Mengaku ajudan Wali Nanggroe Aceh, 3 eks kombatan peras ajudan Wagub
Merdeka.com - Tiga pria bertubuh tegap diringkus pihak kepolisian karena membuat kegaduhan di kantor Gubernur Aceh, Selasa (23/5) sekira pukul 15.45 WIB. Ketiga pemuda itu adalah mantan kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang hendak memeras ajudan Wakil Gubernur Aceh.
Ketiga mantan kombatan itu adalah Mahmud Abubakar (43), warga Gampong Merak, Keude Alue Nireh, Kecamatan Perlak Timur, Kabupaten Aceh Timur. Madarwan Zikri (39), warga Peulawi, Kecamatan Nurus Salam, Kabupaten Aceh Timur. Dan Khairul Azmi (30), warga Gampong Ajun Ayah Handa, Kecamatan Peukan Bada, Kabupaten Aceh Besar.
Ketiga pelaku datang ke kantor Gubernur Aceh menggunakan mobil pribadi. Dua orang menggunakan baju safari berwarna cokelat dan satunya lagi pakaian bebas. Selain melakukan pemerasan, ketiga mantan kombatan ini juga ancam tembak ajudan Wakil Gubernur Aceh.
-
Siapa pelaku penganiayaan? Viral Remaja Pukuli Bocah Lalu Mengaku sebagai Keponakan Mayor Jendera Sekelompok remaja tmenganiaya dan mencaci bocah di Bandung, Jawa Barat.
-
Siapa yang diduga melakukan penganiayaan? Leon Dozan diduga melakukan penganiayaan terhadap Rinoa Aurora Senduk setelah foto dan video dalam tangkapan layar obrolan di Whatsapp terbongkar.
-
Siapa yang menembak ajudan Bos KKB? Ajudan Bos KKB Intan Jaya Basoka Lawiya Ditembak Buntut Bakar Sekolah di Paniai, Senpi Disita Basoka Lawiya, ajudan pimpin KKB Intan Jaya Undius Kogoya di Paniai ditembak mati Satgas Damai Cartenz-2024, Rabu (22/5).
-
Apa yang dilakukan pelaku? Mereka juga meminta Y agar menyerahkan diri agar dapat diperiksa. 'Saya imbau kepada yang diduga pelaku berinisial Y yang sesuai dengan video yang beredar agar menyerahkan diri,' kata Rahman saat dikonfirmasi, Minggu (28/4).
-
Apa yang dilakukan oleh ajudan bos KKB? Basoka Lawiya, ajudan pimpin KKB Intan Jaya Undius Kogoya di Paniai ditembak mati Satgas Damai Cartenz-2024, Rabu (22/5). Penembakan buntut insiden penyerangan dan pembakaran sekolah dan kios warga di daerah itu.
-
Siapa yang melakukan penganiayaan? Seorang bocah berusia 8 tahun di Semarang diduga dibakar teman sepermainannya.
Saat melakukan pemerasan, ketiga mantan kombatan ini juga mengaku sebagai pengawal tertutup Wali Nanggroe Aceh, Malik Mahmud Alhaitar. Pengakuan ini saat ketiga pelaku hendak memeras dan mengancam ajudan Wakil Gubernur dengan meminta uang Rp 200 juta.
Mendapat ancaman seperti itu, kemudian ajudan Sekretaris Daerah (Sekda), Amri langsung menghubungi Panit Jatanras Polda Aceh untuk melaporkan pengancaman yang menimpa Akmal, ajudan Wagub Aceh.
Kemudian Team Resmob Jatanras Polda langsung menuju Tempat Kejadian Perkara (TKP). Saat petugas tiba, ketiga pelaku sempat hendak kabur, akan tetapi kesigapan petugas ketiga pelaku berhasil diamankan di depan kantor Gubernur Aceh.
Ketiga pelaku langsung diikat tangannya ke belakang dan tengkurap di lantai sebelum dibawa ke Mapolda Aceh. Ada beberapa anggota Brimob dan polisi berpakaian bebas membawa senjata laras panjang berjaga-jaga saat usai penangkapan ketiga pelaku.
"Ketiga pelaku itu hendak memeras ajudan Wagub Rp 200 juta. Setela ditangkap ketiga langsung diamankan oleh Subdit III Jatanras Polda," kata Kabid Humas Polda Aceh, Kombes Pol Goenawan.
Sementara itu, Komandan Pengamanan Khusus (Pamsus) Wali Nanggroe Aceh, Khalidin atau akrab disapa Teungku Barat, mengaku sangat menyesalkan aksi pemerasan yang dilakukan segelintir oknum di Kantor Gubernur Aceh.
"Apalagi membawa-bawa nama Pamtup Wali Nanggroe. Ini yang sangat kita sesalkan. Kita hanya meminta ini diluruskan," ujar Teungku Barat.
Dia mengatakan, kalau Pamtup atau pengamanan tertutup itu dari kepolisian. Jadi tak mungkin. Sementara pengamanan khusus atau Pamsus dari KPA memang ada, tapi dilakukan secara bergilir dari semua daerah.
"Artinya melibatkan banyak KPA dari semua wilayah. Yang perlu diketahui, tak ada pengawasan yang bersifat pribadi di kelembagaan Wali Nanggroe. Jadi tolong jangan dikait-kaitkan," kata Teungku Barat lagi.
Menurutnya, apa yang dilakukan oleh oknum di Kantor Gubernur Aceh kemarin, tak ada kaitannya dengan KPA atau kelembagaan Wali Nanggroe.
"Jadi ini murni oknum. Kita sendiri mengecam aksi memalukan ini. Apalagi mereka membawa embel-embel kelembagaan Wali Nanggroe saat ditangkap dan merusak image kelembagaan ini di mata masyarakat," pungkasnya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi menyelidiki dugaan kasus teror ke salah satu komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Jakarta Utara, Abie Maharullah Madugiri oleh orang tak dikenal.
Baca SelengkapnyaPraka RM sempat berbicara dengan ibu korban dan perkataannya sungguh kejam dan tak punya hati.
Baca SelengkapnyaAtas kedekataan angkatan, kata Irsyad, tiga Anggota TNI bersama dengan satu tersangka sipil inisial MS.
Baca SelengkapnyaVideo penganiayaan yang dilakukan pria berkaus merah dan bercelana jins hitam terhadap sopir truk Crude Palm Oil (CPO) viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaAtas perbuatan ajudannya, Bupati meminta maaf. Meskipun sempat melerai tapi tak membuat emosi Daniel mereda.
Baca SelengkapnyaPenculikan terhadap pria berusia 25 tahun itu terjadi pada hari Sabtu, 12 Agustus 2023 lalu di Rempoa, Ciputat Timur, Tangerang Selatan.
Baca SelengkapnyaDalam kasus ini, Laksamana Yudo memastikan akan mengawal langsung proses hukum
Baca SelengkapnyaHj Uma menceritakan detik-detik pertemuannya dengan para tersangka yang ternyata telah mengenalnya.
Baca SelengkapnyaSempat terjadi keributan saat komplotan Praka RM menculik korban
Baca SelengkapnyaWarga Jawa Timur harus waspada karena komplotan pencuri motor dan mobil ini diduga sudah menjadi sindikat
Baca SelengkapnyaAnggota Pasukan Pengamanan Presiden atau Paspampres Praka RM menjadi tersangka kasus penganiayaan yang menewaskan warga Aceh, Imam Masykur.
Baca SelengkapnyaTotal tersangka penculikan dan pembunuhan Imam Maksyur sebanyak enam orang.
Baca Selengkapnya