Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Menerka Alasan Kemenlu Jepang Terbitkan Waspada Peningkatan Teror di Indonesia

Menerka Alasan Kemenlu Jepang Terbitkan Waspada Peningkatan Teror di Indonesia Ilustrasi Teroris. ©shutterstock.com/Marijus Auruskevicius

Merdeka.com - Belakangan Pemerintah Jepang telah menerbitkan peringatan kepada warganya untuk waspada akan ancaman peningkatan risiko ancaman teror di Indonesia dan lima negara Asia Tenggara lainnya. Lewat kementerian luar negeri, Jepang meminta warganya untuk menjauhi tempat ibadah dan kerumunan.

Menanggapi peringatan itu, Pengamat Terorisme Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta Zaki Mubarak menilai imbauan tersebut menyusul penangkapan puluhan aktivis Neo Jemaah Islamiyyah (Neo JI) beberapa hari lalu, salah satunya di Indonesia.

"Saya kira pemerintahan Jepang khawatir bahwa imbas penangkapan puluhan aktivis Neo-JI dan tokoh-tokohnya," kata Zaki saat dihubungi merdeka.com, Selasa (14/9).

Semisal, kata Zaki, penangkapan Abu Rusydan bersama tiga orang lainnya yang diduga sebagai anggota JI pada hari Jumat (10/9) di Bekasi. Yang berimbas spekulasi akan ada gerakan dari pengikutnya untuk lakukan teror pembalasan.

"Kira-kira mirip saat Aman Abdurrahman -ideolog JAD di vonis hukuman mati awal 2018 lalu, sel-sel JAD di sejumlah segera meresponsnya dengan pengeboman. Termasuk bom bunuh diri di Surabaya. Yang lain, melakukan serangan pada polisi tahanan Mako Brimob Depok," ujarnya

"Di Riau mereka menyerang markas polisi juga. Jadi mungkin saja pemerintah Jepang mengantisipasi kemungkinan terulangnya kekerasan seperti itu," lanjutnya.

Akan tetapi, Zaki memandang jika peringatan dari Jepang kepada warganya untuk menjauhi fasilitas keagamaan dan keramaian di enam negara Asia Tenggara, atas adanya serangan maupun aksi teror terlalu berlebihan.

"Tetapi menurut saya kekhawatiran itu terlalu berlebihan. Neo-JI berbeda dengan JAD -yang mendukung ISIS-dari segi ancaman teror. Ideologi dan strategi jihad Neo-JI saat ini sangat berbeda, mereka menghindari konfrontasi langsung, menahan diri melakukan aksi teror. Neo-JI menganggap belum waktunya, belum siap karena tidak adanya peluang, dukungan serta sumber daya yang dimilikinya," bebernya.

Pasalnya, menurut Zaki strategi jihad Neo-JI yang dikendalikan Para Wijayanto dan Abu Rusydan saat ini adalah dakwah ke masyarakat untuk menanamkan ideologi, melatih dan mengirim tenaga- tenaga Asykari (kemiliteran) di sejumlah tempat (termasuk ke Suriah). Termasuk penggalangan dana antara lain melalui ribuan kotak-kotak amal fiktif dan merekrut kelompok profesional.

Terlebih, Neo-JI paham soal minimnya sumber dayanya, sehingga yang dicanangkan adalah program jihadnya bersifat jangka panjang. Diprediksi dalam 10 tahun terakhir tidak ada aksi teror kekerasan yang melibatkan anggota- anggota Neo-JI. Bahkan kelompok Neo-JI tidak bersedia melibatkan diri dengan ajakan jihad para pendukung ISIS.

"Bahkan mengecam aksi-aksi pengeboman dan penyerangan teroris sebagai tindakan bodoh. Karena belum saatnya dilakukan," terangnya.

Atas hal itu, Zaki menduga bila kekhawatiran Jepang mungkin dipicu juga oleh pernyataan sejumlah pengamat yang keliru memahami perkembangan ideologi dan strategi Neo-JI, dan tidak melihat perkembangan terbaru

"Tidak up date. Beberapa komentator mensinyalir akan ada teror- teror balasan pasca penangkapan Abu Rusydan. Ini tentu meresahkan. Pandangan yang menurut saya keliru. Meskipun tetap perlu adanya kewaspadaan," jelasnya.

"Menurut saya pengikut dan tokoh-tokoh Neo -JI yang ditangkap akan memilih strategi kooperatif dengan pemerintah -termasuk bergabung dalam program deradikalisasi dipenjara sebagai cara supaya lekas bebas," tambahnya.

Sehingga, Zaki mengimbau seharusnya pemerintah Jepang maupun perwakilan negara asing di Jakarta seharusnya tidak perlu mengkhawatirkan berlebihan soal keamanan setelah diringkusnya pimpinan Neo-Ji.

"Saya tidak yakin dalam jangka dekat akan ada pengeboman atau serangan teror lainnya dari sel-sel Neo-JI," jelasnya.

Tidak Usah Khawatir

Sedangkan pendapat lain disampaikan Direktur The Indonesia Intelligence Institute Ridlwan Habib yang menilai bahwa peringatan dari pemerintah Jepang kepada warganya tentang kemungkinan serangan teror di negara Asia Tenggara termasuk Indonesia adalah bentuk pencegahan dini.

