Mengaku sering ritual topo, Sutarto tak ingin warga menirunya
Merdeka.com - Masyarakat Karanganyar, Solo dibuat terperanga oleh aksi Sutarto (55), warga Kebaksari, Desa Kebak, Kecamatan Kebakkramat, Karanganyar, Jawa Tengah. Dia nekat mengubur diri selama 5 hari di pekarangan rumahnya.
Aksi yang dia sebut sebagai topo ngluweng atau topo pendem tersebut dilakukan untuk mendoakan anak cucunya agar selamat, bahagia dan sejahtera dunia akhirat.
Ritual topo pendhem yang menggegerkan warga tersebut, bukan kali pertama dilakukan Sutarto. Dia mengaku pernah melakukan hal yang sama belasan tahun lalu. Namun saat itu dia hanya mengubur dirinya selama 3 hari di pekarangan yang ada di samping rumah.
-
Apa saja yang dilakukan Maruli Simanjuntak di Gunung Lawu? Di gunung yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur itu, para prajurit TNI AD membersihkan sampah dan melakukan penghijauan kembali setelah beberapa waktu lalu lokasi tersebut terjadi Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla).
-
Apa tradisi unik di Bukit Siguntang? Mereka mengukur panjang tangan menggunakan sebilah bambu lalu ditandai menggunakan karet. Beberapa hari kemudian, mereka akan kembali lagi ke Bukit Siguntang dan mengukur tangannya kembali.
-
Apa tradisi unik di Sumatera Selatan? Salah satunya adalah tradisi unik yang ada di Sumatra Selatan yakni saling bertukar takjil dengan tetangga di sekitar kampung tempat tinggal.
-
Siapa yang pernah bertapa di Gunung Kendali Sodo? Konon, dahulu Presiden Soekarno, Wakil Presiden Mohammad Hatta, dan Presiden Soeharto pernah bertapa di sana.
-
Kenapa orang bertapa di Gunung Kendali Sodo? Pak Rabin mengatakan, sebelum melakukan pertapaan, biasanya para petapa akan terlebih dahulu melakukan pensucian diri.
-
Apa yang dilakukan di gunung? Beberapa di antaranya bahkan menjadi tempat bertapa bagi orang-orang yang mencari berkah, hikmah, atau ilmu.
"Dulu sudah lama sekali saya pernah 3 hari topo ngluweng. Saya juga sering tirakat di puncak Gunung Lawu. Saat melakukan ritual itu, saya sesekali duduk kalau sudah capek. Kadang juga slonjor. Di dalam liang rasanya panas dan sumuk (gerah). Tapi harus saya lakoni (lakukan) demi mendoakan anak dan cucu, biar diberi keselamatan dan kebahagiaan," ujar Sutarto, saat ditemui wartawan, Rabu (10/12).
Meski telah 2 kali melakukan topo ngluweng dan sejumlah ritual lainnya, Sutarto tak ingin, keluarganya atau tetangga dan warga lainnya meniru aksinya tersebut. Bagi dia manusia memang memiliki cara sendiri untuk berdoa dan mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.
"Saya selalu mewanti-wanti agar anak cucu saya dan orang lain tidak meniru yang saya lakukan," pungkasnya. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hingga kini, masih banyak orang yang melakukan pertapaan di sana.
Baca SelengkapnyaDi balik keindahannya, Gunung Guntur memiliki misteri yang tersembunyi.
Baca SelengkapnyaGunung selalu menjadi bagian penting dalam budaya Asia.
Baca SelengkapnyaSeorang pria suku Dayak mengaku tidak mandi selama 3 tahun dan tidak pakai baju selama 10 tahun.
Baca SelengkapnyaSimak kumpulan mitos Gunung Lawu berikut ini yang wajib diketahui sebelum mulai mendaki.
Baca SelengkapnyaRitual 'Tito Bado Odong Gahu' bertujuan mengusir segala hal negatif akibat erupsi besar Gunung Lewotobi Laki-laki yang dampaknya semakin terasa ke masyarakat.
Baca SelengkapnyaRitual sakral ini disebut "Tuba Ile" atau memberi makan gunung.
Baca SelengkapnyaKeberadaan Telaga Buret membuat sejumlah desa di Tulungagung tak pernah alami kekeringan.
Baca SelengkapnyaGunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dengan Malang, Jawa Timur (Jatim) berulang kali erupsi pada Kamis (13/6).
Baca SelengkapnyaMasyarakat juga diminta mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru.
Baca SelengkapnyaAda momen menarik saat sang jenderal menikmati waktu bersama Suku Bunggu di lokasi.
Baca SelengkapnyaBatu itu sempat tidak bisa dipindahkan dari tempat asalnya.
Baca Selengkapnya