Siap Untuk Kalah
Menko Polhukam Minta Pilkada Serentak Dikawal Ketat: Ini Lebih Hangat, Setiap Calon Tidak Siap Untuk Kalah

Hadi mengatakan, setiap calon harus diberikan pengertian bahwa setiap pertandingan ada yang menang dan kalah.

Baca Selengkapnya
PDIP: Ada Upaya Mengganjal Pencalonan Anies Baswedan di Pilgub Jakarta
PDIP: Ada Upaya Mengganjal Pencalonan Anies Baswedan di Pilgub Jakarta

Hasto menilai, upaya mengganjal Anies adalah proses demokrasi yang tidak sehat.

Baca Selengkapnya
Sepekan Jelang Pencoblosan, Kampanye Hitam Pilkada Sumsel Masih Marak di Medsos
Sepekan Jelang Pencoblosan, Kampanye Hitam Pilkada Sumsel Masih Marak di Medsos

Fenomena ini dikhawatirkan akan berdampak buruk pada kualitas proses demokrasi hingga berpotensi menimbulkan konflik antar pendukung calon kepala daerah.

Baca Selengkapnya
Blak-blakan Megawati Beberkan Ada Institusi Negara Tak Netral, Intimidasi hingga Iming-Iming Duit
Blak-blakan Megawati Beberkan Ada Institusi Negara Tak Netral, Intimidasi hingga Iming-Iming Duit

Megawati pun menyinggung soal putusan Mahkamah Konstitusi (MK) nomor 136/PUU-XXII Tahun 2024 melalui Revisi Pasal 188 Undang-Undang No. 1 Tahun 2018.

Baca Selengkapnya