"Dalam studi intelijen ini disebut early warning. Justru bagus agar pemerintah dan juga warga tidak kecolongan. Jadi lebih waspada dan hati-hati, " ujar Direktur The Indonesia Intelligence Institute Ridlwan Habib.

Menurut Ridlwan, intelijen Jepang pasti mendapatkan sumber yang valid dan akurat sehingga menyampaikan peringatan bagi warga Jepang. "Kementerian Luar Negeri Jepang dan intelijen Jepang tentu tidak sembarangan dalam membuat analisa. Tetapi didasari bahan dan info A1 yang terpercaya, " ujarnya.

Ridlwan menambahkan, early warning dari Jepang justru akan membuat intelijen negara lain waspada dan segera melakukan pencegahan. "Densus 88 Polri profesional dan pasti juga segera melakukan langkah langkah antisipasi agar tidak terjadi serangan," katanya.

Meski imbauan itu sudah ada, tapi Ridlwan berharap masyarakat tidak perlu takut dan cemas. "Tetap beraktivitas seperti biasa tentu dengan waspada. Yakinlah bahwa BIN dan Densus 88 Polri pasti bekerja maksimal mencegah setiap upaya serangan sekecil apapun," ujar Ridlwan.

(mdk/eko)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kapolri Minta Jajarannya Waspada Bangkitnya Teroris Imbas Konflik Israel-Palestina
Kapolri Minta Jajarannya Waspada Bangkitnya Teroris Imbas Konflik Israel-Palestina

"Dampak perang Israel-Palestina tentunya juga membangkitkan sel-sel yang terafiliasi dengan teroris,

Baca Selengkapnya
Densus 88 Ungkap Peran Tangkapan Baru Teroris Jaringan Solo Raya dan Banten
Densus 88 Ungkap Peran Tangkapan Baru Teroris Jaringan Solo Raya dan Banten

Densus 88 juga berhasil menangkap satu tersangka teroris lainnya inisial NK yang diduga terafiliasi kelompok Jaringan Anshor Daulah (JAD) di Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya
Sepanjang 2023, Kepala BNPT: 148 Teroris Ditangkap
Sepanjang 2023, Kepala BNPT: 148 Teroris Ditangkap

Penangkapan teroris itu berjalan linier dengan menurunnya aksi terorisme di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Jemaah Islamiyah Umumkan Bubarkan Diri, Janji Akan Patuh Pada NKRI
Jemaah Islamiyah Umumkan Bubarkan Diri, Janji Akan Patuh Pada NKRI

Jamaah Islamiyah Umumkan Bubarkan Diri, Akan Patuh Pada NKRI

Baca Selengkapnya
Polisi Tangkap 8 Terduga Teroris Jaringan NII, Ada yang Berperan Siapkan Pasukan Militer
Polisi Tangkap 8 Terduga Teroris Jaringan NII, Ada yang Berperan Siapkan Pasukan Militer

Sebagian besar dari mereka ditangkap di daerah Sumatera Barat (Sumbar).

Baca Selengkapnya
Densus 88 Tangkap 9 Orang Terduga Teroris Jaringan JI di Jateng
Densus 88 Tangkap 9 Orang Terduga Teroris Jaringan JI di Jateng

Sembilan orang yang ditangkap masih menjalani pemeriksaan. Belum ada penjelasan detail soal kegiatan para terduga teroris ini.

Baca Selengkapnya
Gerakan NII dan Desakan Dimasukkannya Jadi Organisasi Teroris Buntut Kontroversi Al-Zaytun
Gerakan NII dan Desakan Dimasukkannya Jadi Organisasi Teroris Buntut Kontroversi Al-Zaytun

Hal ini bertujuan untuk memberikan payung hukum bagi aparat di lapangan untuk melakukan penindakan.

Baca Selengkapnya
Densus Tangkap 7 Terduga Teroris di Sulteng: Aksi Penegakan Hukum yang Berhasil!
Densus Tangkap 7 Terduga Teroris di Sulteng: Aksi Penegakan Hukum yang Berhasil!

Ketujuhnya kini masih menjalani pemeriksaan intensif

Baca Selengkapnya
Teroris JI Serang 2 Polisi di Malaysia, Densus 88 Siap Siaga Monitor Pergerakan
Teroris JI Serang 2 Polisi di Malaysia, Densus 88 Siap Siaga Monitor Pergerakan

Meski begitu, ia memastikan hingga kini belum ada peningkatan eskalasi ancaman teroris di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Total 8 Teroris JI Ditangkap di Sulteng, Ini Peran Masing-Masing Tersangka
Total 8 Teroris JI Ditangkap di Sulteng, Ini Peran Masing-Masing Tersangka

Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri kembali mengamankan satu orang anggota teroris di Sulawesi Tengah Sulteng.

Baca Selengkapnya
10 Terduga Teroris Ditangkap di Solo Raya Bagian Jaringan JI
10 Terduga Teroris Ditangkap di Solo Raya Bagian Jaringan JI

Densus 88 menangkap 10 terduga teroris di Solo Raya

Baca Selengkapnya
Peran 3 Terduga Teroris Ditangkap di Jateng, Rencanakan Aksi Teror hingga Provokasi di Media Sosial
Peran 3 Terduga Teroris Ditangkap di Jateng, Rencanakan Aksi Teror hingga Provokasi di Media Sosial

Ketiga terduga pelaku teroris merupakan jaringan Anshor Daulah yang beroperasi di Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya